48

181 18 5
                                    

Tak mampu menatap yugyeom, Lisa berjalan ke jendela lalu berkata, "Musim ini sungguh menyenangkan, dan selalu ada kegiatan dimana-mana, tapi sepertinya semua orang bekerja terlalu keras untuk bersenang-senang.  Aku akan merindukan London jika aku pergi dari sini, dan aku tahu aku akan berharap dapat kembali lagi, tapi ada sesuatu yang kurang. Ku rasa aku ingin melakukan suatu pekerjaan. Di sini aku merasa gelisah, meskipun aku tidak pernah benar-benar sibuk. Apakah yang ku katakan ini masuk akal?"

"Perkataanmu selalu masuk akal, Lisa,"

Terhibur oleh nada lembut Yugyeom, Lisa membalikkan badan lalu menatap pria itu lurus-lurus. "Paus Alexander berkata bersenang-senang adalah kegembiraan yang dilakukan orang yang tidak bisa berpikir. Aku tidak sepenuhnya setuju dengan pendapatnya. Menurutku bersenang-senang hanyalah untuk bersenang-senang. Kesenangan menjadi tidak terlalu memuaskan kalau kita terlalu berusaha mengejarnya. Yugyeom, apakah kau tidak pernah letih pada semua kesenangan yang tak berguna dan tak pernah berakhir ini?"

"Tahun ini, aku nyaris tak bisa pergi kemana-mana." sambil menggeleng, ia mengibaskan tangannya dan dengan kesal berkata, "Kau tahu, aku biasanya iri pada Mingyu yang memiliki semua ini, rumah, tanah, semua investasinya. Sekarang setelah semua ini menjadi milikku, mereka bagaikan perhiasan yang beratnya satu ton. Terlalu berharga untuk ditinggalkan, dan terlalu berat untuk dipikul. Kau tak kan menyangka berapa beragamnya investasi yang dia miliki atau berapa banyak waktu yang ku perlukan untuk mengetahui apa yang harus ku lakukan terhadap setiap investasi itu. Sewaktu Mingyu mewarisi ini semua, saat itu ia berusia dua puluh tahun, saham Kim sudah cukup besar tapi tidak sebesar sekarang. Dia meningkatkannya hingga sepuluh kali lipat dalam tujuh tahun. Mingyu bekerja seperti kesetanan, tapi dia tetap punya waktu untuk bersenang-senang. Aku sepertinya tidak akan pernah bisa menyeimbangkan waktuku."

"Itukah sebabnya kau selalu tidak mengacuhkan para wanita, yang mengerubungi aku untuk menarik perhatianmu, berusaha mencari tahu kau akan pergi kemana setelah ini supaya mereka juga bisa berada di sana?"

Yugyeom tertawa. "Tidak. Aku tidak mengacuhkan mereka karena alasan yang sama dengan kau saat tidak mengacuhkan para pria. Aku tersanjung, tapi tidak tertarik."

"Apakah tidak ada gadis yang kau anggap cocok selama ini?"

"Satu," aku Yugyeom sambil menyeringai.

"Siapa dia?" desak Lisa.

"Dia putri seorang bangsawan," jawab Yugyeom, ekspresinya menerawang.

"Apa yang terjadi dengannya?" selidik Lisa, "Atau apakah ini terlalu pribadi untuk dibicarakan?"

"Sama sekali tidak. Bahkan ini pun bukan cerita yang menarik. Dia sepertinya menyukaiku sama seperti aku yang menyukai dirinya. Aku melamarnya, tapi orang tuanya ingin menunggu sampai musim debut selesai sebelum menerima lamaran pria yang tak begitu menjanjikan seperti aku. Kau tahu, pria dari keturunan terhormat, dari keluarga baik-baik, tapi tidak punya gelar, dan tidak punya kekayaan seperti aku? Jadi kami sepakat untuk merahasiakan perasaan kami sampai akhir musim."

"Lalu bagaimana seterusnya?" tanya Lisa, merasa Yugyeom ingin membicarakan itu.

"Lalu seseorang yang mempunyai gelar, kekayaan, serta kediaman di lokasi elegan melihatnya. Pria itu mengajaknya berdansa di beberapa pesta, mengunjunginya satu atau dua kali, Jihyo jatuh cinta padanya begitu saja."

Suara Lisa merendah menjadi bisikan penuh simpati. "Jadi dia menikah dengan pria itu dan bukan denganmu?"

Yugyeom terkekeh dan menggeleng. "Bagi bangsawan itu, selingan bersama Jihyo tak ada artinya selain taktik menggoda yang konyol, hampa dan tanpa tujuan."

"Pria itu, pria itu bukan Mingyu, bukan?" tanya Lisa merasa agak mual.

"Dengan senang hati ku katakan bukan dia."

Something Wonderful (GYULIS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang