CHAPTER 31

29 6 2
                                    

Zeya keluar dari walk-in closet dengan pakaian kasualnya. Ia kemudian duduk di tepi kasur sambil mengutak-atik ponselnya. Gadis itu mengerutkan dahinya ketika semua temannya tidak ada yang bisa diajak keluar.

"Lo kan punya cowok, Zey. Ajak dia lah, gue lagi ada acara keluarga," begitulah isi voice note dari Jissa. Sedangkan Chenzi, cowok itu sedang berkencan. Zeya tentu tidak mau menjadi pengganggu di antara mereka.

Tanpa pilihan lain, ia akhirnya memilih mengirim pesan kepada Revan. Semoga cowok itu tidak sedang sibuk, pikirnya.

Zeya |
Lagii di mana??

| Revan
Bimbel.

Zeya |
Kapan selesainya?

| Revan
Bentar lagi, kenapa?

Zeya |
Mau night ride :((

| Revan
Oke, nanti gue jemput.

Zeya |
Ehh, gak usah. Gue bawa motor sendiriii.

| Revan
Emangnya lo punya motor?

Zeya |
Ada kok. Sharelock aja nanti gue kesitu.

| Revan
Are you sure?

Zeya |
Iyaaaa.

| Revan
Oke. As you wish, pretty girl.

Zeya tersenyum setelah membaca pesan terakhir Revan. Ia lalu menyambar sling bag yang terletak di atas nakas dan berjalan keluar kamar. Tujuannya kini adalah kamar Haren. Hanya butuh waktu sebentar bagi Zeya untuk sampai di depan pintu kamar Haren, karena kamarnya memang terletak di samping kamar Zeya.

Seperti kakak pada umumnya, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Zeya langsung masuk ke dalam kamar yang ternyata tidak terkunci. Begitu masuk, ia mendapati banyak barang tergeletak di lantai. Sang empu kamar terlihat sedang mencari sesuatu di laci bawah tempat tidur.

"Mau ke mana, Ren?" tanya Zeya sambil menghampiri Haren.

Haren menoleh sekilas. "Mau hiking lah. Lo ngapain kesini?" balasnya sambil kembali mengobrak-abrik isi lacinya.

"Kunci motor Pak Juki, lo taruh mana?"

Pak Juki adalah tukang kebun yang setiap hari merawat dan membersihkan halaman belakang rumah mereka. Biasanya, Pak Juki akan meninggalkan motornya jika ia menginap di sini. Maka dari itu, Zeya bertanya kepada Haren, karena anak itu suka memakai motor Pak Juki untuk pergi ke rumah temannya.

"Tuh, ada di atas meja." Haren menunjuk meja belajarnya yang terletak di belakang Zeya.

"Oke."

Zeya membalikkan tubuhnya dan mendekati meja belajar Haren. Ia mengambil kunci motor berbandul ornamen Jogja tersebut. Di sebelah meja belajar Haren terdapat jajaran Hot Wheels yang dikoleksi oleh adiknya itu.

"Lo mau ngajak Ozzy juga?" tanya Zeya saat melihat anjing Haren yang tertidur di karpet berbulu.

Haren hanya berdeham sebagai jawaban. Zeya kemudian memilih keluar dari kamar Haren untuk menuju garasi rumahnya.


✩₊˚.⋆☾⋆⁺₊✧




Zeya Zeya menghentikan motor vario putih yang dikendarainya di depan Brain'sA, sebuah tempat bimbel yang terkenal di kotanya. Tidak heran jika tempat ini selalu ramai peminat. Meski biaya bimbel di sini tidak murah, banyak orang tua yang tetap bersikeras mendaftarkan anak-anak mereka. Tentu saja, sebagian besar dari mereka melakukannya demi status sosial, ajang pamer prestasi anak-anak mereka.

Echoes of Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang