42

211 52 4
                                    

Setelah selesai menunaikan hasrat buang air kecilnya, taehyung keluar dari bilik toilet. Berjalan menuju wastafel guna membasuh kedua telapak tangannya. Sesekali ia akan bercermin, memeriksa penampilannya agar terlihat selalu rapih dan tampan.

Drrtt...drttt...

Alis taehyung terangkat, ia mematikan keran, mengambil beberapa tisue lalu mengelap kedua tangannya yang basah sebelum mengangkat ponselnya.

"Wae?"

"Berhati-hatilah, aku memeriksa cctv dan melihat ada mobil yang mengikutimu setelah menjemput si kembar"

Taehyung, pria bermata safir itu menggeram rendah. Ia mematikan sambungannya sepihak dan keluar dari sana dengan cepat. Perasaannya cemas, ia takut pria itu ada di restoran yang sama dengannya.

Tapi baru saja ia menginjakan kakinya di ruangan tempat ia duduk, safirnya menatap seorang wanita yang sedang memegangi anaknya, daejung. Bola matanya bergulir, menatap si manis yang terduduk memeluk daehyun tak jauh dari daejung berdiri. Pandangannya menggelap, aura dominannya ia keluarkan yang seketika membuat ruangan itu terasa sesak.

"Ku patahkan tanganmu saat ini juga, jika berani melukai keturunanku!"

Semua orang menoleh, termasuk yoongi dan si kembar. Taehyung berjalan pelan, semua orang yang di lewati kaki itu terasa meremang seolah berhadapan dengan dewa kematian.

"Berani sekali kau menyentuh putraku" ucapnya santai dengan senyum menawan, tapi tidak dengan mata yang memancarkan kebencian serta tangan yang menggenggam erat lengan wanita itu untuk merebut sumpit.

Pria dewasa itu menoleh pada si kecil, senyumnya masih ada tapi tidak seperti sebelumnya. Geraman tertahan terdengar, dan kembali menatap wanita di hadapannya yang sekarang sedang berusaha melepaskan tangannya.

"Boy, apa kau mau mengatakan apa yang sedang terjadi pada daddy?"

Daejung tersenyum, manis sekali...sampai para pengunjung disana terpesona. Si kecil menyilangkan kedua tangannya di dada, lalu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi yang membuat amarah taehyung semakin bergejolak. Apalagi saat mendengar jika sang istri di tampar dan di tendang hingga tersungkur.

"Ah...jadi wanita ini membuat istri dan anakku terluka? berani sekali"

"Aww...yyak! lepaskan aku" rontanya, saat taehyung semakin mengeratkan genggaman tangannya.

PLAK!

Semua orang menahan nafas saat tamparan kencang dilayangkan taehyung sampai membuat wanita itu tersungkur, sedangkan yoongi mengeratkan pelukannya dengan mata terpejam. Taehyung dalam mode seperti ini sangatlah menakutkan, dan ia harus sebisa mungkin mengontrol dirinya sendiri agar tidak terserang panik.

"Bangun!"

Wanita itu menggeleng kuat, pipinya merah padam dengan sudut bibir terluka. Tubuhnya ia bawa mundur, yang semakin membuat taehyung murka.

Sret!

PLAK!

"Berani!"

PLAK!

"Sekali"

PLAK!

"kau!"

PLAK!

"Menyakiti istri dan anakku, jalang!!" teriak taehyung di depan wajah wanita itu yang kini hampir kehilangan kesadaran

"Kau sudah mengambil langkah yang salah, berani melukai istriku, menghinanya dengan kata-kata kotormu itu, dan kau harus menerima akibatnya"

"ARRRRGHHHHHH!!!!"

Semua pengunjung disana menatap ngeri pada taehyung yang dengan santainya mematahkan tangan si wanita yang berani melukai miliknya.  Pemimpin mafia itu menyeringai, mengangkat tangan yang lunglai itu keatas, dan langsung ia jatuhkan ke bawah.

"A-aku akan laporkan hiks...aku akan melaporkanmu!!!" ucap wanita itu histeris

"Cobalah"

Setelah mengatakan itu, taehyung menatap semua orang yang ada di restoran itu dengan safir tanpa emosi. Semuanya nampak memalingkan wajah, takut akan dirinya.

"Berpura-puralah tidak melihat apapun, atau kalian akan berakhir sama seperti jalang murahan ini" ucapnya datar, penuh penekanan dan mutlak tak ingin terbantahkan.

Ia berbalik, berjalan mendekati si manis yang bergetar memeluk daehyun. Tatapannya menyendu, ia yakin suasana hati istri kecilnya itu tidak baik-baik saja sekarang.

"Sayang..." panggilnya lembut, kedua lengannya menyentuh pundak sempit itu untuk menyalurkan ketenangan.

"Maafkan aku, maaf karena meninggalkanmu"

Yoongi mulai terisak, yang membuat hati taehyung teriris. Dengan gerakan lembut, ia menarik yoongi untuk di peluk lalu mengelus punggungnya menenangkan.

"A-aku tak berguna hiks...maafkan aku, aku cacat....tak berguna...hiks...maaf....tolong maafkan aku" yoongi mulai meracau, meremat baju taehyung dengan erat.

"Syuutt...jangan bicara omong kosong, kau berguna, sangat...dan yang paling penting kau luar biasa sayang"

Yoongi tak mendengarkan, ia terus meracau 'cacat dan tidak berguna' dengan nafas yang mulai tak beraturan. Taehyung bahkan terus memberi intruksi pada si manis untuk mengikuti arahannya, tapi sepertinya yoongi sudah terserang panik.

"Maaf...tolong jangan tinggalkan aku, ahjussi"

"Apa maksud_hey sayang! buka matamu! yoongi, kim yoongi!" taehyung panik, segera saja ia bangkit dengan si manis di gendongan bridalnya. Berjalan tergesa dengan tatapan tajam melewati para pengunjung, keluar dari sana meninggalkan kekacauan dan seorang  pria berbaju serba hitam yang memandang meja tempat mereka sebelumnya makan.

'Siapa dia sebenarnya? kenapa begitu sangat berani'





"Daddy, mommy tidak apa-apa kan?" tanya daehyun cemas, melihat si manis yang duduk dengan kursi mobil yang sedikit diturunkan ke bawah agar nyaman bersandar.

Setengah wajahnya terhalang oksigen portable yang daejung pegang untuk menormalkan nafas sang mommy.

"Mommy mu tidak apa-apa, hanya butuh istirahat" jawab taehyung, dengan sebelah tangan mengelus pungung tangan si manis, sedangkan sebelahnya fokus pada kemudi.

"Mommy berkeringat banyak"

Dengan lembut, daehyun mengelap keringat di pelipis yoongi menggunakan jemari mungilnya. Hati si kecil merasa teriris, baru kali ini ia melihat sang mommy dalam kondisi seperti ini.

"Daddy, kenapa kau tidak membunuhnya tadi? padahal ada pisau, sumpit dan garpu" tanya daejung penasaran

"Daddy ingin, sangat malahan. Tapi disana banyak orang, dan ada seseorang yang mengawasi daddy. Daddy tidak bisa gegabah boy, ini juga untuk kebaikan kalian"

Daejung diam, menatap lekat pada wajah cantik sang mommy di hadapannya. Ia mengecup pelipis yoongi dengan sayang, lalu tersenyum

"Jika aku sudah besar, aku janji akan menjagamu. Siapapun orangnya, seberapapun jumlahnya, aku akan tetap menjagamu mommy, jungie janji" ucap daejung dengan safir yang perlahan mendatar, berjanji pada dirinya sendiri akan keselamatan orang yang di sayanginya.

Sedangkan taehyung yang mendengar itu tersenyum, mengeratkan genggamannya pada tangan si manis.

'Jangan khawatir sayang...kami menyanyangimu'










Halloha
Vomment!
Next?

THE KIM'S ( TAEGI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang