37

262 49 5
                                    

Tehyung benar-benar menepati janji nya untuk membelikan permintaan si kembar, terbukti dari wajah kesenangan si kecil menatap pada benda yang mereka inginkan. Action figure dan katana asli terpajang indah di kamar mereka, Daehyun mendongkak, tersenyum lebar pada sang daddy.

"Terima kasih daddy, hyun menyukainya"

"Sama-sama boy" balas taehyung sembari mengusak rambut hitam daehyun

"Padahal hyun cuma minta action figure nya satu, tapi daddy membeli semuanya. Aaaaaaa hyunie senang sekali"

Taehyung tersenyum geli melihat reaksi si kecil, lalu mencubit kedua pipinya gemas "Tidak apa-apa, biar sekalian"

Daehyun mengangguk riang, berterima kasih lagi pada sang daddy kemudian berjalan mendekat untuk memainkan action figure pokemon nya.

Taehyung menoleh ke samping, menatap daejung yang diam memandangi katana nya. Ia berjalan mendekat, lalu berjongkok di depannya.

"Bagaimana, apa jungie suka?"

"Hm, apa boleh jungie gunakan?"

Pria dewasa itu diam, lalu menggelengkan kepalanya dengan raut serius "Tidak untuk sekarang, boy"

Si kecil berdecak kesal, tanpa memperdulikan sang daddy ia bangkit kemudian mengambil katana yang lumayan berat itu dengan kedua tangan kecilnya.

"Kenapa tidak boleh sekarang?" tanya nya tanpa menoleh

"Karena kau masih kecil, dan itu senjata tajam boy. Daddy tidak ingin mengambil resiko jika mengajarimu"

"Tapi jungie bisa memainkannya dengan baik dad" balas daejung, menatap sang daddy dari ujung mata kucingnya.

Taehyung menghela nafas panjang, bergerak mendekati si kecil lalu memegang kedua pundak sempitnya sedikit menekan.

"Dengar, memainkan katana butuh keahlian khusus, mereka yang memainkan katana tidak asal mengayunkan tangan, mereka punya skill, mereka punya insting, dan kau harus mengasah itu semua" jelas taehyung dengan safir tanpa emosi

"Jika kau masih kekeh ingin memainkannya, maka jangan salahkan daddy jika tubuhmu ikut terluka karena ulahmu sendiri"

"Tunggu beberapa tahun lagi, maka daddy akan mengjarimu, kim daejung"

Si kecil terdiam, menatap daddy nya yang dalam mode master vante nya. Salah satu sudut bibirnya terangkat, membentuk senyuman miring yang sialnya malah menambah kadar keimutan di mata taehyung.

"Baiklah daddy, jungie mengerti"

"Good boy" puji taehyung mengelus pelan kedua pundak mungil si kecil.

"Kalau begitu kalian bermainlah, daddy harus membujuk mommy mu karena merajuk"

Kedua anak kecil itu mengangguk, membiarkan sang daddy melangkah keluar dari kamar mereka untuk membujuk sang mommy yang merajuk karena pria tan itu membelikan katana untuk daejung.

Ya, biarkanlah pria tampan itu membujuk ratunya.

Taehyung berjalan menuruni tangga, mengerutkan keningnya saat beberapa maid berdiri di pintu masuk dapur. Ia melangkah mendekat, dengan kedua tangan di masukan ke dalam celana bahannya lalu bertanya dengan nada datar.

"Kenapa kalian disini?"

Mereka terlonjak, segera membungkuk sopan pada sang master. Salah satu maid mengambil satu langkah lalu menjawab dengan nada sopan.

"Young master memasak, dan melarang kami untuk mendekat"

Pupil mata taehyung langsung melebar, dengan tergesa memasuki dapur untuk melihat kesayangannya.

"Sayang!" panggil taehyung pada si manis yang sibuk memasak dengan kursi roda.

Sedangkan yang di panggil hanya diam, fokus pada kegiatannya memotong sayuran. Karena kesal pada si pria tan, jadilah ia memotong dengan geram hingga terdengar bunyi memotong yang begitu amat sangat menyeramkan di telinga taehyung.

Ia menelan ludah gugup, berjalan mendekat lalu merebut pisau dari tangan si manis dengan lembut.

"Kembalikan!"

"Tidak akan" ucap taehyung lalu menjauhkan benda tajam itu dari kesayangannya.

Yoongi mengepalkan tangannya kesal, dan memilih untuk abai dan mengaduk sup yang ia buat. Namun karena posisinya terlalu pendek, pergelangan tangannya bersentuhan dengan panci panas itu yang membuatnya memekik.

"Akh!"

Taehyung melotot, segera berjongkok dan menggenggam lengan si manis yang baru saja terkena panci. Baru saja ingin meniupnya, si manis menarik tangannya yang membuatnya bingung.

"Aku bisa sendiri" ucap yoongi, membalikan kursi rodanya lalu pergi dari sana untuk ke kamar

Taehyung mengela nafas panjang, menatap si manis yang perlahan menghilang dari balik pintu dapur. Sedih sekali rasanya di abaikan seperti ini, eum....tapi ini salahnya juga sih karena terus kekeh membelikan si kecil senjata tajam.

Pria tan itu memutuskan untuk menyusul, tak lupa juga membawa kotak p3k di tangannya untuk mengobati lengan si kesayangan.

Cklek!

Yoongi tak menoleh, tetap diam dalam posisinya dengan hazel menatap ke luar jendela. Ia bahkan tak berniat menggerakan kursi rodanya saat mendengar langkah kaki mendekatinya.

"Sayang"

Yoongi hanya diam, jemarinya bertaut di atas paha yang membuat taehyung sedih. Pria tan itu berjongkok, meraih lengan si manis yang terluka dengan lembut dan untungnya tidak menolak.

"Kenapa memasak hm? bukankah aku sudah melarangmu?" tanya taehyung sembari mengoleskan salep pada luka bakar si manis.

"Lihatkan, kau jadi terluka sekarang"

Yoongi tetap tak merespon, pandangannya masih mengarah keluar yang semakin membuat taehyung sedih. Ia menghela nafas pelan, membalut luka sang istri dengan kain kasa halus.

Setelah selesai, ia raih tangan yang satunya lalu di kecup lembut.

Chup!

"Maafkan aku ya" lembut taehyung, mendongkak menatap cintanya

"Aku tak bermaksud membiarkan anak-anak bermain dengan senjata tajam, a-aku hanya menuruti permintaannya saja"

"Lagipula aku sudah menasehati daejung tadi untuk jangan bermain-main dengan katana itu"

"Sayang..."

"Bagaimana kalau dia memainkannya? kita tidak akan pernah tau" ucap yoongi, menatap suaminya dengan manik berair.

Ia khawatir dan cemas, berbagai fikiran negatif selalu menghantuinya semenjak permintaan daejung terucap. Bagaimana jika si kecil memainkan benda itu? bagaimana jika anak nya itu terluka? dan bagaimana jika dia melukai orang lain? dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan di dalam fikirannya. 

"A-aku takut dia menyakiti orang lain, aku takut dia terluka taetae" lirihnya

Taehyung segera menggeleng, mengelus lembut kedua punggung tangan si manis dengan sayang untuk menyalurkan ketenangan.

"Tenanglah, aku sudah menasehati daejung untuk tidak bermain-main dengan katana nya , dan dia patuh" ucap taehyung

"Mungkin dia patuh di depanmu, bagaimana kalau dibelakangmu? kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi, ahjussi"

Pria tan itu diam, menatap cintanya yang kini memasang wajah cemas. Ia berlutut, lalu memeluk tubuh mungil itu tak terlalu erat.

"Tenanglah, aku akan mengurus semuanya. Jangan khawatir hm?"

Yoongi tak menjawab, memilih membalas pelukan pria dominan itu dengan erat. Menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher prianya, menghirup aroma parfum yang sungguh menenangkan. Setidaknya sedikit menghilangkan rasa gundahnya.

Chup!

"Maaf karena membuatmu cemas, baby"











Halloha
Vomment ya
Next?
TBC.

THE KIM'S ( TAEGI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang