Bab 19

408 45 6
                                    

***

Terlihat oniel masih berada dirumah chika setelah tadi ia diminta untuk mengantarkan chika karna tangan dan lututnya yang sakit.

Setelah melalui banyak perdebatan akhirnya oniel mau mengantarkan chika meski dengan perasaan terpaksa.

"Masuk dulu." Ajak chika.

"Gk.. gue langsung pulang aja." Ucap oniel.

"Gk ada penolakan." Tegas chika.

Chika benar benar memaksa oniel, sedangkan yang dipaksa hanya menghela nafasnya lelah dan mau tak mau ia harus menuruti keinginan chika.

Oniel pun ditarik dengan paksa oleh chika hingga akhirnya oniel kini duduk diruang tamu sedangkan chika pergi untuk mengambil kotak P3K.

Setelah menemukan barang yang ia cari akhirnya chika kembali keruang tamu menghampiri oniel yang duduk sendiri disana.

"Sini."

Oniel yang bingung dengan maksud chika, ia hanya mengerutkan dahinya sambil menatap chika.

"Hah.. tangan lo.. sini, gue mau bersihin darah yang kering ditangan lo itu." Ucap chika sambil menghela nafasnya lelah.

Merasa tak ada pergerakan, chika pun menarik tangan oniel kemudian membersihkan bekas darah itu dengan tissu basah.

Setelah tangan oniel bersih chika melihat ternyata ada sedikit luka gores dipunggung tangan oniel. Chika pun mengobati luka itu dengan telaten dan setelah selesai kini ia beralih pada luka yang ada disudut bibir oniel.

Chika pun lebih mendekatkan dirinya supaya lebih mudah untuk mengobati luka oniel itu.

"Lo mau ngapain?" Kaget oniel.

"Udah nurut aja napa sih!? Susah bener orang mau ngobatin luka lo aja." Kesal chika.

Oniel pun merebut kotak P3K yang chika gunakan dan hendak mengobati lukanya sendiri.

"Gk usah.. gue bisa sendiri." Ucap oniel sambil merebut kotak p3k.

Oniel membersihkan luka disudut bibirnya itu dengan susah payah. Sedangkan chika yang melihat itu menjadi geram karna menurutnya oniel terlalu lama.

"Ck.. udah sini." Ucap chika yang kesal sendiri.

Chika kembali merebut kotak P3K miliknya itu kemudian membersihkan luka disudut bibir oniel lalu mengobatinya.

Saat chika mengobati lukanya, oniel hanya memejamkan matanya sambil meremas sofa yang tak bersalah untuk menyalurkan rasa perih yang ia rasakan.

"Dah beres." Ucap chika.

Oniel pun membuka matanya dan melihat wajah chika yang begitu dekat dengan wajahnya. Keduanya terlihat saling menatap satu sama lain selama beberapa saat.

"Cantik." Batin salah satu dari mereka berdua, atau malah keduanya.

Setelah beberapa saat bertatapan, tiba tiba dering telfon terdengar dari hp chika hingga membuat keduanya tersentak kaget.

Setelah menetralkan dirinya, chika pun melihat siapa yang menelfonya kemudian segera mengangkat telfon tersebut.

Pov telfon on..

"Hallo chik?"

"Iya, hallo ci? Kenapa?"

"Kenapa? Kamu dimana? Bukanya tadi kamu ci gre suruh pulang buat ambil keperluan?"

Dibawah Bintang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang