Bab 15

427 55 4
                                    

***



Saat ini gita dan marsha sedang diperjalanan menuju kerumah mereka. Selama diperjalanan terlihat marsha yang diam dengan isi fikiranya dan gita yang fokus pada kemudi motornya.

Keheningan menyelimuti perjalanan kedua kakak beradik itu. Bahkan hingga mereka sudah sampai dirumah pun mereka masih saling diam dan pergi ke kamar mereka masing masing.

Terlihat marsha yang baru saja masuk kekamarnya, ia langsung merebahkan tubuhnya pada kasur empuk miliknya itu.

Huftt..

Marsha pun memejamkan matanya sejenak kemudian ia beranjak menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badanya dan berganti pakaian.

Setelah beberapa saat, akhirnya marsha keluar dari kamar mandi. Ia duduk disofa yang ada dikamarnya sambil memainkan ponselnya.

Marsha melihat foto foto lama yang tersimpan rapi digalery hpnya. Foto foto dirinya dengan saudara serta kedua orang tuanya.

Saat marsha melihat foto foto itu, ada berbagai ekspresi yang ditunjukan ada kalanya marsha tersenyum, sedih, rindu bahkan ia juga meneteskan air matanya saat mengingat moment moment indah dulu.

Setelah selesai dengan itu semua marsha pun menaruh ponselnya disofa sebelahnya kemudian ia memejamkan matanya sambil menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa.

Cukup lama ia berada diposisi seperti itu hingga akhirnya ia teringat sesuatu dan segera ia menghapus air matanya dan pergi dari kamarnya.

Marsha pergi menuju kekamar gita namun ia tak menemukan kakaknya itu disana. Marsha pun mencari kakaknya namun tak kunjung ketemu hingga akhirnya ia melihat pintu kamar oniel yang sedikit terbuka.

Marsha pun mendekat kekamar oniel dan dengan perlahan ia buka. Saat pintu terbuka marsha melihat gita yang tengah tidur disofa dengan mengenakan seragam milik oniel.

Marsha pun mendekat dan hendak membangunkan kakaknya itu namun ia mengurungkan niatnya saat ia menyentuh wajah kakaknya itu yang ternyata sedang demam.

Marsha pun segera turun untuk mengambil air dingin untuk mengompres gita. Gita yang merasa terusik pun segera bangun dari tidurnya hingga membuat marsha sedikit kaget.

"Astaga kak gita." Kaget marsha.

Gita mengambil kompres yang terpasang di keningnya kemudian menaruhnya. Marsha yang melihat itu sedikit kesal karna kakaknya yang satu ini paling sulit diatur.

"Kenapa dilepas? Kak gita lagi demam." Tanya marsha.

"Gk usah.. gue gpp." Ucap gita dingin.

"Ck.. udah nurut aja napa sih!? Susah banget." Ucap marsha dengan nada dingin.

Marsha pun kembali menidurkan gita dengan sedikit memaksa dan kembali memasang kompresan pada kening gita.

Gita yang diperlakukan seperti itu tentu kesal namun ia tetap menurut karna ia tau adiknya yang satu ini tidak akan menyerah dan akan melakukanya meski harus memaksa sekalipun.

Gita pun kembali memejamkan matanya dengan rasa kesal dan tak lama ia pun tertidur kembali. Sedangkan marsha terus melakukan kegiatanya yaitu mengompres kakaknya dan mengganti kompresanya.

Setelah cukup lama marsha pun mulai ngantuk dan ikut tidur dengan posisi duduk. Setelah beberapa saat merasa tak ada pergerakan sama sekali, gita pun membuka matanya dan melihat marsha yang tidur disampingnya dengan posisi duduk.

Gita pun menaruh kompresan yang menempel di keningnya kemudian beranjak dari sana dan hendak pergi. Baru saja gita memegang gagang pintu, tiba tiba marsha terbangun.

Dibawah Bintang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang