Bab 31

414 50 4
                                    


***


Terlihat seorang gadis tengah menatap kearah luar, tepatnya pada sebuah mobil yang baru keluar dari area rumah sakit.

Dari balik jendela salah saru ruang rawat, gadis itu melihat mobil kakaknya yang pergi meninggalkan rumah sakit.

Jujur ia penasaran, kenapa kakak dan adiknya itu ada dirumah sakit, tentu saja ia tak semudah itu percaya akan ucapan kakak dan adiknya tadi.

Namun gadis itu tak ingin memikirkan hal itu lebih dulu, ia kini mengalihkan pandanganya menatap sahabatnya yang kini tengah tertidur karna efek obat yang diberikan oleh dokter.

"Lo lagi mikirin ci shani sama marsha.. git?" Tanya adel.

"Dikit.. tapi bodo amat lah." Jawab gita santai.

Adel hanya memutar bola matanya malas, melihat sikap temanya ini sungguh menyebalkan.

"Kalo lo khawatir.. bilang aja." Ucap adel malas.

"Gk ada yang perlu gue khawatirin dari mereka." Balas gita datar.

"Serah lo deh."

Setelah percakapan singkat itu, tiba tiba gita melangkahkan kakinya menuju kearah pintu ruangan tersebut. Karna penasaran, adel pun akhirnya bertanya pada gita untuk memastikan kemana perginya temanya itu.

"Lo mau kemana?" Tanya adel.

"Ada urusan.. lo disini aja tunggu zee bangun.. kalo ada apa langsung kabarin gue." Ujar gita.

Mendengar jawaban dari gita, adel pun sudah tau kemana gita akan pergi. Ia hanya mengangguk kemudian berucap memberi pesan pada gita.

"Ya.. hati hati.. jangan terlalu nekat." Pesan adel pada gita.

Gita terus berjalan sambil mengangkat tanganya sekilas guna menanggapi ucapan adel barusan.

Setelah gita tak terlihat lagi, adel pun hanya menghela nafasnya berat kemudian menatap kearah cendela sambil berharap tak terjadi hal buruk pada temanya itu.

"Gue harap lo gk berlebihan git." Gumam adel pelan.

Setelah itu adel pun bangkit dari duduknya kemudian berjalan menuju sofa yang ada diruangan tersebut. Setelah adel duduk disofa tersebut, ia pun segera menyandarkan tubuhnya sambil memejamkan matanya.

Setelah nyaman dengan posisinya dan bersiap untuk tidur, tiba tiba adel mendengar suara rintihat yang berasal dari bangsal.

Adel yang enggan untuk bergerak, ia hanya melirik sekilas pada zee yang baru sadar dan tengah meringis kesakitan. Setelah melihat zee yang sudah sadar, adel pun kembali memejamkan matanya sambil berucap pada zee..

"Sadar juga lo? Gue kira nyicil mati." Celetuk adel.

Zee yang mendengar ucapan dan reaksi dari adel, ia hanya menatap kesal pada temanya yang satu ini.

Bagaimana tidak kesal, mulai dari sambutanya, reaksinya, apa lagi saat melihat tingkah santai dari temanya itu sungguh membuatnya merasa kesal.

"Emang anjing nih bocah.. tau gini, mending gue bangunya entar aja deh.. dari pada liat babi modelan kayak dia." Gumam zee pelan namun masih terdengar oleh adel.

"Kalo kata gue sih.. mending gk usah bangun sekalian." Ucap adel santai.

"Lo ngomong sekali lagi, gue abisin lo bangsat." Kesal zee.

"Dih.. gerak aja susah.. sok soan pengan ngabisin gue?" Ledek adel.

"Ner bener ya lo-" ucap zee.

Dibawah Bintang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang