Bab 21

360 44 7
                                    


***



Pagi hari.

Sinar matahari mulai membat masuk melalui celah celah kecil hingga membuat dua orang yang tengah tertidur itu sedikit terusik.

Gadis yang lebih tua itu akhirnya terbangun dari tidurnya dan melihat adik kecilnya yang tertidur disebelahnya. Adiknya itu tidur dengan menyandarkan kepalanya pada pundaknya dan dapat ia lihat bagaimana wajah lelah adiknya itu.

Seukir senyuman tercetak pada wajah ayu nya saat ia melihat adiknya itu yang mulai terusik dari tidurnya.

Tak berselang lama, gadis yang lebih muda itu membuka matanya kemudian mengerjapkanya. Setelah nyawanya sedikit terkumpul, gadis itu mengitarkan pandanganya dan berhenti ketika melihat kakak sulung yang ada disampingnya itu.

Dengan muka bantal, pipi yang berbentuk seperti bakpao dan mata yang masih sipit, gadis itu tersenyum manis menatap cicinya itu. Sungguh lucu sekali bukan?

"Selamat pagi cici cani." Sapa marsha dengan nada khas bangun tidur.

Shani semakin tersenyum mendengar ucapan marsha barusan. Karna tak bisa menahan gemasnya pada adik bungsunya itu, dengan sengaja shani memainkan pipi adiknya itu.

"Pagi dedek sayang." Balas shani lembut sambil memainkan pipi marsha.

"Aaaa... Cici.." rengek marsha.

"Hahaha.. maaf ya.. abisnya kamu gemes banget." Ucap shani gemas pada adiknya.

"Gk tau.. pokoknya aku mau ngambek sama cici." Ucap marsha sambil cemberut.

"Utututu.. jangan ngambek dong.. salah siapa punya pipi yang gemesin kayak gitu?" Ujar shani.

Karna kesal marsha pun memalingkan wajahnya sambil terus cemberut. Dan hal itu bukanya membuat shani takut tapi malah jadi semakin gemas pada adiknya itu.

Shani pun langsung memeluk marsha dan menguyel uyel pipi adiknya itu hingga sang pemilik pipi menjadi kesal dan hanya bisa ngerengek saja.

"Aaaa.. cici.. lepasin, aku mau kekamar." Rengek marsha.

"Cium dulu dong." Ucap shani sambil menunjuk pipinya.

Cup..

Setelah marsha mengecup pipi shani, marsha pun kembali kekamarnya untuk bersiap siap pergi kesekolah. Sedangkan shani kini beranjak dari sana dan berjalan menuju dapur.

Semalam si sulung dan si bungsu tertidur diruang keluarga.

Shani masih dengan kesibukanya menyiapkan sarapan dan menata makanan dimeja makan untuk adik adiknya itu. Dan tak berselang lama datanglah marsha yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya turun menghampiri shani.

"Cici.." sapa marsha dari arah tangga.

"Kamu udah selesai siap siap?" Tanya shani.

"Udah ci.. sini biar macha bantu nyiapin sarapan." Balas marsha.

"Ya udah.. nih."

Akhirnya marsha pun membantu shani menyiapkan makanan dan tak lama semuanya sudah tertata rapi dimeja makan. Shani pun ikut duduk dimeja makan dan bersiap memulai sarapan.

Baru saja shani dan marsha mau mengambil piring, tiba tiba terdengar suara langkah kaki terdengar meneruni tangga.

Shani dan marsha pun mengalihkan pandanganya dan melihat gita yang sudah siap dengan seragam sekolahnya yang belum rapi dan hanya menyangklong sebelah tasnya saja. Sungguh menggambarkan sikapnya yang nakal dan bandel.

Dibawah Bintang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang