Bab 7

535 57 3
                                    

***



Siang ini chika sedang berada ditaman setelah tadi chika dari rumah sakit untuk menjenguk christy. Chika duduk sendirian dibangku taman yang berada dibawah pohon yang rindang.

Pandanganya menatap lurus kedepan dimana ada dua anak kecil yang sedang bermain dengan gembira. Kedua anak kecil itu terlihat sangat bahagia, melihat hal seperti itu membuat air matanya menetes saat ia mengingat kondisi adiknya saat ini.

Ingin sekali chika bermain dengan adiknya seperti kedua anak kecil itu, namun saat ini ia harus kuat saat melihat bagaimana kondisi adiknya yang terbaring dirumah sakit.

Kilatan bayang bayang tentang kejadian malam itu tiba tiba muncul dikepala chika. Seketika hatinya panas saat mengingat kejadian malam itu. Emosinya tiba tiba memuncak, hatinya terasa hancur. Ia merasa bersalah pada christy karna ia sudah meninggalkan christy waktu itu.

Chika tak pernah bisa melupakan kejadian malam itu, meski ia tak tau bagaimana wajah orang itu namun tatapan matanya tak bisa ia lupakan. Tatapan mata itu sudah melekat pada otak, fikiran bahkan di hati chika.

Tatapan tajam dan dingin dari orang itu sudah bisa menggambarkan bagaimana sifat yang dimilikinya. Hanya satu yang ada dihati dan fikiranya saat ini yaitu membalas dendam pada orang itu.

Chika selalu mengingat mata itu hanya karna ia ingin balas dendam padanya. Tatapan mata yang menyiratkan kebenciat terpancar saat ia menatapnya waktu itu.

Saat ia mengingat mata itu, hal itu membuatnya semakin emosi, bahkan jika orang itu muncul dihadapanya sekarang chika pasti akan langsung membunuhnya detik ini juga.

"Lo pasti akan membayar semua hal yang sudah lo lakukan." Gumam chika.

"Jangan harap lo bisa lolos gitu aja.. bahkan kalo lo bersembunyi dineraka sekalipun gue akan tetap ngehukum lo." Lanjutnya.

Chika pun mengusap air matanya dengan kasar kemudian memejamkan matanya untuk menenangkan dirinya sendiri.

Saat chika membuka matanya tiba tiba chika dikagetkan oleh keberadaan seseorang disampingnya. Orang itu duduk disebelahnya sambil menatap kearah dua anak kecil yang sedang bermain.

"Astaga.. sejak kapan kau disini?"

"Sejak kau menangis dan menutup matamu."

Chika sedikit syok mendengar ucapan oniel barusan.

"Kau melihatnya?"

"Memangnya kenapa?"

"Gpp."

Setelah pecrakapan tadi kedua orang itu hanya saling diam sejenak sebelum chika memulai pembicaraan kembali.

"Luka diwajah lo.. lo abis berantem?" Tanya chika.

"Lebih tepatnya di kroyok sih." Ujar oniel.

"Kok bisa.. lo ada masalah apa sama mereka?" Tanya chika.

"Gk tau." Ucap oniel.

"Lo gpp?" Tanya oniel.

Mendengar pertanyaan oniel barusan, chika langsung mengerutkan keningnya. Ia bingung dengan pertanyaan oniel itu.

"Hah? Maksud lo?"

"Kenapa lo nangis tadi? Lo gpp?"

"Ohh.. gue gpp."

Oniel menatap chika sejenak lalu mengalihkan pandanganya lagi. Bisa ia lihat raut wajah kebohongan tergambar pada wajah chika saat ia menatapnya tadi.

"Kalo lo pengen cerita.. lo bisa cerita ke gue."

Dibawah Bintang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang