35. TAMU TAK DIUNDANG

275 38 6
                                    

Sebelumnya ... Mohon maaf lahir dan batin ya ... Hehe, maap banget baru update setelah sekian lama 😁

~✨~

Sore itu, semua penghuni Wish's Home tengah bersantai di ruang tengah setelah sekian lama disibukkan oleh kegiatan masing-masing. Seperti biasa pula, karpet digelar di tengah-tengah dengan sofa dan meja yang dipinggirkan ke tembok.

Di tengah-tengah mereka pun sudah ada berbagai camilan yang dibelikan oleh Sean dari minimarket tempatnya bekerja. Ada pula satu toples camilan hasil eksperimen Saku dari praktikum anak itu tadi.

"Coba dulu dong! Enak kok beneran enak!" rengek Saku sembari menyodorkan toples di tangannya ke yang lain secara bergantian, yang ditatap dengan tak minat oleh mereka.

"Apasih?! Gamau ya gue! Entar zonk lagi kek puding tempe waktu itu! Kasian lidah gue!" tolak Reza dengan ekspresi ingin muntah. Ia jadi teringat rasa yang ditimbulkan oleh puding tempe milik Saku minggu lalu.

"Ck! Itu kan karena produknya emang gagal, Bang. Yang ini udah terverifikasi enak kok! Beneran deh! Orang asprak gue sendiri yang bilang gitu!" kekeuh Saku, masih mencoba meyakinkan.

Rey yang duduk di samping Saku bahkan harus menjadi korban, karena Saku menyodorkan—entah roti atau cookies—ke mulut Rey, memaksa anak itu untuk memakannya. Sementara Rey berusaha menutup rapat-rapat mulutnya sambil terus menghindar.

"Ayo anak manis, buka mulutnya! Aaaaa ..." ucap Saku dengan mulut yang ikut terbuka lebar, membuat gestur menyuapi balita. Namun, suara lembutnya tidak sesuai dengan gerakan tangannya yang memakai tenaga dalam untuk membuka mulut Rey.

Pertikaian jelas tak terhindarkan. Yang lain hanya melirik sejenak, tak begitu peduli dan melanjutkan aktifitas mereka, yaitu bermain ponsel.

"Nah, pinter!" seru Saku senang saat ia berhasil memasukkan camilan eksperimennya ke mulut Rey. Wajah Rey sendiri sudah masam dengan mata tertutup, bersiap merasakan hal yang mungkin akan membuatnya mengeluarkan isian perutnya.

"Enak kok." Dua kata dari Sean itu mampu membuat Rey membuka matanya, ia jadi mengecap makanan di dalam mulutnya dengan perlahan dan matanya terbuka lebar.

"Loh, iya enak!" serunya kemudian dengan senyuman yang mulai mengembang.

Yang lain jelas menatap dengan heran. Sementara Saku tersenyum bangga. "Gue bilang juga apa! Ngeyel sih! Ketagihan 'kan!" ucapnya dengan dada yang membungsung bangga saat melihat Rey dan Sean kembali memakan camilan eksperimennya.

"Beneran enak? Nggak boong kan?" gumam Dean agak skeptis. Ia kemudian berpandangan dengan Yasha dan meneguk ludahnya, penasaran juga.

Dua orang itu kini ikut mengambil sepotong camilan dari toples Saku dan dengan ragu memasukkannya ke dalam mulut. Tak lama kemudian, mata mereka berdua sama-sama terbuka lebar.

"Lah, njir! Beneran enak!" seru Yasha yang jadi kembali memakan camilan itu. Begitupun dengan Dean.

"Btw, nih roti apa? Dari apa?" tanya Sean penasaran, karena memang menurutnya enak.

Saku yang masih senyam-senyum sendiri jadi dengan semangat menjelaskan. "Itu namanya snack bar. Bahan utamanya dari daun kelor¹. Enak kan?!"

Semua mengangguk setuju, meskipun agak kaget dengan bahan utamanya.

"Bagus deh, buat ngusir Si Secil," gumam Yasha senang sembari melirik kecil ke arah Elena yang sedang mengerucut sebal di pojok ruangan.

Hal itu mampu membuat Yasha terkekeh kecil. Jujur saja selama ini ia tak serius dengan ucapannya. Ia hanya suka jika melihat wajah cemberut sosok anak kecil beda dunia itu.

Wish's Home 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang