34. Family.

3.4K 374 29
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen ya, komen jangan lupa.

***
Sebenarnya Jake masih ada kelas, namun dia malah melirik kearah handphonenya yang dari tadi terus mengeluarkan notif.

Untung saja tidak ada suaranya juga, dia memeriksa handphonenya itu untuk melihat ada apa disana.

Suaminya memberi pesan kepadanya kah? Tapi pesan apaan coba? Bukannya suaminya itu ada di rumah dan bermain bersama Soomin?

Sunghoon benar-benar menepati perkataannya tentang dia yang tidak akan menerima pekerjaan dulu dan bersantai di rumah.

Jake sih yakin suaminya sebentar lagi juga akan sibuk bekerja lagi terlebih dia melihat berita ada banyak sekali kasus yang melibatkan para pejabat atau apalah itu.

Namun suaminya dari dulu tidak pernah mencoba untuk mengambil kasus korupsi sih, entah alasannya apa.

Mungkin capek kali ya membela orang yang sudah terbukti melakukan kegiatan gila itu.

"Hm, Minseo ternyata," gumam Jake saat melihat pesan yang diberikan oleh temannya itu.

Untung saja Jake duduk di bangku belakang, jadi dia gak akan ketahuan dosen jika sedang bermain handphone.

Mata Jake membaca pesan yang diberikan oleh Minseo, ternyata Yura hari ini melahirkan, wah Jake mungkin akan ke rumah sakit setelah pulang dari kelasnya hari ini.

Dia membalas pesan dari Minseo dan segera memasukkan kembali handphonenya ke dalam saku celananya.

Perhatiannya kembali ke dosen yang sedang menjelaskan materi yang ada di depannya mereka itu, sesekali Jake mengetuk-ngetuk pena ditangannya itu ke meja, dia selama hamil ini memang mudah sekali mengantuk coba.

"Baiklah, kelas saya akhiri, tugas yang saya baru berikan tadi batas waktunya sampai besok malam, jadi jangan lupa dikerjakan."

Dosen tersebut berjalan keluar dari kelas meninggalkan para mahasiswa di kelas ini yang langsung bubar.

"Mau makan apa nih? Lagipula masih ada satu kelas lagi."

"Makanan di kantin kali ini enak gak?"

"Belum lihat sih."

Jake malas jika harus keluar dari area kampus, tapi dia juga harus makan sekarang, terkadang menu makanan di kantin suka tidak sesuai dengan yang Jake inginkan.

"Makanan di kantin katanya enak hari ini."

"Baiklah, makan di kantin aja," ucap Jake sambil berjalan duluan melewati teman-temannya itu.

Walaupun tetap aja ujungnya dia berakhir beriringan dengan teman-temannya, Jake kan jalannya lelet banget seperti siput.

"Berapa sih usia kandunganmu, Jake?"

Jake melirik ke temannya lalu lanjut berjalan.

"5 bulan."

Teman-temannya itu hanya mengangguk-angguk kepala mereka tidak tau mau mengatakan apapun lagi.

Sama hal dengan Jake, dia segera meraih nampan berisikan piring yang akan dia isi dengan makanannya.

Sistemnya itu prasmanan, tadi juga dia sudah bayar diawal sebelum meraih nampan ditangannya itu.

Sesuai dengan ucapan temannya, makanannya memang enak-enak tidak salah jika dia memilih makan disini.

Jake mengambil makanan apapun yang ada disini, dia sudah bayar jadi bebas bukan?

Tidak peduli dengan tatapan orang-orang di sekitarnya, lagipula kenapa? Dia ini makan untuk 3 nyawa, satunya dia, duanya adalah janin di kandungannya.

"Minumannya biar aku yang bawa," ucap temannya saat melihat Jake yang agak kesulitan untuk mengambil minumannya sendiri.

Fate! -sungjake✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang