"CHENLE, APA-APAAN INI KAU TIDAK MAU BERTANGGUNG JAWAB DENGAN KEHAMILAN KU MALAH KAU MERAWAT WANITA TUA YANG HAMIL INI"
Haechan sontak membuka mulutnya lebar-lebar mendengar ucapan gadis muda yang perutnya juga telah begitu besar. Mungkin harusnya gadis ini sudah memasuki masa-masa akhir kehamilannya, bukan-bukan mendekati masa melahirkan.
Beda Haechan beda juga Chenle, reaksinya benar-benar di luar dugaan saat Chenle malah menatap gadis di depannya dengan acuh.
"CHENLE" teriak gadis muda itu namun Chenle memilih menaikan volume gamenya hingga ia tidak bisa mendengar lagi teriakan gadis itu.
Merasa usahanya untuk marah gagal, maka gadis itu kini menatap pada Haechan dengan pandangan penuh permusuhan.
"KAU WANITA TUA MENJAUH DARI CALON SUAMIKU"
"SUAMI?"
"KAU TIDAK TULI BUKAN, KU BILANG SUAMI YA SUAMI" ujar gadis muda itu.
Plak
"BICARA YANG SOPAN DENGAN MAMAKU" ujar Chenle setelah menampar gadis yang sejak tadi terus berteriak pada mamanya.
Gadis muda itu marah namun satu kata yang ia dengar dari Chenle membuatnya tersenyum sinis, "heh, dia eomma angkat mu?" Tanya gadis itu.
"Sakura cukup" ujar Chenle pada akhirnya.
"Ma ayo kita pergi" ajak Chenle pada Haechan yang menggelengkan kepalanya.
"Mama baru saja mendapatkan berita besar, anak mama sudah punya calon istri" ujar Haechan yang membuat Chenle menatap mamanya dengan pandangan tidak percaya.
Sakura memutar matanya saat melihat sikap Haechan, "anda seharusnya malu, jika memang tidak punya suami jangan mencari anak muda dan berbohong untuk mengadopsinya.
Haechan tersenyum seraya menarik beberapa rambutnya, hal ini membuat Sakura dan Chenle langsung menatap Haechan dengan pandangan bingung.
Grep
"AAKKKHH-MAMA" teriak Chenle saat rambutnya di tarik kuat dan merasa bahwa ada beberapa yang rontok.
"Ambil dan lakukan tes DNA" ujar Haechan yang membuat Sakura menatapnya. Sakura benar-benar tidak paham maksud dari wanita di depannya memintanya melakukan tes DNA.
"Punya uang?" Tanya Haechan.
Sakura menarik satu kesimpulan, "apa dia eomma kandungmu?" Tanya Sakura dan Chenle malah membalas dengan tatapan remeh.
Sakura menggigit bibir bawahnya, "Itu aku...."
"Gadis seperti mu tidak layak untuk putra ku yang baik" ujar Haechan seraya meletakkan dengan paksa rambut miliknya dan Chenle di tangan Sakura.
"Kita pulang sayang, mama capek" ujar Haechan dan Chenle pun mengangguk, "bilang juga pada papamu, mama dikira sudah tidak punya suami" lanjut Haechan saat ia berjalan melewati Sakura.
Sakura meremat tangannya dengan kuat, ia tidak menyangka akan menyinggung seseorang yang harusnya tidak pernah ia singgung.
"Brengsek, kalau seperti ini bagaimana aku bisa mendapatkan Chenle" ujar Sakura kesal, namun Haechan yang mendengar hal ini sontak berbalik dan menyiram kepala Sakura.
"JANGAN MIMPI" bentak Haechan keras pada Sakura yang tampaknya masih terkejut.
"CHENLE" teriak Sakura namun pemuda itu malah semakin mempercepat langkahnya dan pergi bersama dengan Haechan.
Saat sampai di luar area PC room Haechan dan Chenle malah tertawa, "gadis muda tadi cukup aneh" ujar Haechan seraya menatap kesana kemari.
Haechan menatap pada putranya, "kenal dimana gadis muda seperti itu?" Tanya Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
FanficMenyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal. Karena tidak cukup sekedar nyawanya, namun nyawa berharga lain juga harus ia korbankan.