🪄🪄🪄
Xiao Zhan yang sempat terkulai lemas akhirnya kembali merasakan tubuhnya segar dan hangat. Dia bangun setelah membuka mata, menghirup napas panjang sesaat kemudian berpaling pada Yibo. Raut muka yang awalnya tenang berganti dengan ekspresi cemas melihat kondisi kekasihnya. Dia merangsek mendekat dan menyentuh bahu Yibo.
“Yibo, apa yang terjadi? Kau—”
“Syukurlah kau baik-baik saja,” tukas Yibo pelan. Dia tersenyum sambil berusaha mengatur napasnya yang sempat tak beraturan.
“Kenapa bisa begini? Apakah kutukanmu ...”
“Tidak apa-apa. Hanya sedikit lelah.”
“Kau tidak bisa menutupinya, Yibo. Harusnya kau tidak menyalurkan ilmumu padaku. Karena aku—”
“Apa yang kau katakan?” Yibo menyela tak suka. Lengannya terulur, merengkuh tubuh ramping Xiao Zhan ke dalam pelukan. “Meski harus mengorbankan nyawa, aku pasti akan menyelamatkanmu. Kau adalah duniaku.”
“Tapi keadaanmu menjadi sangat lemah, Yibo. Aku takut ...”
Xiao Zhan balas memeluk lebih erat.
“Tenanglah. Aku masih bisa bertahan.”
“Guan Li sengaja melukaiku. Dia pasti tahu bahwa kau akan menyelamatkanku.”
“Langkahnya memang cerdik,” balas Yibo. Pelan melepas pelukannya. “Kita akan mempersiapkan untuk menghadapi segala kemungkinan. Sepertinya dia sudah tidak ingin membuang waktu lagi.”
“Tapi keadaanmu sekarang tidak memungkinkan untuk menghadapi serangan. Apa yang harus aku lakukan? Aku ingin membantumu,” ujar Xiao Zhan.
Yibo menggeleng dan membelai pipi Xiao Zhan.
“Kau tidak perlu melakukan apa pun, sayang. Cukup kau aman darinya, itu sudah sangat membantu.”
“Tapi, Yibo, Guan Li memiliki tongkat giok. Dan waktu kutukan pun ...”
Xiao Zhan tak mampu melanjutkan. Membayangkan kekasihnya akan hilang dari kehidupan begitu menghancurkan dunianya.
“Jangan khawatirkan hal itu. Aku sudah memperketat penjagaan. Bagaimana jika sekarang aku meminta Zhengting menyiapkan makanan? Kejadian tadi pasti melupakan jadwal makan.”
Yibo mengalihkan topik pembicaraan. Tersenyum singkat lantas mengajak Xiao Zhan keluar dari kamar. Tiba di ruangan utama lantai dua, dia menempati sofa yang menghadap dinding. Langsung memperlihatkan keadaan seluruh desa. Lampu-lampu rumah berkerlip lemah berusaha menerangi kegelapan malam. Jauh di belakang, bukit Wufan yang indah pun kini terlihat gelap dan hitam di malam hari.
“Zhengting dan yang lainnya sudah menyiapkan diri untuk menghadapi penyerangan. Kemungkinan pihak Guan Li akan menyergap Qingyun Village tanpa peringatan terlebih dulu. Aku tidak tahu kapan waktunya, itu sebabnya aku berjaga-jaga. Seharusnya aku tidak meninggalkan kediaman, tapi aku melihat situasi yang tidak memungkinkan di tempatmu. Beruntung Guan Li langsung pergi dan aku pun membawamu kemari.”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐚𝐯𝐞𝐧 : 𝓣𝓱𝓮 𝓓𝓪𝔃𝔃𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓕𝓪𝓲𝓻𝔂 [𝐄𝐧𝐝]
FantasiSaat kutukan telah terlontar dan langit menerima ucapan, sang guru tidak berdaya mematahkannya kembali walaupun ia menyesal. Itulah yang terjadi pada Wang Yibo, pewaris terakhir dari klan Raven. Bertahun-tahun mencari sosok manusia berdarah campura...