🪄🪄🪄
Red Ribbon, Sungai Shaanxi.
Sudah tiga hari Haoxuan mengawasi perguruan pita merah. Setiap saat ia duduk pada dahan tinggi di salah satu pohon yang berderet di sekitar bangunan. Perguruan itu cukup tersembunyi, terlindungi oleh benteng tinggi dan pilar besar berbentuk persegi. Atapnya membentuk kerucut empat sudut dihiasi ukiran di setiap sisi. Tangga di gerbang utama itu kosong, tanpa ada penjaga satu pun. Tulisan besar warna merah dalam bahasa kanji menjadi petunjuk bagi siapa pun yang sedang mencari perguruan tersebut.
Halaman di dalam benteng begitu luas dengan beberapa bangunan kecil di dalamnya. Pembagian tersebut membuktikan bahwa ada beberapa bagian yang disediakan untuk hal-hal tertentu. Secara keseluruhan, perguruan itu bernuansa cokelat dan putih. Tidak ada unsur merah sedikit pun. Haoxuan sedikit bertanya-tanya kenapa namanya menjadi perguruan pita merah.
Jarak lima meter dari perguruan tersebut, hutan lindung dengan pepohonannya yang tinggi menjadi penghalang yang cukup rumit bagi pendatang baru. Matanya yang tajam bahkan melihat dari barisan pohon tersebut membentuk semacam labirin yang membingungkan. Orang awam yang benar-benar masuk ke dalam hutan itu akan terus berputar-putar di dalamnya tanpa bisa menemukan jalan keluar. Tidak jauh dari hutan tersebut terdapat satu air terjun yang gemuruh airnya sampai terdengar ke tempat di mana ia duduk pada salah satu pohon.
Haoxuan cukup terheran-heran dalam tiga hari berturut-turut mendatangi tempat tersebut namun tidak ada satu orang pun yang berkeliaran di sekitarnya. Ia sempat berpikir bahwa perguruan itu sudah ditinggalkan dan tidak lagi berpenghuni. Namun alat yang diberikan Zhengting padanya membuktikan bahwa ada yang tinggal di sana.
Sebelum pergi untuk mengawasi perguruan itu, Haoxuan menerima satu alat berbentuk bulat mirip kompas yang memperlihatkan satu jarum di atasnya.
“Jarum ini akan berubah warna menjadi merah di saat ia menunjuk ke arah di mana salah satu dari kita berada.”
Pemuda bernama Zhengting memiliki paras tampan dan lembut, bibirnya kecil berwarna kemerahan. Berpenampilan layaknya seorang eksekutif, setelan jas hitam melapisi kaos hitam berleher tinggi dan satu mantel hitam menutup keseluruhan kostumnya. Fitur wajahnya sedikit feminin dan ramah. Sepasang mata yang selalu bersinar oleh satu semangat menunjukkan bahwa ia menyukai apa pun yang ia kerjakan.
“Kau yakin alat ini tidak akan salah?” Haoxuan mengamati benda bulat di tangan, terbuat dari besi hitam serta sedikit ukiran di atasnya.
“Aku sudah mencobanya, dan itu terbuat dari besi yang aku ambil dari perlengkapan senjata di paviliun Ancient, tempat leluhur kita,” sahut Zhengting, menjelaskan dengan penuh keyakinan.
“Hmm,” Haoxuan bergumam tanpa mengalihkan fokus dari benda di tangan. “Kau bilang hutan itu sulit ditembus?”
“Bagi orang biasa tanpa mengetahui rahasianya, dia akan terperangkap di dalam kecuali dikeluarkan oleh pihak yang membuat perangkap tersebut. Hutan bayangan itu sesuai namanya, ibarat kita masuk ke dalam labirin cermin.”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐚𝐯𝐞𝐧 : 𝓣𝓱𝓮 𝓓𝓪𝔃𝔃𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓕𝓪𝓲𝓻𝔂 [𝐄𝐧𝐝]
FantasySaat kutukan telah terlontar dan langit menerima ucapan, sang guru tidak berdaya mematahkannya kembali walaupun ia menyesal. Itulah yang terjadi pada Wang Yibo, pewaris terakhir dari klan Raven. Bertahun-tahun mencari sosok manusia berdarah campura...