🪄🪄🪄
Satu bulan berlalu, tidak ada tanda-tanda kalau Xiao Zhan akan sadar dari koma. Dalam sebulan itu, Wang Yibo berusaha mengembalikan kondisi Qingyun Village. Anggota klan-nya berkurang banyak. Deretan kuburan baru memenuhi setiap jengkal tanah di desa Qingyun. Kesedihan dan ratapan kehilangan masih belum sepenuhnya sirna. Semua jejak pertempuran itu meninggalkan luka bagi suku Raven.
Sore itu, cuaca pun masih sangat berduka atas peristiwa berdarah di Qingyun Village. Langit dibayangi awan hitam. Anginnya berhembus kencang mengiringi pekikan burung gagak yang berputar di bawah langit. Dedaunan kering terbang tertiup angin dan sebagian jatuh ke atas kuburan yang berderet. Beberapa helai mampir di bahu Yibo yang sedang berdiri di dekat kuburan Zhenning. Jubah hitamnya berkibar mengimbangi rambutnya yang dibiarkan panjang hingga melewati tengkuk. Parasnya yang tampan terlihat sangat putih hingga nyaris pucat. Tiada kebahagiaan di wajah tersebut, hanya ada garis kesedihan. Tatapan matanya bahkan begitu sendu dan muram.
Untuk sesaat Yibo memejamkan mata, merenungi semua hal yang terjadi. Banyak luka dan kesedihan yang tertinggal di dalam hati klan Raven, termasuk dirinya yang kehilangan beberapa orang penting. Sekarang pun, kondisi Xiao Zhan sama sekali belum menunjukkan perubahan. Dia tidak tahu apa yang salah, tapi kekasihnya tak kunjung membuka mata.
Yibo membuka mata dan menolehkan sedikit muka waktu menyadari kehadiran seseorang. Ia melihat Haoxuan yang sudah berdiri di sebelahnya. Sejak dipercaya untuk mengurus perguruan Pita Merah, Haoxuan tinggal di sana dan hanya sesekali berkunjung ke Qingyun Village.
“Apakah Xiao Zhan tidak akan bangun lagi?” tanya Haoxuan.
“Aku tidak tahu apa yang salah.” Yibo menghembuskan napas panjang.
“Sudah hampir sebulan dan kondisinya masih belum ada perubahan. Apa mungkin—”
“Xiao Zhan pasti akan bangun,” tukas Yibo.
“Aku pun berharap seperti itu,” desah Haoxuan. Sejenak terdiam kemudian berpaling pada Yibo. “Kenapa kita tidak mencari ke paviliun Ancient? Mungkin ada petunjuk di sana,” ujarnya.
Yibo ikut menolehkan muka.
“Kau benar,” sambutnya. “Aku akan memeriksa.”
“Aku temani.”
Yibo mengangguk. Keduanya lantas berlalu dan mengubah wujud mereka untuk terbang menuju paviliun Ancient di balik bukit Meijie.
Tiba di paviliun Ancient, keduanya mulai memeriksa setiap lembaran catatan lama. Beberapa barang antik dan berbentuk unik memenuhi tempat tersebut. Mereka memeriksa di tempat terpisah untuk segera menemukan sesuatu yang bisa membantu dalam menyadarkan seseorang.
Cukup lama keduanya berkutat di dalam paviliun sampai Haoxuan menemukan gulungan yang sedikit agak tersembunyi. Dia meniup atasnya untuk menyingkirkan debu. Membuka pelan-pelan untuk membaca isinya. Senyumnya kemudian tersungging.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐚𝐯𝐞𝐧 : 𝓣𝓱𝓮 𝓓𝓪𝔃𝔃𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓕𝓪𝓲𝓻𝔂 [𝐄𝐧𝐝]
FantasySaat kutukan telah terlontar dan langit menerima ucapan, sang guru tidak berdaya mematahkannya kembali walaupun ia menyesal. Itulah yang terjadi pada Wang Yibo, pewaris terakhir dari klan Raven. Bertahun-tahun mencari sosok manusia berdarah campura...