Fairy'Chapter XXXIX

155 22 11
                                    

🪄🪄🪄

Qingyun Village kembali mengalirkan darah. Setelah hampir seratus tahun hidup dalam damai, pertumpahan darah menghancurkan lagi kedamaian dan kemanusiaan. Korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Teriakan semangat dan rintihan kesakitan terus mengisi hari yang seharusnya dijalani dengan tenang.

Wang Yibo yang mengejar Guan Li tiba di dekat kediaman. Dengan mata berkilau merah, dia melihat Guan Li yang sedang membantu Zhenning karena terdesak oleh Zhengting. Penuh emosi Yibo mengayunkan tombak, memancarkan sinar merah menyala yang menguarkan hawa teramat panas.

“Aku lawanmu, Guan Li!”

Seruan yang menggema disertai kemarahan membuat Guan Li berpaling namun sedikit terlambat dalam menghindar. Lengan kirinya terkena serangan dari cahaya merah tombak Yibo. Dia terjajar beberapa langkah ke belakang sambil memegangi lengan yang mengucurkan darah. Rasa perih dan panas menyerbu dan menyebar ke semua bagian tubuh. Dia tergesa menotok di bagian yang terluka.

“Guan Li?!"

Zhenning berseru khawatir. Padahal dirinya sendiri mulai kerepotan dan sudah terluka di beberapa bagian. Rambutnya acak-acakan dan wajahnya tampak diperciki darah dari luka-luka di tubuh. Dia menatap cemas pada Yibo yang berdiri dengan gagah. Tombak panjang di tangannya bersinar merah. Tiupan angin dingin mengibarkan jubah yang membalut tubuhnya. Zhenning menjadi sangat ciut melihat kondisi mereka yang tidak memungkinkan. Akan sangat sulit mengalahkan ketua klan muda yang sudah dikuasai emosi ditambah ilmunya yang kembali sempurna. Di awal kelahiran Yibo, dia akan menjadi sosok yang tidak terkalahkan terlebih membawa kemarahan karena masalah Xiao Zhan. Melihat pemuda itu muncul dalam keadaan segar bugar, dia tahu kalau rencana mereka gagal total. Xiao Zhan sudah mengorbankan diri demi kekasihnya.

Di depan Zhenning, meski tidak serepot lawannya, Zhengting tersenyum senang melihat kemunculan Yibo meski ada perasaan sedih yang menyertai. Dia teringat pada Xiao Zhan dan belum mengetahui keadaannya saat ini. Apakah pemuda manis itu selamat atau tidak setelah memberikan pengorbanan besar terhadap klan mereka.

“Guan Li, aku akan membalas setiap tetes darah yang keluar dari tubuh Xiao Zhan! Hari ini adalah hari kematianmu!”

Gema suara Yibo teriring gerakannya yang menyerang Guan Li. Tombak merah di tangannya menyala, terarah pada Guan Li yang melayang mundur hingga menjauh dari Zhenning. Sedikit mengangkat tubuh, Yibo mengerahkan kekuatan untuk menyerbu Guan Li. Bayangan sosok Xiao Zhan terus memenuhi benaknya hingga ia menyerang Guan Li dengan membabi buta.

Guan Li merasa sangat kerepotan. Selain kalah ilmu, dia pun hanya memiliki senjata berupa tombak pendek. Beberapa kali senjata mereka beradu dan tangannya selalu gemetar setelah menerima serangan Yibo. Dentingan senjata yang diiringi percikan panas mengiringi setiap perlawanannya terhadap gempuran Yibo. Selama usahanya melawan Yibo, dia berusaha untuk melunakkan hati pemuda itu dari kemarahannya.

“Yibo, kematian Xiao Zhan bukan murni kesalahanku. Jika dia tidak mengorbankan hatinya untukmu, dia masih bisa selamat,” ia berkata di tengah napas cepatnya karena terus menghindar.

“Diam kau!”

“Aku tidak bermaksud menusuknya. Dia seperti itu karena menyelamatkanmu. Kau memiliki andil atas kematiannya!”

“Aku bilang diam! Atau aku akan merobek mulutmu!”

Yibo mengeluarkan suara keras untuk menyemangati diri. Tubuhnya berputar dan terangkat sesaat sebelum menukik sambil menusukkan tombak ke arah Guan Li. Serangan ganas itu beradu dengan tombak pendek Guan Li, menciptakan percikan merah dan dentingan yang memekakkan telinga. Tangan Guan Li bergetar dan pegangannya pada tombak mengendur. Tombak di tangannya terpental karena kalah kuat dibanding tombak Yibo. Tidak ada lagi senjata penahan yang ia punya menyebabkan ujung tombak Yibo terus menyerbu ke depan. Meski Guan Li berusaha untuk memiringkan tubuh, ujung tajam tombak itu menembus telak ke bahu kiri.

𝐑𝐚𝐯𝐞𝐧 : 𝓣𝓱𝓮 𝓓𝓪𝔃𝔃𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓕𝓪𝓲𝓻𝔂 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang