Fairy'Chapter XXXVII

93 22 4
                                    

🪄🪄🪄

Langit malam menyelimuti Qingyun Village. Udara terasa sedingin es. Di luar sana, curahan air hujan mulai membasahi bumi sementara di kediaman utama, Haoxuan kini duduk berhadapan dengan Yibo. Dia memberi penjelasan atas kepergiannya dan meminta pengertian Yibo karena rumput yang ia dapat hanya tinggal setengah.

“Aku bahkan tidak mengharapkan kau melakukan semua itu. Bagaimana kalau kedatanganmu ke sana hanya mengantar nyawa? Harusnya kau mengatakannya terlebih dulu. Kau sudah tidak menganggapku, Haoxuan.”

Yibo menjadi sangat kesal terdorong rasa khawatir dan cemas yang menguasainya beberapa hari terakhir. Bagaimanapun dia tidak pernah menduga akan tindakan Haoxuan dan keputusannya yang membahayakan nyawa. Meski itu adalah permintaan tetua Bai, dia tetap menyesalkan semua hal yang ditutupi darinya.

“Semua telah terjadi. Aku sudah kembali dengan selamat,” kata Haoxuan.

Yibo menghela napas panjang. “Bukan aku tidak menghargai usaha dan niat baikmu. Aku hanya mencemaskanmu,” ujarnya lebih lunak.

“Aku mengerti,” balas Haoxuan.

“Syukurlah tidak terjadi apa pun padamu.”

“Perjalanan ini pun memperjelas identitasku. Mungkin tetua Bai sebenarnya sudah memiliki dugaan, itu sebabnya dia memintaku pergi.”

“Aku tidak menyangka kau adalah keturunan bangsawan bermata biru. Aku ternyata memiliki saudara dengan identitas istimewa. Sungguh luar biasa dan kau pun beruntung bertemu leluhur Raven,” kata Yibo.

“Aku pun tidak menduganya. Tapi tanpa guru Bai, aku mungkin tidak akan bisa duduk di sini bersamamu. Aku yang beruntung karena bertemu kalian. Menjadi saudaramu adalah keistimewaan terbesar dalam hidupku.”

Yibo tersenyum tipis. Diam-diam mulai merasakan reaksi di tubuhnya.

“Menurutmu, apakah tetua Bai mengetahui tentang guru Youjia? Sangat mengejutkan karena ternyata sosok di belakang Guan Li ternyata seseorang yang sebelumnya tidak pernah mencampuri urusan klan. Kau pernah bertemu guru itu sebelumnya?” tanya Haoxuan.

“Aku ingat pernah melihatnya sewaktu guru Yangji pertama kali mengangkat Guan Li menjadi murid. Setelah itu, berpuluh-puluh tahun berikutnya dia tidak pernah datang lagi sampai aku lupa kalau guru Yangji memiliki seorang adik seperguruan.”

Yibo menarik napas dan terasa sedikit sesak di dada. Sesaat matanya terpejam.

“Aku rasa tetua Bai pun tidak mengetahui keterlibatan guru Youjia. Kehadiran Guan Li sangat menutupi sosoknya,” lanjutnya kemudian.

“Akan sangat merepotkan jika guru Youjia maju sendiri untuk menyerang klan,” timpal Haoxuan.

“Jika kondisiku stabil, aku masih bisa menghadapinya. Tapi saat ini …”

Yibo tidak melanjutkan kata-katanya. Bibirnya justru membentuk ringisan sambil mengepalkan sepuluh jemari. Wajahnya mulai pucat.

“Apa yang kau rasakan?” Haoxuan bertanya dengan wajah panik.

“Tidak ada. Aku hanya merasa sangat dingin,” jawab Yibo.

Merasa khawatir, Haoxuan bangun dan menghampiri Yibo. Dia memeriksa nadi di pergelangan tangan dan leher. Kekhawatirannya makin menjadi karena denyut yang ia rasakan sangat lemah dan lambat.

“Menolong Xiao Zhan memicu reaksi kutukanmu,” ujarnya.

“Jangan katakan hal ini padanya,” Yibo berkata. Mulai lemah dan pelan.

“Kita ke goa Shaanxi.”

Haoxuan bergegas menggandeng lengan Yibo untuk keluar dari kediaman utama. Setelah tiba di luar pintu, dia mengembangkan sayapnya dan membawa Yibo menuju air terjun Shaanxi. Dia hanya sempat memberitahu Zhengting lewat telepati untuk memperkuat penjagaan dan melindungi Xiao Zhan.

𝐑𝐚𝐯𝐞𝐧 : 𝓣𝓱𝓮 𝓓𝓪𝔃𝔃𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓕𝓪𝓲𝓻𝔂 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang