Fairy'Chapter XXXVI

153 31 8
                                    

🪄🪄🪄

Cerita tentang persaudaraan dua pemuda berakhir seiring helaan napas panjang dari Haoxuan. Di hadapan tetua Zhen dan Jiyang yang duduk menghadapi meja batu, Haoxuan menceritakan bagaimana dirinya pernah terluka dan hampir kehilangan nyawa. Andai Yibo tidak mengerahkan usaha maksimalnya, dia mungkin sudah tidak ada lagi di dunia. Dari sejak itu, setelah mengetahui semuanya, dia bersumpah dalam hati akan membalas kebaikan Wang Yibo seumur hidupnya.

“Kalian sangat dekat dan saling melindungi. Persaudaraan yang luar biasa,” tetua Zhen menanggapi setelah pemuda itu selesai bercerita. Tangannya menjangkau gelas kecil dan menyesap sedikit minuman. Seraya menikmati arak yang menghangatkan, matanya menangkap tingkah pemuda yang dua-duanya terlihat canggung.

“Aku tidak pernah menyangka akan menemui keturunan bermata biru. Selain dirimu, apakah ada yang lain yang selamat dari pembantaian waktu itu?” ia bertanya pada Haoxuan.

Pemuda itu sendiri merasa terpana karena ternyata dirinya adalah keturunan bangsawan Raven. Kepalanya menggeleng seraya menceritakan bagaimana dirinya tersaruk-saruk seorang diri sampai bertemu guru Bai.

“Aku hanya ingat kalau aku terbangun di antara reruntuhan. Semua badanku sakit dan aku sama sekali tidak mengingat apa-apa. Aku berjalan mengikuti kaki melangkah dan tiba di perbatasan Qingyun Village. Sepertinya aku hampir pingsan waktu mendengar suara seseorang. Ketika membuka mata, aku sudah berada di sebuah goa dan melihat seorang pria paruh baya yang tersenyum ramah. Dia mengenalkan diri sebagai Bai Yin. Aku pun diangkat menjadi murid dan berhubungan dekat dengan Wang Yibo.”

“Keturunan Bai memiliki mata merah dan ilmu panas, sementara kau dari keluarga bermata biru. Bagaimana kau bisa menjadikan ilmu dinginmu berkembang menjadi begitu kuat?”

“Kakek guru Bai Lin yang mengajariku semuanya. Tetua Bai sama-sama memiliki ilmu dingin, itu sebabnya aku cukup dekat dengan tetua Bai selain Wang Yibo.”

“Dan dia?” Tetua Zhen melirik pada Jiyang yang duduk di sisi Haoxuan.

“Dia Jiyang. Murid terakhir Pita Merah,” jawab Haoxuan.

“Bai Lin yang cerdas. Dia sengaja mengirimkan muridnya untukmu.” Tetua Zhen terkekeh dan sejenak menyesap arak dari cangkir. “Dia tahu tentang duri yang menyertai Rumput Kebangkitan. Secara tidak langsung dia menyatukan kalian. Jika kau datang seorang diri, kau hanya akan mengantar nyawa.”

Haoxuan mengerjap kaget. Dia akhirnya mengerti kenapa tetua Bai memaksanya untuk membawa Jiyang. Sudut matanya melirik pada Jiyang yang menundukkan muka.

“Jadi itu sebabnya,” gumamnya pelan. “Kenapa tetua Bai tidak menerangkan terlebih dulu?”

“Jika kau tahu sebelumnya, apa kau akan menerima Jiyang? Bai Lin juga tahu kalau muridnya menyukaimu, dan keputusan murid muda ini cukup memuaskan. Selain kau selamat dari kehancuran, kalian pun sudah bisa menjalin hubungan. Kau pun menyukainya, bukan?”

“Aku—”

Haoxuan menelan ludah dan kembali melirik Jiyang.

“Aku belum bisa menjalin hubungan apa pun. Sebelum masalah Wang Yibo selesai, aku tidak bisa membagi fokusku pada yang lain,” jawabnya lirih.

Mendengar jawaban Haoxuan, wajah Jiyang tertunduk semakin dalam. Hatinya berdenyut sakit karena ternyata pemuda itu tidak berniat menjadikan dirinya sosok terdekat. Raut mukanya menjadi sangat murung dan sedih.

“Masalah hati terkadang lebih rumit. Kau bisa memikirkan baik-baik. Sekarang ikut aku,” kata tetua Zhen.

Haoxuan bergumam singkat. Ikut bangun dari duduknya waktu melihat tetua Zhen berdiri. Dia menyaksikan tetua itu berjalan ke sisi gua. Tangannya mendorong pelan bagian tertentu hingga sesaat kemudian sebuah pintu tiba-tiba bergerak membuka jalan. Untuk sejenak dia terpana melihat semua hal di depannya.

𝐑𝐚𝐯𝐞𝐧 : 𝓣𝓱𝓮 𝓓𝓪𝔃𝔃𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓕𝓪𝓲𝓻𝔂 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang