Fairy'Chapter XXXVIII

151 25 15
                                    

🪄🪄🪄

Xiao Zhan tiba di dekat air terjun namun kebingungan menyergapnya. Letak goa itu berada di balik air terjun yang bergemuruh sementara dia tidak memiliki kemampuan apa pun. Dengan wajah panik, dia menoleh ke sana kemari, mencoba mencari jalan untuk mencapai goa.

“Bagaimana aku bisa masuk? Apa yang harus kulakukan?”

Xiao Zhan nyaris putus asa mengingat waktu kelahiran Yibo yang hampir mendekati batas. Matanya jelalatan hingga ia melihat jalan kecil yang agak tersembunyi. Dengan tekad yang ia bawa, Xiao Zhan berlari melewati jalan kecil yang ditumbuhi rerumputan tinggi di sekitarnya. Jalanan sedikit basah dan kotor karena hujan yang mengguyur semalam. Tanpa memedulikan pakaiannya yang kotor dan basah, dia terus berjalan, merasa bersyukur karena jalanan itu menuju ke balik air terjun. Gemuruh suara air terjun serta percikan airnya yang dingin mengiringi setiap langkahnya. Semakin mendekati goa, udaranya terasa semakin dingin.

Entah sudah langkah keberapa Xiao Zhan menapaki jalanan basah yang mengotori sepatu hingga tiba di balik air terjun. Dengan napas terengah, dia hendak berlari untuk memasuki goa tetapi kehadiran seseorang di tempat itu membuat jantungnya berdegup kencang. Dia melihat Guan Li yang sedang memandangi pintu goa. Pemuda itu menoleh sewaktu menyadari kehadirannya.

“Guan Li …”

“Xiao Zhan, kau datang untuk menyelamatkan kekasihmu?” Guan Li menyeringai. “Sangat beruntung kau datang. Mungkin kau bisa sekalian menyaksikan kekasihmu hilang dari dunia ini.”

“Aku tidak akan pernah membiarkan keinginanmu terwujud,” balas Xiao Zhan sengit.

“Kita lihat saja. Mana yang akan kau pilih. Diam di sini atau masuk ke dalam sana untuk menyaksikan kematian Wang Yibo.”

“Apa maksudmu?”

“Pintu goa ini dipasangi tabir dan terus terang aku tidak bisa menembusnya. Tapi sebenarnya tidak masalah. Aku masuk atau tidak, Wang Yibo tetap akan hilang karena kutukan. Kedatanganmu mungkin bisa membuka tabir, tapi itu berarti kau memberi jalan padaku.” Guan Li kembali menyeringai penuh kemenangan.

Xiao Zhan berpaling ke arah pintu goa. Memperhatikan lebih lama hingga melihat lapisan bening yang bergerak-gerak. Menyerupai air sehingga menyamarkan pandangan. Dia pun tidak tahu apakah bisa menembus tabir yang terpasang. Jika Haoxuan tidak mengatakan apa pun, itu artinya tabir itu bukan penghalang yang berarti baginya. Tetapi jika dia masuk, Guan Li akan mengikutinya. Jika memilih diam di luar, dia hanya datang sia-sia.

Guan Li mengumandangkan tawa puas menangkap raut bingung di wajah Xiao Zhan.

“Silakan berpikir. Aku akan dengan sabar menunggu. Tapi selama kau memilih kegalauan di sini, mungkin kekasihmu sedang sekarat di dalam sana,” ujarnya santai. Dua tangannya terlipat di depan dada sambil beralih-alih memandangi Xiao Zhan dan pintu goa.

Kedua tangan Xiao Zhan terkepal kuat. Apa pun langkah yang ia ambil, semuanya tetap beresiko mencelakakan Yibo. Dia tidak ingin Guan Li mencelakai kekasihnya, tapi dia pun tidak mungkin tinggal diam. Di dalam sana, Yibo sedang menghadapi reaksi dari kutukan. Jika dirinya tidak melakukan seperti yang dikatakan kakeknya, maka Yibo akan benar-benar menghilang dari dunia fana.

“Sepertinya waktunya hanya tinggal hitungan menit. Aku bisa melihat dengan jelas penderitaan Yibo. Kau tidak lihat di dalam sana?”

Suara Guan Li menyadarkan Xiao Zhan. Dengan perasaan cemas dia mendekat, berdiri membelakangi Guan Li. Mata biasanya tidak mampu melihat apa pun, tetapi dia tahu di dalam sana, Yibo terbaring di atas tempat tidur batu es. Guan Li mungkin memprovokasi dirinya, tapi pandangan pemuda itu mungkin juga tidak salah karena bagaimanapun Guan Li adalah anggota klan yang memiliki kelebihan dibanding dirinya.

𝐑𝐚𝐯𝐞𝐧 : 𝓣𝓱𝓮 𝓓𝓪𝔃𝔃𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓕𝓪𝓲𝓻𝔂 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang