🪄🪄🪄
Senja sudah sepenuhnya melingkupi lembah Wuhui ketika mobil yang dikendarai Xiao Zhan tiba di pedesaan kecil yang berada di sekitar lembah. Ia pun memarkir mobil di salah satu tempat khusus yang disediakan penduduk bagi yang berniat untuk mendatangi perguruan. Setelahnya, dia dan Yibo harus tetap berjalan kaki memasuki hutan bayangan untuk mencapai perguruan Pita Merah. Suara gemuruh air terjun di ujung hutan terdengar jelas di kala kesunyian hutan itu terasa mencekam. Suasana senja menjadikan hutan itu semakin menumbuhkan kengerian.
Tanpa kesulitan yang berarti, keduanya tiba di depan gerbang kayu tinggi dan disambut oleh Jiyang yang sudah mengetahui tentang kedatangan kakak seperguruannya.
Senyum ceria pemuda itu menghias wajah ketika menyambut Xiao Zhan dan Yibo yang berdiri tepat di depan pintu.
“Xiao ge! Aku pikir tidak akan melihatmu lagi,” kata Jiyang sambil menerima rangkulan singkat dari Xiao Zhan.
“Jiyang, kau tumbuh semakin tinggi. Bagaimana kabarmu?” Xiao Zhan tersenyum lebar, mengusap bahu Jiyang sekilas.
“Aku baik,” sambut Jiyang, bersemangat. Matanya kini tertuju pada sosok tampan yang berdiri di sebelah Xiao Zhan. Sesaat tertegun melihat penampilan si pemuda yang mengingatkannya pada Wang Haoxuan. Dengan kening berkerut, ia kembali menatap kakak seperguruannya.
“Dia ... siapa?”
“Dia Wang Yibo, temanku,” sahut Xiao Zhan.
“Juga kekasihnya,” Yibo meneruskan, tanpa peduli perubahan ekspresi dua orang yang tercengang mendengar ucapannya.
Di saat Xiao Zhan merasa kaget karena keterusterangan Yibo yang membuat wajahnya memerah, lain hal dengan Jiyang yang menampilkan mimik muka bodoh. Dua matanya melebar dengan mulut terbuka, sesaat kemudian ia mengerjap-ngerjap seakan baru saja melihat satu penampakan.
“Kekasih?” gumamnya, lantas melihat lagi pada Xiao Zhan yang menundukkan kepala. Ia melihat senyum malu-malu dari kakak seperguruannya.
Mencoba mengatasi kecanggungan, Xiao Zhan memasang senyum lebar sambil memutar tubuh Jiyang, mendorongnya untuk masuk.
“Tidak perlu dibahas. Masuklah. Aku ingin bertemu guru,” ujarnya cepat. Ia menoleh pada Yibo sebelum melangkah masuk, memberi anggukan singkat hingga keduanya bersama-sama memasuki gerbang.
Jiyang merengutkan bibir namun tidak lagi membahas hal pribadi mereka. Ia hanya ikut berjalan menuju paviliun gurunya di bagian sisi perguruan.
Tanpa susah payah untuk bertemu muka dengan guru Zhang yang sekian lama diselidiki adik seperguruannya, Yibo langsung berhadapan dengan sosok tersebut di kala ia tiba di depan bangunan utama. Guru Zhang sedang berdiri tepat di depan pintunya, seakan sengaja menunggu untuk menyambut mereka. Tidak bisa dipungkiri, ekspresi mukanya berubah menjadi sangat terkejut. Sepasang matanya sempat melebar tak percaya. Dia nyaris membuka mulut sewaktu pria paruh baya yang berpakaian serba putih itu tersenyum dan memanggil muridnya yang baru datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐚𝐯𝐞𝐧 : 𝓣𝓱𝓮 𝓓𝓪𝔃𝔃𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓕𝓪𝓲𝓻𝔂 [𝐄𝐧𝐝]
FantasySaat kutukan telah terlontar dan langit menerima ucapan, sang guru tidak berdaya mematahkannya kembali walaupun ia menyesal. Itulah yang terjadi pada Wang Yibo, pewaris terakhir dari klan Raven. Bertahun-tahun mencari sosok manusia berdarah campura...