Fairy'Chapter XXIV

260 49 14
                                    

🪄🪄🪄

Kamar milik Wang Yibo telah berubah menjadi sangat meriah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar milik Wang Yibo telah berubah menjadi sangat meriah. Semuanya diganti oleh warna merah layaknya kamar pengantin. Lampu tidur yang juga berwarna merah menerangi kamar, berupa cahaya remang-remang tanpa mengurangi keindahan kamar. Satu buah dupa yang menguarkan uap wangi terletak di sudut kamar, pada meja kecil berbentuk bulat. Di atas meja persegi yang terletak di dekat tempat tidur, sudah tersedia sampanye khusus dan beberapa kue manis berwarna merah dalam piring kecil.

Zhengting berdiri di dekat pintu kamar, tersenyum puas melihat hasil karyanya. Sesuai permintaan Wang Yibo, dia menyulap kamar master Raven itu untuk menyambut Xiao Zhan menjadi bagian dari klan Raven. Ritual yang akan menyatukan dua insan itu menjadi satu keharusan yang biasa dilakukan oleh pimpinan klan.

“Sepertinya cukup,” ia bergumam sambil mengamati lebih teliti. Setelah yakin segala sesuatunya sesuai selera Wang Yibo, dia pun berlalu meninggalkan kamar. Dia harus berkomunikasi dengan Changxi untuk menjaga keamanan di sekitar Qingyun Village, terutama kediaman khusus tempat tinggal Wang Yibo.

Selang dua puluh menit Zhengting keluar dari rumah kaca, Wang Yibo berjalan masuk sambil menggandeng tangan Xiao Zhan. Keduanya tersenyum senang setelah menghabiskan waktu di sekitar desa dan sesekali bertegur sapa dengan rakyat klan yang mengenali pasangan pimpinannya. Keduanya pun makan malam bersama di tempat yang sudah disediakan oleh Zhengting.

Xiao Zhan merasa hidup di zaman dulu, masa di mana belum mengenal peralatan canggih dan lingkungan modern yang menyilaukan mata. Ketika tiba di ruang makan yang luas, matanya disuguhi sebuah meja makan persegi panjang. Kursinya terbuat dari kayu berukir warna cokelat dengan alas busa. Hidangan di atasnya melimpah, masakan khas Eropa dan Asia, buah-buahan berupa anggur hijau dan apel. Dua tempat lilin berbentuk segitiga menampilkan enam buah lilin yang menyala. Apinya nampak meliuk-liuk pelan seolah ada hembusan angin yang masuk ke ruangan tersebut.

Xiao Zhan mengedarkan pandangan dan melihat beberapa lukisan yang tergantung. Tempat perabot dari kaca dan disesaki peralatan mewah. Kandelar kristal menggantung indah, terpasang pada langit-langit yang menggunakan wallpaper motif bunga mawar. Ada satu lukisan yang menariknya untuk mendekat. Memperlihatkan sebuah gambaran dua sosok peri. Satu sosok terbaring pada satu tempat tidur dengan sayapnya yang terhimpit punggung sementara sosok lain duduk di sisinya dan merebahkan kepala ke dada sosok yang berbaring.

“Lukisan siapa ini?” tanyanya.

“Ayahku yang melukisnya,” jawab Yibo sambil berjalan mendekat.

“Sangat bagus. Tapi aura lukisan ini menggambarkan kesedihan,” komentar Xiao Zhan.

“Aku sempat berpikir, mungkin saat itu ayahku memikirkan tentang kutukan yang ada padaku.”

“Lukisan ini penuh dengan perasaan. Ayahmu sangat menyayangimu.”

“Yah, tapi aku bahkan tidak sempat memanggilnya ayah,” desah Yibo.

𝐑𝐚𝐯𝐞𝐧 : 𝓣𝓱𝓮 𝓓𝓪𝔃𝔃𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓕𝓪𝓲𝓻𝔂 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang