Terang yang memudar

580 75 4
                                    


---

Flora adalah seorang gadis muda yang telah terbiasa dengan dunia yang samar-samar di sekelilingnya. Mata kirinya sepenuhnya buta, sementara mata kanannya hanya mampu menangkap bayangan kabur yang terkadang samar, terkadang lebih jelas, namun tak pernah benar-benar terfokus. Baginya, dunia ini seperti lukisan buram yang seolah tak pernah selesai, dengan garis-garis kabur dan warna-warna yang menyatu tanpa bentuk yang pasti.

Setiap hari, Flora menjalani kehidupannya dengan ketabahan yang luar biasa. Ia tak pernah mengeluh, meskipun ia harus berjuang keras untuk bisa beradaptasi dengan keterbatasannya. Dengan tongkat putih yang selalu menggenggam erat di tangannya, ia berjalan dengan hati-hati di sepanjang jalan yang sudah ia hafal setiap sudutnya.

Flora tinggal di sebuah apartemen kecil di sudut kota, tempat yang terjangkau dan cukup tenang untuk hidup seorang diri. Orang tuanya telah tiada sejak ia masih kecil, dan ia tumbuh di panti asuhan hingga akhirnya bisa mandiri. Dengan bekerja sebagai penulis konten lepas, ia bisa mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Pekerjaannya memberikan fleksibilitas waktu yang ia butuhkan, karena ia lebih suka bekerja di rumah daripada harus menghadapi dunia luar yang penuh dengan ketidakpastian.

Namun, ada satu hal yang selalu membuat Flora merasa tidak nyaman; perjalanan pulangnya dari Indomaret yang terletak tak jauh dari apartemennya. Setiap malam, setelah membeli beberapa kebutuhan sehari-hari, ia harus berjalan melewati jalan yang sepi dan gelap. Meski jaraknya tidak jauh, namun bagi Flora, perjalanan itu selalu penuh dengan kecemasan.

Sebenarnya, ada seseorang yang selalu memperhatikannya dari jauh—Freya, seorang gadis muda yang bekerja di Indomaret. Freya adalah gadis yang ramah dan penuh perhatian, meskipun ia cenderung pendiam dan sedikit canggung dalam bersosialisasi. Setiap kali Flora datang ke toko, Freya selalu mengamati dengan diam-diam bagaimana gadis itu berjuang untuk memilih barang-barang yang ia butuhkan. Freya terkesan dengan ketabahan Flora, dan ia merasa ada sesuatu yang menarik dari gadis itu.

Sejak pertama kali melihat Flora, Freya selalu merasa ada keinginan kuat untuk melindungi gadis itu. Mungkin karena Freya sendiri adalah anak tunggal yang tumbuh dalam keluarga yang selalu sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga ia sering merasa kesepian dan merindukan seseorang yang bisa ia sayangi dan lindungi. Ketika ia melihat Flora yang tampak rapuh namun tegar, perasaan itu semakin kuat.

Tanpa sepengetahuan Flora, setiap malam setelah selesai bekerja, Freya selalu mengikuti gadis itu dari kejauhan, memastikan bahwa Flora bisa sampai di rumah dengan selamat. Meski ini terasa aneh, Freya merasa perlu melakukannya. Ia tak pernah mendekati Flora atau berbicara dengannya lebih dari sekadar sapaan di toko. Namun, ada rasa lega yang ia rasakan setiap kali melihat Flora memasuki apartemennya dengan selamat.

Suatu malam, setelah selesai berbelanja, Flora merasa ada sesuatu yang berbeda. Langkah-langkahnya terasa lebih ringan dari biasanya, dan ada perasaan hangat yang tak ia mengerti. Flora berhenti sejenak di depan apartemennya, seakan-akan mencoba menangkap sesuatu yang tak terlihat.

“Ada yang aneh,” pikirnya. Namun, Flora menggelengkan kepala dan masuk ke dalam apartemen, menepis perasaan itu. Mungkin hanya perasaannya saja, pikirnya, sambil menutup pintu di belakangnya.

Sementara itu, Freya berdiri di ujung jalan, mengamati dengan cemas. Ia merasa hampir ketahuan, tetapi untungnya Flora tidak menoleh ke arahnya. Freya menahan napas, lalu perlahan berbalik dan berjalan pulang dengan langkah ringan, merasa lega karena misinya malam itu selesai dengan baik.

Hari demi hari berlalu, dan rutinitas ini terus berulang. Hingga suatu malam, hujan deras turun tanpa peringatan. Flora, yang tidak membawa payung, terpaksa berjalan di bawah guyuran hujan. Tanah yang basah membuat langkahnya menjadi lebih sulit, dan dingin menusuk tulangnya. Di tengah jalan, tiba-tiba tongkatnya terpeleset dan ia hampir jatuh. Flora merasa panik, tidak tahu harus bagaimana.

FreFloShoot (+Random)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang