Di sebuah sekolah menengah atas yang terkenal di kota, terdapat dua gadis yang selalu menjadi pusat perhatian. Flora dan Freya, dua nama yang hampir selalu disebut dalam satu nafas, bukan karena persahabatan yang erat, melainkan karena persaingan mereka yang begitu sengit dalam dunia akademik. Setiap ujian, setiap tugas, bahkan sekadar kuis kecil sekalipun, selalu menjadi ajang pertarungan bagi keduanya. Tidak ada yang bisa menandingi semangat kompetitif mereka. Setiap kali hasil ujian diumumkan, suasana di sekolah berubah tegang. Teman-teman mereka sudah terbiasa dengan ketegangan ini, namun tetap saja, setiap kali persaingan mereka memuncak, sekolah menjadi medan pertempuran.
Flora dikenal sebagai gadis yang cerdas dan rajin. Setiap harinya, dia selalu terlihat sibuk dengan buku-buku tebal dan catatan-catatan kecil yang selalu dipegangnya. Fokusnya dalam belajar sudah tidak diragukan lagi. Dia adalah tipe yang tidak akan tidur sebelum memastikan bahwa semua materi pelajaran sudah dihafalnya. Di sisi lain, Freya adalah sosok yang berbeda. Dia lebih santai dalam pendekatannya terhadap belajar, tetapi jangan salah sangka. Freya adalah tipe yang jenius. Hanya dengan mendengarkan pelajaran sekali saja, dia bisa menguasai materi. Hal ini membuat banyak orang terkagum-kagum, tetapi juga membuat Flora semakin bersemangat untuk mengalahkannya.
Setiap hari di sekolah selalu diwarnai oleh persaingan mereka. Diskusi yang seharusnya berjalan dengan lancar, sering kali berubah menjadi perdebatan panas. Teman-teman sekelas mereka, Adel dan Jessi, sering kali merasa terjepit di antara keduanya. Mereka sudah bosan menjadi penengah dalam perseteruan tanpa akhir itu. Setiap kali keduanya mulai berdebat, Adel dan Jessi hanya bisa saling bertukar pandang dan menghela napas panjang.
Namun, tidak ada yang tahu bahwa di balik semua persaingan itu, ada sebuah rahasia besar yang disembunyikan oleh Flora dan Freya. Keduanya sebenarnya adalah pasangan kekasih yang sangat mesra ketika tidak ada orang lain di sekitar mereka. Hubungan ini, yang sudah berlangsung selama beberapa bulan, hanya diketahui oleh keluarga dekat mereka. Flora yang lebih tenang dan cenderung berpikir panjang, mengusulkan agar hubungan mereka disembunyikan dari publik. Bukan karena mereka malu, tetapi Flora merasa bahwa akan lebih seru jika hubungan mereka tetap menjadi rahasia.
Freya pada awalnya setuju dengan ide ini. Dia menyukai tantangan dan berpikir bahwa backstreet relationship ini adalah sebuah petualangan baru yang menarik. Namun, seiring berjalannya waktu, Freya mulai merasa lelah. Dia ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Flora adalah miliknya, bahwa di balik semua persaingan yang sengit, ada cinta yang kuat yang mengikat mereka. Rasa cemburu mulai menggerogoti hatinya setiap kali melihat Flora menerima perhatian dari teman-teman sekelas mereka.
Pada suatu hari, setelah selesai belajar di rumah Flora, Freya yang merasa sangat lelah secara emosional dan fisik, memutuskan untuk mengutarakan perasaannya. Mereka berdua sedang duduk di kamar Flora, dengan Freya yang membaringkan kepalanya di atas paha Flora. Suasana sangat tenang, hanya terdengar suara kipas angin yang berputar pelan. Flora dengan lembut mengusap kepala Freya, mencoba menenangkan gadis manja itu.
"Sampe kapan kita mau kayak gini, sayang?" Freya mulai berbicara dengan nada yang lembut, tetapi sarat dengan kekhawatiran. "Aku cape, aku mau semua orang tau, kamu punyaku! Aku cemburu liat mereka ngasih kado ke kamu kalau di kelas," lanjutnya sambil menatap Flora dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.
Flora terdiam sejenak, mencoba mencerna perasaan yang diungkapkan oleh kekasihnya. Dia tahu bahwa Freya benar-benar mencintainya, dan cemburu adalah tanda bahwa Freya sangat peduli padanya. Namun, Flora juga tahu bahwa membuka hubungan mereka ke publik akan membawa konsekuensi yang mungkin tidak siap dihadapi oleh mereka berdua.
"Kamu tahu kan, Fre, aku cuma ingin kita punya waktu berdua tanpa ada gangguan dari orang lain. Kalau semua orang tahu, mereka pasti akan selalu ikut campur," jawab Flora dengan suara yang lembut namun tegas. "Aku cuma mau kita punya dunia kita sendiri, yang hanya kita yang tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
FreFloShoot (+Random)
Cerita Pendek[ Up Random ] • Mature • Jangan berdebat tentang siapa yang Dom dan Siapa yang Sub (Tak cokot koe)