Di sebuah desa yang tenang dan subur, hiduplah seorang wanita muda bernama Flora. Sejak kecil, Flora telah membantu ibunya di bendang, merawat tanaman padi yang tumbuh subur di ladang mereka. Setiap pagi, sebelum matahari terbit, Flora bangun dengan semangat dan berjalan menuju ladang dengan sabit di tangan. Ia menikmati suasana damai di sekitarnya, mendengarkan suara alam dan menghirup udara segar yang penuh dengan aroma tanah basah. Bagi Flora, bendang adalah tempat yang penuh kenangan dan kasih sayang, di mana ia belajar tentang kerja keras dan dedikasi dari ibunya.
Namun, ada satu hal yang selalu mengganggu ketenangan Flora. Sejak beberapa bulan terakhir, seorang gadis dari kampung sebelah bernama Freya terus-menerus mengganggu rutinitasnya. Freya adalah sosok yang ceria dan energik, selalu penuh dengan tawa dan semangat. Namun, bagi Flora, semua itu hanya sebuah gangguan yang membuatnya merasa frustasi. Setiap hari, Freya akan muncul di bendang, bermain-main dan melontarkan lelucon yang mengganggu fokus Flora.
"Freya! Ganggu ih! Jauh-jauh sana!" bentak Flora, merasa frustrasi dengan ulah Freya yang tidak kunjung berhenti. Namun, tanggapannya hanya membuat Freya semakin tertawa. Dengan ceria, Freya berlari menjauh dari Flora, tertawa kencang sambil melompat-lompat.
“Lihat! Aku bisa berlari lebih cepat darimu!” teriak Freya, dengan suara penuh kegembiraan. Flora hanya bisa menggelengkan kepala, berusaha menahan diri untuk tidak ikut terbawa suasana. Dia tidak mengerti mengapa gadis itu begitu suka mengganggu hidupnya. Namun, di balik semua itu, sebenarnya ada alasan yang lebih dalam mengapa Freya selalu mendekati Flora.
Sejak pertama kali Freya bermain di kampung Flora, ia sudah merasakan perasaan yang berbeda. Ada sesuatu tentang Flora yang membuatnya tertarik, entah itu senyum manisnya atau cara Flora bekerja dengan penuh ketekunan. Freya tidak bisa menjelaskan dengan pasti, tapi setiap kali melihat Flora, hatinya berdegup kencang. Dari situlah, Freya jatuh cinta pada Flora, meskipun ia tidak berani mengungkapkannya secara langsung.
Freya adalah gadis yang ceria dan penuh semangat, namun kadang-kadang, sikapnya yang terlalu aktif membuat orang lain merasa risih. Ia suka mencari perhatian dengan cara-cara yang konyol, dan mengganggu Flora adalah salah satu cara terbaik yang ia temukan untuk melakukannya. Meskipun Flora sering mengusirnya, Freya merasa senang dapat melihat reaksi Flora, bahkan jika itu berarti harus menerima bentakan dari gadis yang ia cintai.
Suatu pagi, ketika matahari mulai terbit dan menyinari ladang padi dengan cahaya keemasan, Freya datang lagi ke bendang. Kali ini, ia membawa sebuah bola kecil dan mulai menggulirkannya di antara batang padi. Melihat ulah Freya, Flora merasa kesal dan menghampirinya.
“Freya! Jangan buat kekacauan di sini! Ini ladang, bukan tempat bermain!” seru Flora dengan nada marah.
Freya berhenti sejenak, memandang Flora dengan tatapan manis. “Tapi aku cuma mau bermain! Lagian, kamu selalu aja keliatan kesepian. Aku hanya ingin membuatmu tersenyum, Flora,” jawabnya dengan nada polos.
Flora tertegun mendengar jawaban Freya. Di satu sisi, ia merasa terganggu, tetapi di sisi lain, hatinya merasa hangat mendengar perhatian Freya. Namun, ia berusaha menahan perasaan itu dan berbalik pergi. “Senyumku gak akan muncul kalo kamu terus mengganggu!”
Freya tertawa, berlari mengejar Flora. “Ayo, Flora! Ayo kita bermain bareng! Pasti seru!”
Dengan enggan, Flora merasa terjebak antara ingin menegur Freya dan rasa ingin tahunya yang mulai tumbuh. Ia tahu bahwa Freya adalah gadis yang penuh keceriaan, tetapi tingkah lakunya sering kali mengganggu ketenangan yang Flora cari di ladang. Flora berjalan lebih cepat, berharap bisa menjauh dari Freya, tetapi gadis itu terus mengikuti.
Hari-hari berlalu, dan meskipun Flora terus berusaha mengabaikan Freya, kehadiran Freya semakin sulit untuk dihindari. Freya selalu muncul dengan cara yang tidak terduga, entah dengan membawa makanan, mengajak Flora berbicara tentang hal-hal lucu, atau sekadar mengganggu saat Flora sedang bekerja. Flora merasakan campuran frustrasi dan ketertarikan yang semakin sulit untuk disangkal.
KAMU SEDANG MEMBACA
FreFloShoot (+Random)
Short Story[ Up Random ] • Mature • Jangan berdebat tentang siapa yang Dom dan Siapa yang Sub (Tak cokot koe)