Bahagia? Sudah tentu di dalam sebuah hubungan itu, pasti ada kebahagiaan. Flora dan Freya memang telah lama menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih. Sepertinya sudah hampir 4 tahun mereka bersama.Baik Freya dan Flora, mereka sama-sama merasakan jika mereka saling melengkapi. Walaupun ada hal yang membuat mereka berargumen tentang hal remeh, pada akhirnya mereka tetap berbaikan.
"Flo.. mau eskrim dong!" Flora yang tadinya sedang sibuk bermain game menoleh ke arah Freya dan mengangguk.
Flora tidak bisa menolak jika kesayangannya sudah meminta dengan nada manja seperti itu, itu kelemahan Flora. "Iya, sayang"
Tak perlu bertanya rasa yang mana perlu dibeli olehnya untuk Freya, Flora mengacak rambut kekasihnya setelah mengecup kening gadis itu sebelum berpamitan untuk membeli eskrim yang Freya minta.
Flora memang sedang mencari keperluan lain yang dirinya dan Freya butuhkan di rumah. Tak lama setelahnya, matanya tak sengaja menangkap pasangan suami istri yang sedang bersama menyuapi bayi mereka sambil tertawa bahagia. Benar-benar keluarga bahagia.
Tentu saja Flora ikut tersenyum. Tetapi ia langsung melunturkan senyumannya saat ia menyadari sesuatu.
Hubungannya bersama Freya.
Jika mereka masih meneruskan hubungan yang salah ini, bagaimana bisa mereka mendapatkan keturunan? Flora meremas baju oversize-nya erat. Ia turut mengigit bibirnya cemas!
Apa ia harus putus dengan Freya? Oh tuhan,bukankah ini demi kebaikan mereka sendiri?Jika ini keputusan yang baik, terus mengapa Flora harus merasa, jika ini merupakan sebuah keputusan yang berat baginya?!
Flora segera meraih kedua eskrim dengan rasa Stroberi dan cokelat sebelum membayarnya dengan cepat untuk pulang.
Saat tiba di rumah, Flora tidak melakukan hal yang biasanya ia lakukan pada Freya. Memeluknya erat sehingga gadis itu sendiri risih dan meminta Flora untuk melepas pelukan tersebut.
Flora merebahkan tubuhnya di atas sofa dan memejamkan matanya. "Kamu tadinya pergi jauh ya? Kok kayak lelah gitu?" Flora memilih untuk mendiamkan Freya.
Freya bingung, tetapi ia hanya menganggap jika pacarnya sedang keletihan. Jadi ia memutuskan untuk makan duluan sebelum Flora.
"Cape?" Flora membuka matanya kemudian mengangguk
"Pacar aku cape?? Yaudah mau ak--" Flora menaruh tangannya di atas puncak kepala gadis itu. Freya tersenyum padanya untuk merespon perlakuan dari Flora.
"Aku cape.. ayo putus" Freya tertawa lalu menggelengkan kepalanya
"Ga lucu aa, ga usah bercanda kaya gitu. Sumpah ga lucu banget" Kini, giliran Flora yang menggeleng. Ia berusaha meyakinkan Freya dengan memasang wajah datarnya
Freya memasang wajah tak suka. Jangan bilang kalau Flora kini sedang benar-benar sedang serius dengan ucapannya?!
"Katakan padaku. Kenapa kamu mau putus?" Flora bergerak menghapus sisa makanan di bibir gadis itu kemudian kembali menatapnya
Jari telunjuknya menunjuk ke arah dirinya sendiri lalu ke arah Freya. "Kita sama. Harusnya sejak awal kita tidak perlu menjalin hubungan kaya gini Fre, hubungan ini salah. Kita juga tahu, jika hubungan ini terus di lanjutin, kapan kita bisa membuat keturunan untuk orang tua kita, atau diri kita sendiri. Aku juga pengen hidup seperti pasangan yang normal di luar sana!"
Freya menatap Flora dengan garang "Kan bisa adopsi anak,Flo!!" Astaga, kenapa gadis ini susah sekali untuk melepasnya?
"Freya! Tolong dengarkan dengan baik ya! Hubungan! Ini! Salah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FreFloShoot (+Random)
Short Story[ Up Random ] • Mature • Jangan berdebat tentang siapa yang Dom dan Siapa yang Sub (Tak cokot koe)