Suara berisik dari kamar di sampingku benar-benar mengganggu ku ketenteraman hidup. Siapa lagi kalau bukan ulah tetanggaku yang bernama Fiony Tantrum, itu.
Kami sering disebut Tom and Jerry oleh para penghuni lain di kos ini.
Salahkan si Tantrum itu yang tidak ingin mengalah. Ya, aku akui, itu juga salahku. Aku adalah tipe orang yang, jika ku katakan A,maka A lah yang akan kupilih. No, B,B! Lain pula dengan si Tantri,itu yang akan selalu merusak segala keinginan ku, atau tidak bersetuju dengan ideku.
Cih, aku juga tak butuh pertolongan darimu ya, Tantri...
Sebenarnya sosok tantr-... maksudku Fiony itu benar-benar penting dalam hidupku, walaupun menyebalkan sih.Fiony sendiri sudah ku anggap kakak yang selalu ada untukku, karena usia kami juga berbeda 3 tahun.
Dulu aku menyebutnya dengan sebutan "Cece" di depan kata Fiony itu sih, tapi sekarang melihat kelakuannya yang sama sahaja seperti ku, menjadikan diriku sangat malas walau untuk menyebutnya Cepio.
"Nurdana!!!" Mulai, mulai... Tidak bisakah si cina itu membiarkan aku sekali sahaja tidak melihat wajahnya dalam sehari? Clingy sekali dia padaku, setidaknya sekali aja.
Aku beranjak dari kasurku menuju ke balkon untuk melihat kamarnya yang memang disamping kiriku. Ugh? Pakaian serba pink? Ada apa dengannya hari ini? Nge-date? Tch, siapa yang mau dengan gadis ini?
Melihat aku tak menyahut, ia melempar kertas yang sudah tak berbentuk seperti asal padaku.
"Hey," aku menatap tak suka ke arahnya "Mengapa kamu melempar ini ke wajah manisku? Ku pukul kembali nanti, kamu ngatain aku gak ada sopan-sopannya sebagai anak muda jaman sekarang."
Ia menatapku sinis lalu menunjuk ke arah kertas yang dilemparnya tadi. Oh, aku mengerti jika Fiony menyuruhku untuk membuka kertas itu. Aku menurut kemudian membuka kertas berkedut karena sudah rusak yang menampilkan tulisan bertuliskan 'Aku harus keluar kencan dengan seseorang'
Baru sahaja aku hendak bertanya siapa gadis malang itu, aku sudah tak melihat sosok Fiony di balkon kamarnya. Aku juga turut mendengar suara pintu kos-nya terbuka dan tertutup kembali.
Maksudnya hari ini aku akan ke taman sendirian? Dasar Fiony, aku memang suka bersendiri, bukan berati aku harus sendiri juga kalau di luar tanpa pengawasan orang dewasa! Bisa-bisanya dia keluar kencan sedangkan aku harus keluar sendirian di awal pagi ini?
Huff! Biasanya kami pergi berdua, kali ini tidak ada Fiony. Oh iya? Bukankah tadi aku yang meminta agar ia tak menemui ku selama sehari? Wah, langsung terkabulkan. Sebenarnya aku kurang nyaman. Baik, aku tarik kembali doaku tadi. Aku tidak mau berpisah dengan Fiony juga, dia termasuk hal spesial di hidupku.
Aku segera menuju ke kamar mandi untuk mandi, ya kali makan. Setelah mandi aku menggunakan kemeja panjang bewarna putih bersama celana panjang kesukaannya yang bewarna coklat muda. Kado ulang tahun dari sang mama untuk anak sulungnya yang tercinta, siapa lagi kalo bukan aku. Si cantik Freyanashifa Jayawardana.
Aku bersiap untuk ke taman menggunakan motor kesayanganku. Bahkan saking sayangnya aku, aku menamakan motor underbone milik papa ini sebagai Rudy. Gak tahu itu bapak siapa, tapi aku gak peduli. Motor bebek bewarna hitam ini seperti cocok aku namakan Rudy, lucu sih.
Maaf ya, kalau ada nama siapa-siapa yang ku gunakan sebagai nama motorku. Kalau ku kasih namanya hitam kan rasict...
Aku duduk di sebuah bangku yang agak jauh dari orang-orang yang berlalu lalang. Lebih tepatnya bangku ini dikatakan orang-orang bangku yang menyeramkan sih. Aku malas percaya, konyol.
KAMU SEDANG MEMBACA
FreFloShoot (+Random)
Cerita Pendek[ Up Random ] • Mature • Jangan berdebat tentang siapa yang Dom dan Siapa yang Sub (Tak cokot koe)