Mrs. Flora

1.2K 126 18
                                    

Singkat, padat, Flodom

Hari yang bagus, cerah sekali. Tetapi ada hal yang buruk karena di hari yang indah ini, aku telat.

Seorang Freyana telat disebabkan oleh seorang Azizi yang lancang menariknya tadi malam untuk mengajak adiknya itu menonton film jam 12 malam karena takut akan genre horror.

Freya bukanlah orang yang bisa menolak keinginan kakak sulungnya itu. Jadi karena ia tidak sanggup melihat wajah sedih Azizi, gadis yang lebih muda hanya pasrah setiap kali keluar babak yang menyeramkan dan ia akan dipukul oleh Azizi.

Memalukan sekali. Kenapa Freya harus telat di hari yang sama dengan jadwal seorang guru yang bertugas di hari paling ditakuti oleh siswa dan siswi? Semuanya salah Azizi.

Di mana gadis itu sendiri? Gadis itu hanya meninggalkan Freya terbaring di atas kasurnya tanpa membangunkan Freya. Sedangkan Azizi sendiri sudah bangun untuk bekerja.

Jahat sekali! Padahal adiknya itu telah menemaninya menonton, inikah balasan yang Freya dapatkan? Well, setidaknya uang Azizi bisa Freya gunakan untuk bersenang-senang.

"Sudah lama saya tidak menghukum anak-anak yang telat di hari Khamis. Setidaknya anak laki-laki yang telat, tetapi hari ini seorang siswi? Jadi, apa alasanmu telat, sayang?"

Aku meremas lutut ku yang terbalut dengan kain tidak terlalu keras agar ia tidak robek. Sesungguhnya aku juga sangat takut akan guru ini, siapa yang tidak takut padanya? Walaupun tubuhnya kecil, sudah pasti suaranya nyaring dan ketegasannya itu, berserta rotan yang ia bawa kemana-manapun, mungkin menjadi salah satu alasan siswa-siswi takut akannya. Kecil bukan sembarang kecil!

Entah bagaimana suaminya itu tahan dengan sikapnya, aku juga tidak ingin ambil tahu walau penasaran. Setidaknya dia bukan ibuku, tidak akan pernah sanggup aku!

Aku terkejut karena merasa tanganku dipegang olehnya, kemudian aku melirik ke arah genggaman itu, "Freyana? Apakah soalan saya tadi kurang jelas?"

"Jelas, Bu. Saya minta maaf karena telat, Bu Flora. Tadi malam saya tidak sengaja begadang bersama kakak sulung saya. Biasanya saya bangun jika mendengarkan suara alarm, namun pagi tadi saya terbangun di atas kasur kakak saya. Kamarnya itu tidak ada alarm, Bu. Sekali lagi saya minta maaf karena telat."

Aku melihat Bu Flora tersenyum kecil menatap diriku yang kelihatan sangat gugup. Setelahnya ia bangkit dari duduknya untuk mengelilingi aku yang sedang duduk di bangku hadapannya.

Kedua tangannya kini berada atas kedua pundakku, terasa hembusan nafasnya yang panas pada telinga kiriku, membuat seluruh tubuhku merinding.

Terdengar tawa kecil dari wanita itu sebelum ia berbisik padaku.

"Nanti jam istirahat, saya mahu kamu menyanyikan sebuah lagu di atas stage, sendiri. Saya ingin melihatmu di sana. Terserah pada kamu, mau itu lagu apa, silahkan. Yang penting saya ingin melihat kamu bernyanyi. Atau, kamu mau berpuisi?" Aku kembali meremas lutut ku dan memejam mataku dengan erat.

Keterlaluan. Bisa-bisanya ia menyuruh aku untuk melakukan public speaking di jam istirahat! Padahal setiap istirahat aku selalu di perpus, untuk apa aku ke kantin?!

Lebih baik aku membaca buku berbanding aku berada di atas panggung! Baik, aku akan bersembunyi!

"Saya tunggu kamu, Freyana. Sudah, sekarang masuk ke kelasmu"

Jam istirahat telah tiba dan aku berjalan dengan pantas menjauhi area kantin dan perpus. Lebih baik aku bersembunyi di satu tempat.

Di mana? Sudah pasti di rumah pohon sekolah yang terbiar itu. Aku tidak peduli jika di dalamnya itu ada kecoa atau apapun itu. Aku hanya ingin melarikan diri dari manusia menjengkelkan seperti Bu Flora.

FreFloShoot (+Random)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang