The Reason

1.3K 121 9
                                    

"Tadi mama nelpon" Hening. Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut sang suami, ketika istrinya yang sibuk membuat kopi itu berbicara padanya.

"Bundaku juga" Masih hening. Apa suaminya itu terlalu sibuk mengunyah?

Istrinya yang memahami masih tetap melanjutkan ucapannya. "Mama nanya, kapan kita mau punya anak Rel" Terdengar bunyi sumpit yang digunakan oleh Farrel tadinya, diletakkannya secara kasar di atas meja.

"Aku belum siap"

"Itu saja jawaban kamu dari awal kita nikah! Bahkan sudah 2 tahun kita menikah, sama saja!" Sindiran dari Flora sama sekali tidak membuat Farrel sadar jika dirinya pengecut sebagai suami, belum mahu mempunyai seorang anak namun malah membuat Farrel semakin emosi.

"Flo! Tolong mengerti aku! Aku belum siap! Stop ngomong soal ini please!" Melihat suaminya meninggalkan area dapur, Flora menutup kedua matanya dengan tapak tangan kirinya

Flora sendiri juga lelah mencari alasan untuk suaminya ketika sang ibu bertanya soalan yang sama setiap tahun. Sampai kapan dirinya harus mengulangi jawaban yang sama pada sang ibu dan ibu mertuanya?

Sebenarnya apa alasan Farrel tidak mahu mempunyai anak? Bukankah kata orang-orang, anak itu rezeki? Lagipula Flora ingin sekali menjadi ibu, bahkan sebelum Flora dan Farrel menjalin hubungan sehingga menikah.

Apalagi setelah menikah, Flora sering menggoda suaminya sebelum tidur. Tetapi suaminya sama sekali tidak peduli. Malahan suaminya itu hanya bersikap seperti Flora itu terlalu lucu untuk menggodanya.

Penghinaan! Walaupun Flora suka. Tetap saja! Orang lagi menggoda, dia malah nyubit pipi!

Flora menjadi sedikit sedih. Apa Farrel sudah tidak menyukainya lagi? Tidak mencintainya lagi? Sehingga menyentuhnya di malam hari saja, suaminya itu langsung menghindar!

Tanpa sadar, Flora yang tadinya sedang memotong buah tidak sengaja terkena kulitnya kerana sibuk memikirkan hal negatif dipikirannya.

"Ouch!" Tentu saja gadis itu meringis pelan. Suaminya baru sahaja memarahinya tadi, jadi dengan adanya Flora meringis kecil maka Farrel tidak akan keluar dari kamar untuk kembali memarahi Flora untuk berhati-hati ketika memotong sesuatu menggunakan pisau

Atau lebih parahnya, Flora akan disuruh berhenti memasak sehingga jarinya sembuh. Berlebihan bukan? Memang! Suaminya memang seperti itu.

Di sisi yang lainnya, Farrel sendiri sedang duduk di bangku kerjanya sambil memutar-mutarnya ke kiri dan kanan.

Bersalah? Sudah tentu! Farrel baru sahaja memarahi istrinya. Sepertinya kuku Farrel akan hancur digigit olehnya jika dirinya tidak berhenti menggigit saat ini.

"Farrel bodoh!"

Dengan keadaan yang sadar dirinya mengambil handphone miliknya dari saku hanya untuk menghubungi adik-adiknya yang berada di rumah.

Awalnya Farrel hanya berbasa-basi menanyakan kabar adiknya sehingga pada akhirnya dirinya malah bertanya jika kedua saudaranya itu mempunyai pacar atau tidak.

Farrel menoleh kala mendengar suara pintu di ruangan tersebut dibuka oleh Flora. Wanita itu berjalan mendekat hanya untuk memberikan secangkir kopi susu kesukaan suaminya.

Baru saja dirinya hendak melangkah keluar, tangannya ditahan oleh Farrel sehingga Flora terjatuh di atas pangkuan sang suami.

Flora menatap Farrel datar kemudian tersenyum sambil mencubit hidung mancung suaminya itu membuat keduanya terkekeh. Tak lupa dirinya bertanya siapa yang sedang dihubungi oleh Farrel itu.

"Yaudah, tutup ya" Flora yang masih belum mengetahui orang yang dihubungi oleh Farrel langsung memeriksa nama yang tertera disana.

Mata Farrel terhenti pada jari Flora yang dibaluti hansaplast.

FreFloShoot (+Random)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang