36

599 121 2
                                    

BRENGSEK!!! Buat ulah apalagi sih nih cewek? Masih kurang puas selingkuh sama cowok lain, eh ... sekarang dia malah pengen ambil alih rumah itu?

Tapi masa iya Shella mau ambil alih rumah gue? Cuma kalau dipikir-pikir ngapain dia hubungi Louis terus tanya alamat kantor tuh orang? Pasti kan ada hubungannya sama furnitur di rumah baru gue itu? Atau jangan-jangan dia mau bilang sama Louis kalau gue sama dia enggak jadi nikah? Trus furniturnya enggak usah dilanjutin buat? Tapi kan kalau begitu bisa kasih tahu lewat WA aja, enggak perlu sampai datangi kantornya.

Alah! Sumpah enggak paham gue sama isi pikiran cewek. Kita yakin dia pikirannya lurus-lurus aja, tahu-tahunya malah serumit ini. Andai Louis enggak WA gue, mana gue tahu kalau Shella mau ke kantor Louis sore ini.

Tapi masalahnya sekarang, posisi gue jauh banget dari tuh kantor. Tadi kebetulan gue habis ketemu klien diluar, dan lanjut ngopi bareng Osta buat ceritain kesedihan nyokap gue kemarin itu yang gue dengar. Eh ... tahu-tahu ini malah gue dapat kabar yang enggak enak lagi.

Duh, masalah terus! Kapan sih masalah berakhir?

"Gue anterin aja ke sana, gimana?" Tawar Osta, yang langsung gue setujui. "Nanti baliknya lo baru minta jemput supir lo."

"Oke," gue jawab singkat. Pikiran gue udah enggak ada di sini soalnya. Gue udah sibuk main tebak-tebakan buah manggis dalam pikiran gue soal keinginan Shella buat nemuin Louis. Rasanya enggak ada satu alasan pun yang bisa bikin dia pergi nemuin Louis, kecuali ....

"Ta ..."

"Hm."

"Shella enggak lagi balas dendam, kan?"

Gue ngelirik Osta yang udah duduk di samping gue, tepat di belakang kemudi. "Maksud lo?" alis gue naik satu sambil mencoba mengartikan kata-kata Osta. Balas dendam soal apa?

"Ya kan siapa tahu? Soalnya kemarin kan kata lo kalian ribut. Lo lihat dia sama cowok lain. Terus abis ngamuk-ngamuk, lo pergi gitu aja, enggak mohon-mohon ke dia. Enggak kayak lo yang biasa-biasanya. Jadi, mungkin dia kepikiran, sekalian aja balas dendam ke lo sambil dekatin Louis. Iya enggak? Si Louis kan ganteng, kaya, yah ... sebelas tiga belas dah sama lo."

Osta ketawa lepas, gue malah bingung lihat dia ketawa. Kenapa nih anak?

"Enggak usah kaget gitu dong. Kenapa gue buat sebelas tiga belas. Karena dua belasnya gue lah! Enak aja si Louis duluan. Ditambah lagi Louis udah tahu lo enggak jadi nikah sama Shella, makanya tuh orang nerima-nerima aja waktu Shella mau dekatin lo. Cuma biar kelihatan realistis dia coba hubungi lo. Siapa tahu kan, lo mau lihat mereka lagi mesra-mesraan gitu. Gimana pendapat gue?"

"SEMPRUL!!"

"Hahaha, kok semprul?"

"Ya, karena pendapat lo ngawur! Dengerin gue, Bir! Kalau pun Shella mau nikah sama Louis diakhirnya, gue enggak peduli. Karena jelas dari awal gue tuh enggak cinta sama dia. Gue berusaha buat cinta sama dia. Tapi lo lihat sendiri kelakuan dia mirip setan! Makanya itu gue langsung tutup usaha gue rapat-rapat. Enggak ada dalam sejarah gue ngemis cinta sama cewek dengan karakter kayak Shella. Sekalipun gue punya tanggung jawab sama tuh cewek, karena udah bikin modar bokapnya, gue masih bisa kasih hal itu ke dia. Setiap dia butuh duit, gue masih bisa kirim transfer ke dia. Tapi untuk nikah, makasih deh. Enggak dulu."

"Keren. Keren. Cuma lo, cowok, yang bisa nolak cewek sebening Shella. Dia tuh mendekati sempurna untuk tampilannya, ya! Tapi yah gitu, walau gue enggak dekat-dekat banget sama Shella, gue tahu tuh cewek karakternya seburuk apa. Dan gue anggap keputusan lo benar buat jauh dari dia."

"Nah, bener, kan? Yaudah, gas aja!"

***

Gue mengibaskan tangan waktu mobilnya Osta menjauh dari lobi kantor ini. Sengaja mengecek jam di arloji, kayaknya gue sampai tepat waktu deh. Karena beberapa karyawan baru kelihatan keluar dari gedung ini untuk pulang ke rumah. Tadinya gue pikir, kedatangan gue ke sini bakalan terlambat karena lokasi gue tadi benar-benar jauh dari tempat ini. Tapi ternyata enggak. Mungkin Osta bawa mobilnya udah kayak orang gila, makanya bisa sampai dengan cepat ke tempat ini.

Whimsical LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang