11

1.4K 161 13
                                    


Gila!

Ini kegilaan paling gila yang orang gila bisa lakukan dan GILANYAAA akulah si orang gila itu.

Kenapa harus aku???

Perkara sekali menemukan batangan lelaki berdiri menjulang, aku sudah menjatuhkan diri ke pelukan cowok asing. Mana cowok ini pacarnya ratu iblis. Iiiih, aku beneran butuh mandi kembang untuk membuang bekas sentuhannya dari badanku. Kalau perlu aku mandi lumpur supaya jejak jemarinya yang menjamah tiap lekuk badanku lenyap. Lagian ngapain sih punya jari berkelana di badan orang lain, mana enak lagi?

Iish! Otak, berhenti mengingat malam itu!

Buang jauh-jauh cowok itu dari ingatan. Anggap cowok itu upil yang setelah dibuang nggak dicari kembali, aku mengulang perkataan itu berkali-kali dalam hati sambil menepuk-nepuk pipi supaya terhapus peristiwa semalam dari benak.

Dari sekian banyak tanggal dalam setahun, emang nggak ada yang bisa memastikan yang mana tanggal sial. Aku pikir kesialanku semalam cuma sebatas menghindari omelan Bu Adem Sari, ternyata kesialanku berpangkat seratus juta. Efeknya lebih buruk dengan dijatuhkan seember kotoran babi di atas kepala. Beberapa jam yang lalu, aku masih perawan. Sekarang sudah lepas segelnya. Aku melepasnya dengan kesadaran penuh melakukan bersama pria yang bukan suami.

Aaaakh, gimana nasibku?!

Aku mempercepat langkah menjauhi hotel laknat. Bayang-bayang semalam masih bergentayangan, tapi aku lebih takut kalau cowok itu bangun dan mengejarku untuk minta pertanggungjawaban. Bisa saja dia merasa dirugikan padahal semalam dia yang paling banyak beraksi. Intinya, manusia itu bisa hilang akal kalau urusan nganu-nganu. Begitu pagi datang dan kebutuhan birahi sudah tersalurkan, siapa saja bisa mengambil langkah spontan semisal dia ingin memboyongku ke pak polisi buat silaturahmi sekaligus menyuruhku diinapkan beberapa waktu di salah satu sel penjara. Wadidaw, bahaya tuh!

"Ojek! Ojek!" Aku melambai ke pengemudi ojek online yang baru saja menurunkan penumpang di tepi jalan.

Aku harus bergegas pulang.

&&&

Tanggal sialku mungkin double, yakni kemarin dan hari ini. Niat pulang untuk menjernihkan pikiran, ternyata gagal. Apa yang aku temukan di depan rumah luar biasa menakjubkan. Aku sudah mengakui kemampuan Bu Adem Sari mengundang masalah datang ke rumah, tetapi kali ini levelnya berbeda.

"JANCUK! PERGI LU, SETAN BABI!"

"DASAR TAI ANJING! MASIH BERANI KAMU GANGGU RUMAH TANGGA SAYA!"

"AAAKH! SAKIT, GOBLOK! LAKI LU UDAH MUAK AMA LU! AAAKH!"

"BANGSAT! LEPAS TANGAN KAMU! AKH, LEPAS!"

"LU YANG LEPAS! LEPAS, SIALAN!"

Bu Adem Sari dan Bu Jambul saling jambak di depan rumah. Di antara mereka, ada Tita dan seorang bapak-bapak yang sibuk melerai. Alih-alih melerai, mereka malah jadi korban jambak dan dilempar keluar dari pergelutan dua ibu sakti. Apa sebutannya untuk dua perempuan di usia senja yang sanggup melempar mereka dengan sebelah tangan kecuali sakti?

Tetangga mengintip dari balik jendela. Beberapa ada yang terang-terangan menongolkan kepala di balik gerbang rumah masing-masing. Hansip kompleks pasti baru tidur setelah ronda keliling semalaman. Aku nggak tega kalau lagi-lagi mendatangi rumah salah satu hansip untuk minta tolong.

Aku menarik napas. Tanpa pikir panjang, aku masuk ke tengah pergulatan sambil berteriak, "HIYAAAAAA!!"

&&&

"Wewe gombel bakal kabur lihat penampilan Kakak."

Aku melirik sinis Tita. "Pocong menjerit ketakutan lihat kamu," balasku. Aku tersenyum puas dan berakhir melenguh kesakitan. Sudut bibirku memar kena sikut Bu Adem Sari. Bagian dalam bibirku tergores gigi sendiri. Namun itu belum semengerikan mata kiriku yang sukses dihantam bogem Bu Jambul akibat Bu Adem Sari berkelit ke belakangku.

Whimsical LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang