20

1K 120 9
                                    

Brengsek! Emosi gue benar-benar enggak bisa ditahan karena kelakuan si Kendi semalam. Bisa-bisanya dia kirimin gue foto yang menurut gue enggak banget. Bukannya napsu gue malah jijik lihatnya.

Ya, gue akui, dalam foto itu gue kelihatan menikmati. Ekspresi gue enggak bisa bohong, bersandar di leher tuh kendi, sambil kayak kenikmatan gitu, tapi sekarang setelah gue sadar, najis banget gue punya foto dengan pose seperti itu.

Jujur gue enggak tahu kenapa si Shella, duh ... jangan panggil Shella gue ngeri ketuker, atau si kendi itu bisa punya foto gue, terlebih lagi posenya aneh bin najis buat dilihat. Cuma yang lebih penasaran lagi, kenapa dia kirim foto itu ke gue sekarang? Apa niatnya emang mau meras gue? Mau minta uang milyaran buat foto itu? Atau emang dia ada ketertarikan seksual sama gue?

Yah, walau dalam foto itu muka si cewek enggak kelihatan, tapi jelas gue tahu kalau cewek yang ada di sebelah gue adalah si Kendi, alias si Shella yang ukuran badannya ngelebihin beban truk gandeng. Sumpah dari lipetan lemak di lehernya aja gue udah tahu banget.

Bukan. Bukan berarti gue suka perhatiin dia sampai tahu detail semuanya, tapi please lah, cewek gendut yang beberapa waktu belakangan ini sering gue temui, ya cuma si kendi. Masa iya gue gila, sewa cewek LC atau sewa cewek BO, yang lemaknya berlebihan? Udah enggak waras kalau sampai gue ngelakuin itu.

Karena emosi dan penasaran juga kenapa tuh cewek gila ngelakuin itu, akhirnya gue datangin aja kantornya pagi-pagi. Bilang ke semua orang pengen pelunasan buat pesanan gue sebelumnya, biar enggak dicurigain. Lagian kalau orang banyak tahu gue mau ngamuk sama tuh cewek gila, emang gue diizinin masuk? Sekalipun gue consumen loyalty, tapi tetap aja tindak kekerasan enggak diperbolehkan. Bisa-bisa ditahan gue sama satpam. Kan enggak lucu, gue niat pengen ngamuk sama si kendi, malah gue diamuk sama petugas. Untuk itu sampai ketemu Louis tadi, gue masih stay calm. Nanti pas ada moment ketemu si kendi, baru gue gas!

Beberapa saat gue tunggu, di ruangan meeting yang enggak seberapa besar ini, yah ... paling cuma muat buat 4 orang, dari luar gue dengar ketukan pintu. Mukanya si Kendi kelihatan muncul setelah dia dorong pintu kaca ruang meeting ini. Ditangannya ada berkas, yang kemungkinan besar invoice, sesuai dengan maksud bodong gue datang ke kantor ini pagi-pagi banget. Sedangkan ditangannya yang lain ada ponsel, yang gue yakin banget milik dia. Barang bukti sebagai alat untuk kirim foto-foto gila itu.

"Pa ... pagi pak Ganta."

Sangat ragu-ragu dan hati-hati, dia tutup pintu secara perlahan, kemudian memilih berdiri dan bingung dari gerakannya. Mungkin karena tatapan gue kayak mau makan orang, bikin tuh cewek mati gaya. Lagian siapa pula yang enggak ngamuk dikirim foto gila model begitu?

"Pak Ganta tanya invoice, ya? Ini saya bu ... buatkan."

Masih sengaja enggak ngomong, gue perintahin dia buat duduk lewat tatapan mata ini. Untungnya nih anak masih ada pinternya dikit. Karena gue lihat setelah dia paham, gerakannya perlahan mendekat dan duduk di kursi depan gue.

Ekspresi dimukanya kelihatan panik banget. Walau dia berusaha buat tutupin hal itu dari gue, cuma gue sadar banget kok apa yang bikin dia sepanik itu. Apalagi terakhir kami ketemu, karakternya masih sok-sok keras dan berwibawa. Padahal kenyataannya enggak lebih dari sekedar lonte!

"Pak Ganta ini ...."

"Lo lagi mau meras duit gue kirim-kirim foto kayak gitu? Belajar gila lo main-main sama Megantara Arden! Udah punya nyawa banyak berani ngajak gue ribut!"

Enggak pakai basa basi busuk, gue coba tebak apa yang dia mau. Walau emang enggak sepenuhnya benar, tapi ayolah ... dizaman sekarang ini orang miskin kirim-kirim foto yang enggak banget ke orang kaya, apalagi tujuannya kalau bukan mau duit? Masa iya dia minta gue nikahin? Dih, ogah juga gue!

Whimsical LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang