BAB 6

70K 4.6K 73
                                    

"Ellena-ku, oh tidak! Jangan dekat-dekat dengannya atau kau akan tertular penyakit otak udang." Pekik Jillian dengan histeris, yang mana langsung mendapat serangan daun kering dari Valerie yang sedang gelendotan manja di lengan Ellena.

"Heh, enak saja! Justru dirimu yang memiliki otak seperti itu!" Balas Valerie tak terima.

"Kau terlihat seperti kera jika seperti itu, Valerie." Celetuk Rose.

"Jika aku menjadi kera, sudah pasti aku akan dinobatkan sebagai kera tercantik sedunia."

"Sudah ku bilang, bukan? Otaknya memang sedikit tidak waras. Mana ada manusia yang mau disamakan dengan kera." Sindir Jillian.

Ellena tertawa melihat tingkah mereka. Walaupun mereka baru saling mengenal, mereka tidak terlalu menjaga image dan bahkan seperti bertemu teman lama. Buktinya Jillian berani sekali tertawa sambil memukul paha Rose. Bahkan Rose juga selalu menimpali candaan Jillian.

Jangan jauh-jauh kesana. Panggilan Putri dan Lady yang sering mereka gunakan pun seolah tak ada artinya karena tak lagi mereka gunakan.

Ellena sangat tidak menyangka akan dipertemukan dengan orang-orang tersebut. Ada sedikit rasa khawatir jika mereka akan berbalik memusuhinya setelah acara ini berakhir.

"Baik, para gadis-gadis yang cantik. Bagaimana kalau kita mulai saja kegiatan berburu hari ini?"

"AYOO!!"

Rose menarik tangan Ellena agar berdiri disampingnya. "Ini pertama kalinya bagimu, bukan? Jadi jangan sampai hilang dari pengawasan kita. Mengerti?"

Ellena mengangguk antusias.

•••••

Rose, Jillian dan Valerie menatap iba pada keranjang milik Ellena. Sedangkan sang pemilik keranjang justru terlihat biasa saja seolah tak melakukan kesalahan apapun.

"K-kenapa kalian melihat keranjangku seperti itu?" Bingung Ellena membuat ketiga orang didepannya beralih menatap wajahnya.

"Apa kau tidak salah?" Tanya Rose.

"Apa kau tidak bisa memanah?" Tambah Valerie.

"Ya Dewa! Aku tidak menyangka ternyata ada otak yang lebih tidak beres daripada milik Valerie." Ucap Jillian.

Ellena menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Apa yang salah? Keranjangnya juga memiliki isi yang sama banyak seperti milik Rose, Jillian dan Valerie. Bedanya, keranjang ketiga gadis itu berisi hewan-hewan buruan. Sedangkan keranjang milik Ellena berisi sayuran serta buah-buahan yang ia petik dari pohon di hutan.

"Aku tidak tega membunuh hewan-hewan itu. Jadi aku menggantinya dengan sayuran dan buah ini. Bukankah mereka sangat berguna untuk makan malam nanti?" Tanya Ellena memberi penjelasan kalau dirinya tak sepenuhnya salah.

Rose menjentikkan jarinya. "Cerdas. Kau sungguh cerdas, putri Ellena." Ucapnya membuat Ellena tersenyum bangga walau hanya sesaat.

"Saking cerdasnya, aku sampai berniat menjual otakmu dan menukarnya dengan otak kera."

Jillian dan Valerie tertawa, sedangkan Ellena mengerucutkan bibir sebal. Apa salahnya? Bukankah ini namanya insiatif yang sangat kreatif?

"Bodoh." Ucap Serena yang melewati mereka dengan senyum liciknya. Ia terlihat melirik sinis keranjang milik Ellena.

"Ku akui putri Ellena memang bodoh, tapi entah kenapa aku tidak terima dirinya disebut bodoh." Ucap Jillian yang diangguki oleh Valerie. Keduanya langsung mengambil posisi di depan Ellena guna melindungi gadis itu dari omongan pedas sang kakak.

Distopia in the Moonlight (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang