Saat menatap tampilan dirinya di cermin, lagi-lagi helaan napas panjang dikeluarkan William. Ingin rasanya William menangis tapi ia harus mati-matian menahannya jika tak ingin turun pangkat.
Tadi pagi ia diperintahkan untuk menghadap Xavier dengan segera. Ia kira ada masalah penting yang harus diselesaikan. Tapi ternyata alasannya sangat diluar prediksi.
"Sudah selesai." Yura tersenyum bangga melihat penampilan William yang sudah ia rubah sedemikian rupa.
"Anda cantik sekali, tuan."
Memakai gaun berwarna merah muda dengan rambut palsu yang terurai panjang sangat kontras dengan tubuh kekar William. Walaupun tubuhnya tidak sebagus Xavier, tetapi memakai gaun seperti itu sangat tidak cocok dengan tubuhnya. Hanya karena ia memiliki wajah baby face, bukan berarti ia harus dijadikan wanita jadi-jadian juga bukan?
Bisa-bisanya seorang kepala ksatria diperlakukan seperti ini.
Carlos tak bisa menahan tawanya melihat penampilan William yang berubah drastis. Hal itu membuat William langsung melayangkan tinju ke wajah Carlos.
Yura yang khawatir segera menghampiri pria itu. Tetapi Carlos justru tersenyum dan berusaha meyakinkan Yura kalau dirinya baik-baik saja.
"Kau jangan khawatir. Permainan laki-laki memang seperti ini." Ucap Carlos.
"Ck! Siapa juga yang khawatir? Aku hanya takut kau membalas pukulan William dan membuat riasannya hancur."
Carlos hanya menanggapinya dengan senyuman tipis. Padahal sudah jelas kalau Yura khawatir padanya.
"Kenapa tidak memakai wanita sungguhan saja hah?!" Geram William.
"Aku tidak ingin menyakiti hati Ellena." Xavier tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya yang dijadikan tempat untuk mendandani William.
Sontak saja Carlos, William dan Yura langsung berjajar dengan kepala menunduk.
Xavier menatap penampilan William dari atas sampai bawah.
"Cukup bagus." Kedua sudut bibir Xavier terangkat. "Cantik sekali."
"Saya masih normal, Yang Mulia." Sahut William.
Mendengar hal itu, Xavier langsung berdecih. "Kau pikir aku ini laki-laki macam apa hah?! Hatiku hanya untuk Ellena. Wanita lain saja tidak diperbolehkan singgah, apalagi seorang pria!"
Carlos segera menengahi mereka sebelum ada pertumpahan darah.
"Apakah kita bisa memulainya, Yang Mulia?" Tanya Carlos pada Xavier.
Xavier mengangguk malas. Jika bukan karena rencananya kemarin. Tidak mungkin dirinya rela melakukan hal seperti ini.
Flashback
"Ingat, Yang Mulia. Penyesalan selalu datang di akhir dan jangan sampai anda merasakannya."
Xavier mendesah lesu. "Tapi aku tidak tau apakah Ellena mencintaiku juga atau tidak. Aku takut penolakan..."
Carlos mengangguk setuju. Ia segera memutar otak untuk mencari solusi dari permasalahan yang Xavier hadapi.
"Bagaimana jika kita memeriksanya sendiri?" Setelah lama berpikir, akhirnya Carlos memiliki ide cemerlang. Tapi sepertinya Xavier salah paham.
"Maksudmu dengan membelah tubuh Ellena dan mengambil hatinya untuk memastikan apakah ada aku di dalamnya?"
"Tolong berpikir logis, Yang Mulia."
Carlos sungguh tertekan menghadapi tingkah Xavier akhir-akhir ini.
"Maksud saya adalah dengan membuat putri Ellena cemburu. Jika putri Ellena cemburu melihat anda berdekatan dengan wanita lain, itu artinya dia mencintai anda. Tapi jika tidak, berarti anda harus berjuang lagi, Yang Mulia." Jelas Carlos dengan kesabaran di atas rata-rata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distopia in the Moonlight (TAMAT)
FantasyTak pernah terbayang di benak Ellena jika ia akan hidup kembali setelah dibunuh oleh suaminya hanya karena menghina selingkuhan pria itu. Ia pun bertekad untuk tidak mengulangi hal yang sama di kehidupan keduanya. Tapi bagai keluar dari kandang hari...