BAB 21

51.9K 3.4K 24
                                    

Istana dibuat gempar dengan berita Xavier keracunan. Yang lebih mengejutkan lagi, pelakunya adalah orang yang digadang-gadang sedang dekat dengan raja mereka. Tapi tak ada yang berani menyebarkan berita tersebut ke khalayak karena ancaman Carlos. Bagaimana pun juga mereka harus menunggu hingga Xavier sadar untuk mengambil keputusan apakah Ellena akan diusir dari istana, dipenjara atau dihukum yang lainnya.

Semua itu berawal dari Xavier yang meminta Ellena membuat sarapan untuknya. Tentu gadis itu langsung menurut. Kapan lagi Xavier memperbolehkannya melakukan pekerjaan. Ini adalah hal langka.

Namun entah kenapa setelah memakan makanan yang dibuat Ellena, Xavier muntah-muntah dan tabib kerajaan mengatakan jika pria itu keracunan. Diketahui pula di hari itu Xavier hanya memakan makanan milik Ellena. Tapi Ellena berani bersumpah tak sedikit pun menaruh racun di makanan Xavier. Bahkan untuk bahan-bahan saja Ellena menakarnya dengan hati-hati.

Di tengah keributan tersebut, sang korban justru sedang mengambil kesempatan untuk mendapat perhatian si tersangka.

"Lagi."

Xavier membuka mulut, bersiap menerima suapan penuh cinta dari Ellena.

Cinta dari hongkong.

Terpaksa mah iya!

Ellena ragu untuk kembali menyuapi Xavier. Walaupun Hendrik mengatakan makanan buatannya yang satu ini aman, tapi ada rasa takut di hati Ellena jika Xavier akan kembali muntah seperti beberapa jam lalu.

Xavier tanpa sadar sedikit mengerucutkan bibirnya. "Ada apa denganmu? Harusnya aku yang marah karena kau menambahkan jamur beracun itu." Kesalnya tanpa peduli situasi dan kondisi.

Ellena menatap Xavier dengan tatapan sendu. "Maaf... Lain kali aku tidak akan memasak lagi."

Mendengarnya, Xavier jadi kelabakan. Pria itu meraih piring di pangkuan Ellena dan memakannya dengan lahap.

Ellena tiba-tiba merebut makanan di pangkuan Xavier. "Jangan memakannya lagi!" Ucapnya dengan suara kecil.

Gadis itu menyimpan piring dengan sedikit kasar ke atas nakas hingga membuat beberapa daging terjatuh. "Aku akan meminta bibi Luna memasak makanan baru."

Tanpa menunggu jawaban Xavier, Ellena pergi meninggalkan Xavier dengan segala kebingungannya.

Sesampainya di dapur, hal yang paling Ellena takuti malah terjadi. Sekumpulan pelayan dan juru masak sedang membicarakannya.

"Putri kerajaan Asteria itu sangat tidak tau berterima kasih. Padahal Yang Mulia sudah memberinya tempat untuk tinggal tapi malah meracuni penyelamatnya. Semoga Dewa memberi umur panjang kepada Yang Mulia."

"Lagipula yang aku lihat, Putri Ellena sangat tidak cocok disebut bangsawan. Lihat saja bahasa dan tingkah lakunya yang kasar."

"Sepertinya dugaan kita selama ini salah. Yang Mulia tidak mungkin menyukai gadis kasar seperti itu. Beliau pasti menolongnya karena rasa kemanusiaan."

"Benar, aku setuju denganmu."

"Aku berharap setelah Yang Mulia sadar, beliau langsung mengusir Putri Ellena dari istana."

Ellena terkekeh miris. Rasanya begitu percuma memberi tau mereka kalau ia tidak salah. Semua orang akan tetap menyalahkannya. Baik itu di masa lalu ataupun sekarang.

Karena dulu pernah ada kejadian serupa.

Ketika kakak pertamanya tidak ada di istana, Ellena selalu disuruh untuk memasak dan membersihkan istana layaknya seorang pelayan.

Saat itu Helena ingin dimasakkan udang. Padahal Ellena sudah memberi tahu Helena untuk segera memakannya sebelum Serena datang, karena Serena alergi udang dan sangat penasaran dengan rasa masakan itu.

Distopia in the Moonlight (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang