"Levi makannya apa?"
Guk guk
"Makan guk guk? Wah... kau ini ternyata kanibal seperti ayahmu."
Xavier yang berdiri di ambang pintu memutar bola mata malas mendengar perkataan Ellena. Baru saja datang sudah dihina, apalagi saat ia tak ada disana.
Pria itu pun berjalan mendekati Ellena dan Levi yang sedang bermain di kasur.
"Ayah Sapi!" Panggil Ellena dengan riang. Hal itu membuat Xavier menghela napas lelah. Sapi mana yang beranak anjing?
Sapier.
"Ellena, aku ingin bicara." Ucap Xavier yang berdiri di depan Ellena. Jaraknya hanya sekitar 3 langkah kaki besar.
"Apakah pembicaraan kita masih bisa di dengar anak kecil?" Tanya Ellena sambil menutup kedua telinga Levi.
"Ellena..." Geram Xavier dengan suara yang pelan.
"Maaf, Xavier."
Ellena langsung meletakkan Levi di sampingnya. Mereka sama-sama duduk dengan kepala menunduk di depan Xavier. Terlihat seperti anak-anak yang sedang dimarahi ayahnya.
"Aku menginginkan kejujuranmu, Ellena. Selama dua hari ini, apa saja yang kau lakukan?"
"Tidur, makan dan berjalan-jalan."
"Itu saja?"
Ellena mendongak dan mengangguk pelan.
Xavier membasahi bibirnya sambil melipat tangan didepan dada. "Masih berani berbohong?"
Melihat Xavier menatapnya tajam, Ellena pun kembali menunduk. Sepertinya Xavier sudah mengetahui semuanya. Lagipula ini istana milik Xavier, pasti banyak mata-mata yang mengadu pada pria itu.
"Siapa yang menyuruhmu melakukan pekerjaan itu? Memasak, membersihkan istana bahkan membersihkan kandang kuda? Apa aku pernah menyuruhmu melakukan semua itu?"
Ellena menggeleng lesu.
Tiba-tiba posisi Levi digantikan oleh Xavier. Pria itu kini duduk disamping Ellena dengan Levi di pangkuannya. "Sekarang jelaskan padaku alasan kau melakukannya. Aku tidak akan memotong penjelasanmu," ucap Xavier yang sudah menggunakan nada suara seperti biasanya dan tidak tegas seperti tadi.
"Sebelumnya maafkan aku, Xavier. Aku melakukan itu atas kemauanku sendiri. Aku hanya merasa bosan dan tidak tau harus mengerjakan apa. Melihat mereka semua bekerja, aku jadi ingin membantu."
Melihat Ellena tak lagi bicara, Xavier pun menjawab. "Tapi lihat kan apa akibatnya? Kau jadi sakit karena kelelahan, Ellena."
"Lain kali aku akan melakukan pekerjaan yang tid–"
"Aku tidak menyuruhmu melakukannya!"
Ellena tersentak. Levi pun sampai loncat ke pangkuan Ellena karena ikut kaget.
Xavier menarik napas dalam-dalam sebelum kembali bicara. Ellena sedang sakit, jadi ia tidak boleh terpancing emosi yang malah semakin memperkeruh suasana.
"Ellena... Aku mempekerjakan mereka untuk melakukan semua itu. Jadi berhenti mengerjakan pekerjaan itu, oke? Kau adalah calon istriku."
"Tapi aku merasa tidak nyaman."
"Apa yang membuatmu tidak nyaman hm? Katakan padaku."
"Awalnya aku merasa senang karena bisa bebas tinggal disini. Tapi lama kelamaan aku mulai bosan, Xavier. Tidak ada yang bisa aku lakukan selain tidur, makan dan jalan-jalan."
Sepertinya yang dikatakan Ellena adalah sebuah kejujuran. Terlihat jelas ekspresi putus asa di wajah gadis itu yang membuat Xavier tidak tega. Pria itu pun berusaha mencari cara agar Ellena tidak bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distopia in the Moonlight (TAMAT)
FantasyTak pernah terbayang di benak Ellena jika ia akan hidup kembali setelah dibunuh oleh suaminya hanya karena menghina selingkuhan pria itu. Ia pun bertekad untuk tidak mengulangi hal yang sama di kehidupan keduanya. Tapi bagai keluar dari kandang hari...