BAB 39

43.7K 2.8K 33
                                    

Kini usia kandungan Ellena sudah memasuki 3 bulan. Padahal Ellena yang mengandung, tetapi Xavier yang malah banyak mau. Bahkan pria itu sudah menyediakan kamar khusus untuk anaknya. Ia ingin anaknya menjadi mandiri sejak bayi. Aneh memang otaknya.

Tapi ada yang membuat Ellena terhibur. Xavier kini lebih sering menghabiskan waktu untuk belajar mengurus bayi. Bahkan pria itu terlihat lebih mahir darinya.

"Ellena, gendongnya seperti ini." Ucap Xavier sambil memperagakan gerakan menggendong bayi yang benar menggunakan boneka.

Ellena yang memang sengaja menjahili Xavier malah bertingkah nyeleneh. Ia hanya memegang bagian kaki saja hingga membuat boneka tersebut menggantung dengan posisi terbalik. Xavier yang melihatnya langsung berteriak histeris dan mengambil alih boneka di tangan Ellena.

"Ellena." Geram Xavier yang dibalas tawa lirih dari Ellena.

"Aku lelah, Xavier."

Xavier dengan sigap membantu Ellena duduk di kasur. Pria itu menyusun bantal untuk dijadikan tempat sandaran istrinya. Setelah memastikan Ellena duduk dengan nyaman, Xavier duduk di sebelah kaki Ellena dan mulai memijatnya.

Ellena sempat menghindar karena merasa itu kurang pantas dilakukan Xavier. Apalagi mengingat pria itu adalah raja.

"Tidak apa-apa, sayang. Pearl bilang pijatan ini baik untuk ibu hamil. Lagipula membawa beban seberat itu selama berbulan-bulan pasti membuatmu pegal, bukan?"

Ellena terenyuh mendengar perkataan suaminya. Sedikit gengsi untuk mengakuinya, tetapi jika keadaan sedang tidak baik-baik saja, selama Xavier ada disisinya ia akan merasa tenang. Rasa aman yang belum pernah ia dapatkan dari ayahnya kini diberikan oleh sang suami.

Ia sangat beruntung memiliki suami seperti Xavier. Bahkan jika maut memisahkan mereka, Ellena ingin dirinya lah yang pergi duluan. Karena ia tau kalau dirinya tidak akan bisa hidup tanpa Xavier disisinya.

"Sedang memikirkan apa?" Tanya Xavier.

Ellena menggeleng sambil tersenyum tipis.

"Apa kau menginginkan sesuatu? Katakan saja, sayang." Xavier teringat kalau istrinya itu sudah lama tidak mengidam.

"Aku ingin tidur sambil dipeluk olehmu."

"Hanya itu?"

Ellena mengangguk kecil.

Xavier pun berbaring dan membawa Ellena ke dalam pelukannya. "Nanti aku bangunkan saat makan siang." Selama hamil, tubuh Ellena jadi mudah lelah. Xavier pun selalu membiarkannya beristirahat dan membangunkannya saat jam makan telah tiba.

Ellena memeluk Xavier dengan erat sambil mencari kenyamanan di dada pria itu. Tak perlu waktu lama untuk Ellena memasuki alam mimpi karena elusan tangan Xavier di kepalanya membuat wanita itu mudah mengantuk.

Setelah memastikan Ellena sudah tertidur, tangan Xavier beralih mengelus perut wanita itu. Senyumnya mengembang saat mengingat beberapa bulan lagi ia akan resmi dipanggil ayah.

"Jika laki-laki, akan ku beri nama Elliot. Dan jika perempuan, akan ku beri nama Xaviera. Tapi laki-laki atau perempuan itu tidak penting. Karena yang terpenting adalah kau jangan sampai merebut perhatian Ellena dariku."

•••••

Di usia kandungannya yang ke-5 bulan, wajah Ellena terlihat lebih pucat dari biasanya. Yura yang pertama menyadari hal tersebut. Tapi ia tidak ingin berpikiran buruk, karena mungkin Ellena sedang kelelahan.

"Apakah anda menginginkan sesuatu, ratu?" Tanya Yura pada Ellena yang sedang membaca buku di atas kasur. Tubuhnya yang mudah lelah membuat Ellena kesulitan beraktivitas seperti biasanya.

Distopia in the Moonlight (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang