"YANG MULIA!"
bruk
Xavier terjatuh dari kursi. Ia mengerjapkan mata, berusaha beradaptasi dengan sekitar. Hal pertama yang ia lihat adalah Carlos dengan ekspresi julidnya. Tapi saat bertatapan dengan Xavier, ekspresi Carlos langsung kembali biasa.
"Apakah anda bermimpi memeluk guling, Yang Mulia?" Tanya Carlos.
"H-hah?"
"Tadi anda tidur dengan tangan seperti ini." Carlos memeragakan gaya tidur Xavier yang terlihat seperti sedang memeluk sesuatu bahkan mengelusnya sambil terus tersenyum.
Carlos yang merasa ada yang tidak beres dengan Xavier bergegas membangunkannya. Tapi karena suaranya yang terlalu keras membuat Xavier terkejut dan berakhir terjatuh dari kursi.
Xavier berdecak dalam hati.
'Jadi pelukan semalam hanya mimpi?'
"Anda sedang memikirkan apa, Yang Mulia?"
"Dimana Ellena?" Tanya Xavier berusaha bangkit.
"Di ruang makan."
Tanpa mengatakan apapun lagi, Xavier langsung pergi kesana. Carlos yang tadinya hendak mengambil sesuatu di ruang kerja Xavier pun melupakan niat awalnya. Ia bergegas menyusul Xavier.
"Ellena!"
Ellena yang sedang berjongkok di bawah untuk memberi makan Levi pun mendongak sambil tersenyum. "Selamat pagi, tuan tampan."
Xavier membuang muka seraya menggigit pipi bagian dalamnya.
"Ada apa, Xavier?" Tanya Ellena yang kini sudah berdiri di depan pria itu.
"Apa tidurmu nyenyak?"
Ellena mengangguk. "Obatnya benar-benar ampuh."
Xavier mengelus tengkuknya, merasa bimbang ingin bertanya atau tidak.
"A–apa semalam dirimu merasa dipeluk seseorang?"
Siapa tau alam bawah sadar mereka saling terhubung. Jadi yang bermimpi seperti itu bukan hanya Xavier, tapi Ellena juga. Akan sangat menjatuhkan harga dirinya jika Xavier ketahuan bermimpi memeluk Ellena padahal ia sering mengatakan dalam mimpi pun tak pernah berharap pada gadis itu.
Ellena langsung mengangguk.
"Dipeluk siapa?" Tanya Xavier antusias.
"Levi."
Lagi-lagi Xavier berdecak. "Tidak ada gunanya aku bicara denganmu."
Guk guk
Walaupun sedang makan, Levi berhenti sejenak guna menyahuti Xavier. Anak anjing itu seolah membenarkan cibiran ayahnya.
•••••
Hari ini ada acara pembukaan akademi untuk anak-anak di kerajaan Distopia. Sebenarnya sudah banyak sekolah di wilayah tersebut, tapi karena peningkatan angka kelahiran anak selama beberapa tahun terakhir membuat jumlah anak di kerajaan Distopia semakin banyak. Hingga akhirnya dibangun lagi akademi untuk tempat mereka mendapat pendidikan.
Tentunya Xavier datang dalam pembukaan acara tersebut. Mengingat 70% dana pembuatannya menggunakan uang pribadi Xavier dan sisanya uang kerajaan. Tapi tak semua orang mengetahuinya. Bahkan Ellena sendiri tidak tau. Ia hanya menyimpulkan bahwa Xavier datang karena dia adalah raja.
Yaps, Ellena diajak ke acara pembukaan itu oleh Xavier. Sekarang ia sedang sibuk mencari gaun yang cocok untuk dipakai. Bukan karena gaun-gaun itu jelek, tapi ia bingung karena semua gaun-gaun itu sangat bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distopia in the Moonlight (TAMAT)
FantasyTak pernah terbayang di benak Ellena jika ia akan hidup kembali setelah dibunuh oleh suaminya hanya karena menghina selingkuhan pria itu. Ia pun bertekad untuk tidak mengulangi hal yang sama di kehidupan keduanya. Tapi bagai keluar dari kandang hari...