Hubungan Xavier dan Ellena semakin dekat. Ellena yang membutuhkan teman dan Xavier yang memang menginginkan adik sejak dulu merasa saling terhubung satu sama lain. Mereka tak sungkan membagikan keseharian masing-masing.
Walaupun Xavier bercerita mengenai keluarganya, tapi ia belum memberi tau pada Ellena kalau dirinya adalah putra mahkota dari Distopia. Ia takut Ellena juga mengetahui rumor itu dan malah menjauhinya.
"Minggu depan aku ulang tahun." Ucap Xavier pada Ellena yang sedang memakan apel.
"Selamat ulang tahun, Vier."
Xavier terkekeh mendengar Ellena memanggilnya dengan nama yang ia minta.
"Berikan aku hadiah." Ucap Xavier lagi.
"Apa yang Vier mau?"
"Temani aku bermain saja. Itu sudah cukup."
Karena ulang tahunnya kali ini adalah ulang tahun pertama tanpa ibu. Jadi Xavier ingin Ellena menemaninya menghabiskan waktu seharian. Karena hanya saat bersama Ellena lah ia bisa melupakan kesedihannya walau sejenak.
"Permintaan yang mudah."
"Benarkah? Kalau begitu awas saja jika tidak datang."
"Aku tidak pernah terlambat datang kesini."
Xavier tersenyum mengiyakan. Ia berpikir kalau anak kecil adalah orang yang jujur. Jadi gadis itu tak mungkin berbohong.
Hari yang ditunggu-tunggu Xavier pun tiba. Ia datang ke gubuk kecil sambil membawa kue untuk Ellena. Kemarin ia baru saja merayakannya bersama para pekerja di istana, karena ayahnya masih sibuk. Tidak apa-apa, Xavier juga mewajarkannya. Sekarang giliran ia menghabiskan waktu dengan Ellena.
Sore hari telah tiba. Xavier masih menunggu kedatangan Ellena dengan hati meragu. Apakah gadis itu akan datang? Apa dia sedang mempersiapkan kejutan untuknya?
Tapi hingga malam tiba, Ellena tak kunjung datang. Bahkan kue yang Xavier bawa sudah dipenuhi semut.
Xavier terkekeh miris. Sepertinya ia terlalu menaruh harapan pada Ellena. Akhirnya ia pun kembali ke Distopia dengan perasaan kecewa. Namun ia tetap berpikir mungkin saja Ellena lupa atau gadis itu tidak diperbolehkan pergi oleh ayahnya. Karena terakhir kali ia bertemu Ellena, gadis itu mengatakan ayahnya memarahinya karena sering keluar di akhir pekan. Mungkin gadis itu sekarang sedang menjalani hukuman?
Minggu depannya lagi, Xavier tetap datang ke tempat itu. Berharap agar dirinya bisa menemui Ellena. Tapi lagi-lagi orang yang ia tunggu tak juga datang.
Kegiatan itu terus saja ia lakukan selama 2 tahun hingga akhirnya suatu kejadian membuatnya tak lagi pergi kesana.
Ayahnya meninggal karena sakit keras. Xavier menyesal mengabaikan ayahnya dan berpikir kalau pria itu tengah sibuk. Seharusnya ia mengurus sang ayah, tapi ia malah sibuk kabur dari Distopia untuk menemui gadis yang ingkar janji.
Usianya yang saat itu baru menginjak 17 tahun, Xavier sudah dinobatkan menjadi raja. Ia dikenal dengan raja yang sangat menjunjung tinggi kejujuran, disiplin dalam berbagai hal dan tidak akan segan-segan menghukum orang yang melanggar dua aturan tersebut.
Flashback end
Semenjak ia dinobatkan menjadi raja, Xavier tak lagi mencari Ellena. Pria itu bersikap seolah tak pernah mengenal gadis bernama Ellena yang setiap hari mengisi hari-harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distopia in the Moonlight (TAMAT)
FantasiTak pernah terbayang di benak Ellena jika ia akan hidup kembali setelah dibunuh oleh suaminya hanya karena menghina selingkuhan pria itu. Ia pun bertekad untuk tidak mengulangi hal yang sama di kehidupan keduanya. Tapi bagai keluar dari kandang hari...