Episode 46 - Sweet Paintball Battle

27 9 0
                                    

~ Jangankan hanya bendera, seluruh dunia pun akan kuberikan (Zaid) ~

"Ayo turuuun!!" teriak Ave bahagia.

Tanpa menunggu lagi, gadis cantik itu sudah beranjak dari tempat duduknya di dalam bis, meninggalkan Zaid yang baru terbangun dari tidurnya. Dengan girang, Ave merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Akhirnya... mereka benar-benar berlibur. Sebuah resort hotel di Bogor menjadi pilihan akhir para staf.

Satu persatu para karyawan dan staf dua departemen yaitu Creative dan Management juga mulai turun dari bis. Beberapa sibuk membongkar muatan koper dan ransel, yang lain sibuk memeriksa sekeliling hotel bintang empat itu. Setelah itu mereka pun bersama-sama bergerak menuju lobby, dibantu oleh beberapa porter untuk mengangkat barang bawaan. Zaid turun paling akhir. Wajahnya masih tampak mengantuk. Semalam, ia sibuk menyelesaikan beberapa pekerjaan hanya agar bisa berlibur bersama Ave dan para stafnya.

Setelah berbicara sejenak dengan sang Manajer hotel di lobby, Hazmi dibantu Jenny mulai membagikan kunci kamar sesuai dengan nama-nama yang telah diatur sebelumnya. Setelah itu Jenny mulai memberitahu beberapa agenda mereka. Untuk hari ini setelah sampai seluruh peserta bebas menikmati resort dan baru nanti malam mereka berkumpul lagi untuk makan bersama. Esok pagi, setelah sarapan pagi, aneka permainan telah disiapkan pihak hotel. Saat Ave mendengar kalau salah satu permainan yang akan mereka mainkan adalah Paintball. Ia tak bisa menyembunyikan kegembiraannya.

"Asyik! Asyik! Ave jago tau maen tembak-tembakan gitu, Mas!" kata Ave menyombongkan diri pada Zaid saat mereka berjalan beriringan menuju kamar hotel. Kamar Ave tepat di sebelah kamar Zaid.

"Hmmm." Zaid hanya menoleh sekilas. Ia tahu itu, karena itulah ia khusus meminta Hazmi untuk mengadakan permainan itu. Ave memasukkan permainan itu sebagai hobinya dalam CV-nya. Zaid ingin melihat sisi tangguh kekasihnya itu.

"Entar Mas ikut tim Ave aja! Pasti menang deh!"

Zaid menyeringai. "Aku bukan anak kecil kayak kamu, Ve! Kalo mau main, ya main saja. Aku datang ke sini buat istirahat, ngerti kamu?"

"Jeessh, dasar orangtua! Ya udah kalo gak mau ikut seru-seruan. Ave juga tadi nawarin cuma main-main aja kok. For.ma.li.tas. Oke? Huh!"

Zaid hanya menghela napas. Ia makin terbiasa menghadapi ulah Ave yang suka membantah. Seperti kata Zahra, ia harus memperbanyak sabar untuk menghadapi kekasihnya ini.

Sore hari itu, Ave bersama dengan Jenny memilih berenang. Tak lama, beberapa staf juga menyusul mereka. Namun, tanpa disadari Ave, Jenny menghilang bersama Hazmi entah ke mana. Lalu setelah Zaid menyusulnya, Ave pun memilih berhenti berenang.

Malam itu, setelah makan malam bersama seluruh staf, Zaid mengajak Ave ke kamarnya.

"Ih, Mas, ini kan bukan di rumah. Entar ada setan di antara kita gimana?" tanya Ave menggoda saat mereka masuk ke kamar Zaid.

Zaid menoleh. "Ngapain takut? Aku udah biasa ngadepin setan kok."

"Hah, masak? Setan apa coba?"

"Setan cantik namanya Ave," jawab Zaid tersenyum kecil.

"Iiissh," desis Ave dengan bibir manyun. Gadis itu berhenti melangkah.

Melihat wajah Ave, raut wajah Zaid berubah. Sekali jangkauan, ia menarik Ave ke dalam pelukannya. "Maaf, Sayang! Kan hanya becanda sedikit."

"Mas tuh kalo becanda garing deh. Gak lucu. Sebel iya!" tukas Ave, meronta sedikit.

Tapi Zaid sudah menunduk, menekan bibir Ave dengan bibirnya, membuat tangan Ave berhenti bergerak. Perlahan, tangan Ave mulai bekerja sama, memeluk punggung Zaid. Merasa diterima, Zaid memperdalam ciumannya, menikmati aroma kue vanila bercampur susu di mulut Ave. Makanan penutup yang tadi ditolak Zaid dan dihabiskan oleh sang kekasih.

Putri Matahari dan Pangeran Salju (2024)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang