Episode 36 - Ave's Love Wizard

36 11 0
                                    

*~ Sihir terbaik itu adalah... cinta (Ave) ~ *

Ave benar-benar makin tak mengerti pada si Snowy Devil bernama Zaid. Pria itu seperti orang lain sekarang. Rasanya baru kemarin Zaid memarahinya gara-gara masalah pacaran, sekarang malah dia yang terang-terangan memamerkan perasaan.

Padahal Ave mulai menyukai departemen barunya. Tak seperti di departemen lain, departemen ini mengakomodir kebebasan. Lihat saja Michael, pria tampan yang baik hati, berambut gondrong dan selalu memakai sandal jepit. Juga ada Jaka, tapi dipanggil Jack, pria murah senyum yang selalu  rutin membelikannya aneka snack untuk tim-nya.

Ini juga yang disukai Ave. Dia bebas makan apa saja selama bekerja. Bahkan dia bisa mengerjakan tugasnya sambil mengemil di manapun di seluruh area departemen yang memiliki tempat paling luas itu. Tapi tentu saja target pekerjaannya harus selesai. Yang paling penting, ia tak lagi perlu melayani siapapun. Ia hanya perlu bekerja sama dengan baik dengan seluruh anggota tim tiga. Ave sangat beruntung, karena hanya ia satu-satunya perempuan di timnya.

Masalahnya hanya satu. Dan sayangnya itu membuat kaki Ave seperti digantungi batu besar. Para gadis di departemen ini semuanya adalah anggota fan maniak Zaid!!!

Ketika Zaid menuju ruang kerja Pak Bambang, manajer departemen Creative dan Ave kembali ke meja kerjanya, ia bisa merasakan belasan pasang mata sedang menatapnya dengan tidak bersahabat. Tapi yang ia takutkan bukan mereka, namun gadis yang duduk persis di sebelahnya. Leader dari fan base-nya Zaid. Staf administrasi departemen Creative.

Sejak pindah ruang kerja, Alina selalu mencari tahu tentang Zaid. Tadinya Ave ingin sekali membongkar semua kebusukan Zaid untuk membalas dendamnya, tapi saat melihat foto Zaid yang menempel di kubikal Alina, bahkan menjadi wallpaper di monitor PC kerjanya, Ave tahu hal itu terlarang kalau ia masih ingin selamat. Terbukti saat Ave membocorkan makanan favorit dan keluhan asam lambung yang diderita Zaid berhasil membuat Alina selalu baik padanya. Tapi itu sebelum Zaid justru merusak segalanya.

Sekarang, Zaid justru melemparkannya ke sekumpulan buaya betina yang sedang mengamuk!

Makanya Ave merasa harus menjelaskannya.

"Kak Alin, Ave... Ave beneran gak pacaran sama Pak Zaid. Ave hanya kerja di rumahnya," ucap Ave pelan.

Alin tak menjawab. Terus mengetik dan menatap monitornya.

Ave memilih meneruskan penjelasannya. "Pak Zaid butuh tukang masak, dan Ave butuh kerjaan tambahan. Jadi Ave di rumahnya itu kerja sebagai Chef. Kami juga tinggalnya beda kok, Kak. Ave tinggal di paviliun khusus karyawan di rumahnya, gak di dalem rumahnya Pak Zaid. Sumpah!"

Jari jemari Alina berhenti bergerak. Ia menoleh sedikit.

"Ave emang butuh uang banyak, Kak. Makanya terpaksa kerja dobel-dobel. Ave juga tahu diri kok siapa Ave ini. Ave bener-bener cuma niat kerja. Kalo Kak Alin gak percaya, Kak Alin boleh datang ke paviliun Ave."

"Beneran kamu gak pacaran sama Pak Zaid? Terus tadi dia bilang soal makan bareng itu maksudnya apa? Kalau kamu kerja sama Pak Zaid, kenapa makan bersama?"

Ave meneguk liur. Alin memang tak mudah untuk diyakinkan. "Itu... itu karena Pak Zaid yang suruh, Kak. Biar gak mubazir. Dia bilang gak enak kalo saya lihat aja. "

Melihat sepasang mata Ave yang memelas, Alina tahu kalau gadis muda ini tak berbohong. Maka akhirnya ia mengangguk. "Kalau begitu, weekend ini aku ke paviliunmu ya!"

Kepala Ave mengangguk mengiyakan dengan cepat. Senyumnya merekah lebar. Saat ia menoleh ke staf perempuan yang lain, mereka juga sudah menatapnya dengan senyuman. Syukurlah, para buaya betina ini tak segalak bayangannya.

Putri Matahari dan Pangeran Salju (2024)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang