Episode 7 - The Snow Prince and Seven Dwarfs

53 8 2
                                    

~ Pada zaman dahulu, ada seorang Pangeran Salju dengan tujuh kurcacinya ... ~

The Crown...

Nama perusahaan ini sangat unik bagi Ave. Ia langsung menyukainya saat melihat kartu nama yang disodorkan oleh Natty. Tapi masalahnya, ia baru tahu kalau TC memiliki direktur menyebalkan.

Saat keluar dari gedung, bahu Ave merosot turun seperti menggendong tas yang dipenuhi batu. Walaupun di sisi lain ia gembira bisa mendapat pekerjaan. Tapi membayangkan bertemu direktur berwajah tampan tapi dingin itu setiap hari, sungguh berhasil mencabut kegembiraannya itu seketika.

Tadi setelah interview menjengkelkan itu, Ave berkenalan dengan seluruh penghuni ruangan manajemen itu. Enam orang staf yang saat itu sedang bekerja. Lima laki-laki dan satu perempuan. Nanti ditambah dirinya akan ada tujuh orang. Ave tadi mencatat nama mereka satu persatu. Jenny, sang sekretaris. Hazmi, sang asisten sekaligus orang kepercayaan Zaid. Lalu lima staf lainnya yaitu Akbar, Aam, dan Denny. Dirinya adalah staf ke-tujuh, staf magang.

Ketika tangan Ave menelusuri nama-nama itu untuk mengingat-ingat, ia teringat sesuatu. Ada tujuh orang staf... Tujuh... Sementara si direktur bermuka dingin itu, seperti seorang pangeran tampan dengan kelakuan seperti raja yang jahat. Jadi membuat para staf ini lebih mirip... kurcaci? Bedanya bukan putri salju... Tapi pangeran salju!

Senyum Ave tak tertahankan saat mendapatkan kesamaan itu.

Si pangeran salju dan tujuh kurcacinya!

Iya benar! Ini pangeran salju dan tujuh kurcaci. Hahahaha, tawa Ave sambil mulai mencoret-coret buku agenda di depannya.  Oke, besok ia harus tahu ke-enam kurcaci... eh staf-staf itu. Sesama kurcaci harus saling mengenal bukan?

Tapi rencana tinggal rencana...

Begitu tiba di kantor, Ave hanya bisa menyapa singkat dengan keenam staf lainnya termasuk Jenny, sekretaris dan Hazmi, asisten Zaid. Walaupun Zaid memang lebih tampan, tapi Hazmi lebih ramah dan itu menaikkan standar pria tampan di hati Ave. Ave langsung menyukai pria itu.

Ave ditempatkan sebagai tenaga magang sementara yang menangani pekerjaan administrasi internal departemen managemen. Istilah kasarnya, dia hanya menjadi tenaga pembantu. Tapi setelah duduk sekitar sepuluh menit, Ave kemudian paham arti kata 'tenaga pembantu itu'.

"Gadis magang, kamu ngerti bahasa Inggris kan? Biasa ngedit?" tanya Aam tanpa ekspresi. Dengan penuh semangat Ave mengangguk.

Lalu tiga berkas proposal diletakkan Aam ke atas meja. "Ini coba kamu edit lagi. File softcopynya ada di folder F. Tapi kalo bisa kamu edit hardcopy-nya dulu. Kalo bisa kamu selesaikan hari ini yang ini dulu!" kata Aam lagi sambil menunjuk berkas paling tebal.

Ok, pekerjaan pertama. Ave langsung mulai membuka file berkas yang dimaksud Aam itu.

Tapi tak sampai lima menit Hazmi datang terburu-buru.

"Ve, ini kamu fotokopi dulu! Yang ini copy 20 lembar, yang itu 10 ya. Jangan ketuker! Buruan sekarang!" Lalu ia berbalik, tapi baru dua langkah dan saat Ave sudah berdiri, ia kembali lagi. "Then make sure every failed copy have to go to the shredder machine ya! It's important!"  lanjutnya lagi dalam bahasa Inggris.

[A/N: Ind. Dan pastikan setiap copy yang gagal/batal, harus masuk mesin penghancur (kertas)! Ini penting!]

Pasti Hazmi sedang berurusan dengan orang asing, sampai lupa pada siapa ia bicara. Dulu Ave juga sering mengalaminya. Menjadi bilingual kadang membingungkan. Kadang tak sengaja memakai bahasa Indonesia pada orang asing atau malah sebaliknya.

Ave mengangguk dan segera ke ruang fotokopi. Sambil menunggu mesin fotokopi melakukan tugasnya, Ave juga memeriksa berkas dari Aam. Ternyata tidak terlalu sulit. Setelah selesai fotokopi dan memastikan tak ada copy yang tertinggal, Ave menyerahkan pada Hazmi yang masih sibuk menelepon. Seperti dugaan Ave, pria tampan itu sedang berbicara dalam bahasa Inggris. Ia terlihat tampan saat melakukan itu.

Putri Matahari dan Pangeran Salju (2024)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang