Episode 40 - Second (New) Hand Phone

65 16 0
                                    

~ Demi cinta, ponsel lama pun serasa baru (Zaid) ~

Pagi hari, Ave merasa jauh lebih baik dan dengan penuh semangat ia ke dapur. Ia tak lagi melihat Zaid di kamarnya, mungkin semalam ia keluar saat Ave sudah tertidur.

Tapi di dapur, Zaid sudah berdiri di samping meja makan, hampir selesai menyiapkan sarapan.

"Gimana? Mendingan?" tanya Zaid begitu Ave mendekat.

"Kok Bapak yang nyiapin sarapan?" Ave makin yakin sebentar lagi ia akan diberhentikan. Sudah berkali-kali Zaid memilih menyediakan sarapannya sendiri.

Zaid meletakkan piring berisi sandwich yang ia buat lalu menarik tangan Ave, menyuruhnya duduk. "Kamu kan lagi kurang sehat, Ve. Walaupun sudah sehat, tapi gak ada salahnya hari ini saya yang nyiapin dulu. Lagipula ini hanya sandwich aja."

Mulut Ave cemberut. Tapi matanya sibuk meneliti roti lapis di depannya. Ini jelas-jelas bukan buatan seseorang yang sekadar menyediakan sarapan. Ada fillet ayam di balik lapisan itu.

"Bapak bisa masak kan?" tebak Ave usai memakan segigit.

Zaid yang sudah duduk di depan Ave hanya mengangguk-angguk. "Tentu saja. Hanya saya gak punya waktu untuk memasak. Sibuk."

"Kenapa gak ngasih tau Ave? Kalo tau kan Ave gak perlu blingsatan pulang tiap hari," keluh Ave.

Zaid tertawa. "Itu kan memang tugasmu."

"Terus sekarang kenapa mau masak?" selidik Ave.

"Karena saya mau nunjukin kalo saya juga calon suami yang ideal," jawab Zaid lugas. Mulut Ave langsung monyong usai mendengarnya.

Lalu keduanya sama-sama menghabiskan sarapan dalam diam. Saat Ave berdiri membereskan meja makan, Zaid menghilang ke ruang kerjanya. Ia kembali ketika Ave selesai mencuci piring.

"Ve, ini hape bekas saya. Kamu pake ini aja," kata Zaid sambil menyodorkan sebuah ponsel.

Sepintas, ponsel itu mirip dengan ponsel milik Zaid. Ave meraihnya, memeriksanya. Benar. Mirip sekali.

"Loh ini bukannya punya Bapak?" tanya Ave lagi.

Zaid mengangkat bahu. "Kan tadi saya bilang hape bekas saya, Ve. Saya udah beli yang baru."

"Terus hape Bapak yang baru mana?"selidik Ave.

Dengan tenang Zaid mengeluarkan ponselnya. Ponsel yang sama persis dengan ponsel yang ada di tangan Ave. Kontan Ave tertawa. "Aduuh, Pak! Orang-orang itu kalo ganti hape tuh sama yang speknya lebih bagus. Ini mah sama aja kale. Ketahuan yak sebenarnya pengen beliin Ave yang baru? Ya kan? Ya kan?"

Mata Zaid menyipit. "Kan kamu gak mau saya belikan. Makanya saya beli baru, kamu pake yang lama."

Ave tertawa lagi. "Bukannya Ave gak mau, Pak. Entar malah dipotong gaji aja. Males dah! Mending gak usah deh."

"Yang mau potong gaji kamu siapa?" Kening Zaid berkerut. Ia sedikit kesal. Gadis ini sering memikirkan hal-hal yang di luar bayangannya.

"Jadi gak bakal dipotong gaji nih? Ini gratis?" tanya Ave dengan mata sedikit terbelalak.

"Iya, gratis, " ucap Zaid dengan wajah datar.

"Beneran nih? Ave rekam nih pernyataan Bapak." Ave mengacungkan ponsel yang baru saja diberikan Zaid padanya.

Zaid menyeringai. "Kamu mau saya tanda tangan surat pernyataan di atas materai sekalian biar yakin saya gak bohong?"

"Berarti kalau gitu ini gak dibalikin lagi kan?" tanya Ave masih tak percaya.

Putri Matahari dan Pangeran Salju (2024)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang