Glacier

63 14 11
                                    

Aku melihat ponsel ku yang baru saja Halilintar kasih. Katanya kasihan pada ku karena harus beli ponsel lagi. Cih, dia itu memang menyebalkan. Kalau aku aja punya jin pengabul permintaan, aku bakal minta buat musnahin Halilintar dari hidup ini.

Aku melihat jam yang masih menunjukkan angka 8 pagi. Aku juga sudah diperbolehkan untuk tinggal bersama Ayah oleh Bunda. Om Nova juga menginap di sini setelah mengantarkan Om Blizzard ke tempat rehabilitasi.

Omong-omong tentang Om Blizzard, pria itu dikenakan hukuman penjara selama 20 tahun dikarenakan kesaksiannya tentang kematian Ayahnya yang dijadikan pertimbangan. Lalu Om Nova juga mengajukan rehabilitasi untuk Adiknya itu.

Aku duduk di kasir toko kue ku. Melihat seisi toko kue ku yang selama ini lepas dari penjagaan ku. "Permisi?" panggil seseorang pada ku. Aku melebarkan mata ku melihatnya. Padahal di kasir ada yang berjaga. "Ya?" jawab ku. Orang itu tersenyum sejenak.

"Boleh beli —"

"Tunggu, kau mirip dengan Frostfire," celetuk ku heboh. Aku melihatnya seteliti mungkin. Mata biru padu coklatnya. Wajahnya yang tegas mirip dengan Frostfire. Orang itu diam sejenak lalu menggeleng. "Saya bukan Frostfire."

"Tapi wajah mu persis seperti Frostfire di MAGE5TY," bantah ku. Orang itu tersenyum tipis. Dia menggeleng lagi. "Saya bukan Frostfire. Kenalkan saya, Glacier. Di sini saya ingin beli roti untuk orang tua saya."

Glacier. Aku pernah mendengarnya dari Gempa. Aku mendelik. Napas ku sempat terhenti beberapa detik menatap orang di hadapan ku tidak percaya. "Glacier? Baiklah. Kenalkan aku Taufan. Kau ingin beli roti apa?" Aku tersenyum seramah mungkin seperti yang biasanya aku lakukan kepada pelanggan.

"Saya mau beli roti Koing, ada? Oh, juga Pretzel." Aku mengangguk. Segala macam kue dan roti di sini ada. Aku memberikannya roti sesuai dengan pesanannya.

Roti Koing ini dikenal dengan rasanya yang tawar karena tidak diolah dengan gula. Benar-benar hambar. Juga Pretzel yang melambangkan keberuntungan. Ini membuat ku berpikir. Jika kedua roti ini disatukan akan mendapatkan arti keberuntungan yang hambar? Itu sebenarnya cuma pikiran liar ku saja.

"Aku sempat pikir kau adalah kembaran Frostfire tadi." Aku terkekeh kecil. Glacier sendiri tersenyum kecil menanggapi ku. "Apa kau tau rumah sakit di dekat sini?" tanyanya mengalihkan percakapan. Aku mengangguk. Tentu saja ada.

"Kau ingin ke rumah sakit?" tanya ku sembari memberikan pesanannya. Orang itu mengangguk. "Oh, rumah sakit ada di dekat sini. Kau hanya perlu pesan taxi lalu katakan ingin pergi ke rumah sakit di dekat sini. 15 menit naik mobil dari sini." Orang itu mengangguk.

"Saya baru tau daerah sini. Ini saya ingin ke rumah sakit di dekat sini untuk menjenguk orang tua saya," katanya sembari menunjukkan totebag yang aku berikan tadi. Aku mengangguk mengerti lantas tersenyum.

"Kau tau, Pretzel itu melambangkan keberuntungan. Dan roti Koing itu begitu hambar. Kalau disatukan, itu akan menjadi keberuntungan yang hambar." Aku terkekeh kecil saat memberitahunya. Orang itu tersenyum hambar. "Ya. Sepertinya kau tau banyak tentang lambang masing-masing roti ini. Dan memang benar." Orang tersebut terkekeh kecil.

Aku terdiam mendengarnya. "Selama ini, keberuntungan yang orang tua ku rasakan begitu hambar. Karena itu aku akan memberikannya ini," lanjutnya. Aku tercenung mendengarnya. Glacier benar-benar penuh misteri.

"Kalau begitu saya pergi dulu, permisi." Glacier berpamitan. Aku mengangguk kaku. Senyumannya, aku seperti sedang melihat seseorang.

"Kak?" panggil Gempa yang baru saja datang dari ruangan ku. Menginterupsi ku yang tengah melamun. "Ya, Gempa?" tanya ku menjawab panggilan Gempa.

TAUFAN?! : New Adventure [Tamat] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang