Surat

99 13 0
                                    

Aku berjalan cepat masuk ke dalam pekarangan rumah. Sepi. Ais dan Blaze pergi kerja. Duri dan Solar yang sekarang tengah ospek. Hali dan ayah Gempa tidak ada di rumah.

"Rumah suram amat. Tidak pernah berubah," ketus ku. Aku menghubungi Blaze dan Ais menyuruhnya untuk pulang. Untung saja mereka tidak semengesalkan Hali yang beralasan sibuk.

Gempa pergi ke dapur membuatkan ku secangkir teh hangat. Aku memijat kepala ku pusing. Pusing memikirkan tentang ini. Bahasa Thailand?

"I'm home!" Suara itu begitu nyaring terdengar di telinga ku. Gempa memarahi orang yang berteriak begitu nyaring membuat telinga ku berdenging. Itu Blaze.

"Jangan teriak! Sekarang ada masalah penting. Kak Taufan lagi pusing!" tegur Gempa. Blaze mengangguk. Melihat ku yang sedang duduk di sofa dengan wajah tertekuk.

"Akhirnya datang juga ke rumah. Kau kenapa?" tanya Blaze yang tiba-tiba perhatian. Bisa dirasakan di sebelah ku ada orang yang tiba-tiba mengusap pundak ku. Itu Ais.

Aku menggeleng lemas. "Tunggu Hali sama Ayah," jawab ku yang lelah. Aku tidak ingin membahas ini dua kali. Perasaan ku kalut. Aku tidak ingin sampai kelewatan batas kepada mereka hanya karena emosi.

"Heh! Bagaimana bisa kau ada di sini?" Itu suara Solar. Aku menoleh melihat dari arah pintu. Duri tersenyum pada ku, masuk tanpa mengurusi orang yang berada di belakangnya. Lalu di belakang Duri ada Solar, yang sepertinya tengah terkejut akan kehadiran seseorang. Itu Sori.

"Hehe, tadi aku lihat kalian pulang. Karena penasaran, jadi aku sekalian mampir," ucapnya. Aku menggeleng maklum.

"Memangnya mereka sudah selesai ospek?" Aku menatap Blaze yang hanya tersenyum sembari mengangguk. Matanya fokus dengan ponselnya. Aku melirik ponsel di tangan Blaze yang isinya terdapat banyak foto orang asing.

"Siapa dia?"

"Frostfire," jawab Ais malas. Pasalnya Blaze tidak menjawab sama sekali. "Hah?" Aku mengalihkan pandangan ku pada Ais yang duduk di samping kanan ku.

"Hm, biasnya."

"Bias? Maksudnya?" Otak ku belum saja selesai memikirkan tentang hilangnya Bunda, lagi-lagi disuruh mikir.

"Itu loh, Kak, anggota boyband MAGE5TY," sahut Gempa. Sedetik kemudian aku langsung mendelik kaget. Mengguncang-guncang tubuh Blaze sampai membuat anak itu oleng.

"Pelan-pelan, oy! Kepala ku pusing!" Blaze berseru kencang kala tubuhnya ku guncang. Aku menatap tajam Blaze yang tengah menutup matanya. Rasanya seperti bumi bergoncang jika aku ada di keadaan seperti itu.

"Kau ingat, kan, kata Pak Biologi? Kalau orang jantan sudah kagum pada sesama pejantan, itu patut dipertanyakan!" seru ku tidak terima. Blaze Mengernyitkan dahi tidak terima.

"Kau kira aku belok, hah?" Blaze mendelik kesal. "Lagian kau tiba-tiba jadi fanboy! Padahal dulu kau adalah heaters berat mereka!" sergah ku. Blaze terdiam sejenak seperti terpergok sesuatu.

"Itu dulu. Aku kagum sama mereka dari lagu-lagunya! Juga Frostfire ini punya banyak kesamaan sama aku. Bukan berarti aku suka dalam artian lain dengan mereka!" sanggahnya yang entah mendapatkan kalimat dari mana. "Heh, tiba-tiba suka sama lagu mereka? Itu datang dari mana?" tanya ku yang sudah mulai agak tenang walaupun tetap ragu.

"Haih, itu loh, coba dengarkan lagunya mereka. Itu lagu semacam pop rock! Kaya yang satu itu, apa dah judulnya? Oh, "Main Villain" terus ada lagi judulnya "Trianggle Dark" terus album baru mereka yang baru keluar bulan Mei lalu, judulnya "Psycopatic" lagu mereka itu bagus banget asal kau tau. Terus beritanya mereka bakal rilis album baru akhir bulan nanti. Dan bakal ngadain konser lagi di Indonesia setelah konser di Korea. Cuma aku memang bilang ngebiasin Frostfire karena biar aku tuh bisa terinspirasi buat jadi lebih keren dari dia!" oceh Blaze menjelaskan lebih detail. Aku terdiam. Ternyata itu alasannya.

TAUFAN?! : New Adventure [Tamat] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang