Batin

86 18 39
                                    

"ARKHH!" Petir berteriak kencang saat tangannya terkena gores akibat bambu kecil yang sengaja di gesekkan ke tangannya. Rasanya lebih sakit dibandingkan dipukuli oleh belakang mata kapak. Matanya tertutup rapat tidak dapat lagi menahan diri untuk membuka mata.

Frostfire berlari kabur saat melihat tumbuhan merambat meliliti tubuh Petir. Tapi sayang, dia terlambat. Tubuh miliknya ikut terlilit tumbuhan merambat itu dengan kuat. Untung saja tumbuhan merambat itu tidak ada durinya.

"Kau mau lari ke mana lagi setelah ini, Frostfire?" tanya Rimba dengan suara mengintimidasinya. Satu panah mengarah ke tembok besar di sekitar Frostfire. Frostfire tidak bisa lari lagi.

"Lepaskan aku!" teriak Frostfire berusaha memberontak. Tapi bukannya terlepas, tumbuhan merambat itu justru melilit Frostfire semakin kuat.

Di sisi lain Blaze datang menatap tajam Frostfire. Tubuhnya sigap menggendong Petir. Ais sendiri meraih Taufan menahan pendarahan di kepala Taufan. "Cepat Om! Anak Om sekarat!" seru Ais kepada Beliung yang baru saja selesai menelfon ambulans.

Rimba membungkus Frostfire dari kaki dan tangannya lalu membawanya pergi. "Frostfire urusan ku. Kalian bawa Petir dan Taufan ke rumah sakit," ucap Rimba sebelum menghilang sepenuhnya dari pandangan.

Beliung menggendong Taufan, di belakang Ais menahan pendarahan di kepala sahabatnya. Melihat Taufan sekarat membuat mereka semua begitu sedih. Ini benar-benar menggenaskan. Tak lama akhirnya ambulans datang memberi pertolongan pertama kepada Petir dan Taufan sebelum sampai ke rumah sakit.

Blaze dan Ais panik sendiri. Pikiran mereka tidak rasional. Berdo'a dalam hati semoga Taufan dan Petir bisa diselamatkan.

Sesampainya di rumah sakit, Taufan langsung ditangani. Di depan ruang operasi, Blaze mondar-mandir panik. Ini pasti karena dia yang telat pergi ke Amerika.

Blaze menoleh saat melihat Kuputeri, Hangkasa, dan Halilintar berlari panik. "Gimana keadaan anak ku?" tanya Kuputeri yang sudah merancau tidak jelas. Blaze diam. Bibirnya mendadak kelu untuk menjawab. Operasi masih belum selesai membuat semuanya masih menyimpan paniknya.

"Puteri, tenang!" ujar Hangkasa berusaha menenangkan. "Gimana aku bisa tenang, Kasa! Anak ku dalam bahaya! Di dalam ada anak ku!" seru Kuputeri panik. Kalau begini pasti akan susah membuat Kuputeri tenang. Terlebih lagi Kuputeri adalah pengidap Bipolar membuatnya kuwalahan.

"Taufan baik-baik aja, Put. Percaya pada ku, oke?"

Beliung menatap getir kepada Kuputeri. Pasti susah sekali berusaha menahan penyakitnya sendiri terlebih saat melihat anaknya dalam keadaan sekarat. Beliung juga merasa sakit. Dunianya seakan akan menghilang jika sampai Taufan tidak bisa diselamatkan. Wajah tenangnya hanya sampul, sedangkan dalam hatinya sudah ricuh tak karuan.

Kalau Blaze menunggu Taufan, maka Ais menunggu Petir. Petir juga tidak kalah mengenaskan. Tangannya digores begitu dalam hingga nadinya hampir terputus. Tubuhnya penuh lebam dan luka gores. Untungnya Petir bisa ditangani dengan baik. Napasnya sudah kembali stabil. Tubuhnya sudah diobati. Sekarang hanya perlu menunggu anak itu sadar.

Ais berada di ruangan Petir, tapi pikirannya berkelana begitu jauh. Bayang-bayang Taufan tidak bisa diselamatkan membuatnya risih hingga tidak bisa tidur dengan tenang.

Kemana Frostfire dibawa pergi oleh Rimba? Tidak mungkin dibiarkan berkelana begitu bebas, kan?

Rasanya Ais sudah membebani Taufan begitu berat. Selama ini Taufan selalu berusaha untuk masa depannya dan saudaranya padahal dirinya sendiri seumuran Ais dan Blaze yang masih perlu diperhatikan masa depannya. Sejauh itu kebaikan Taufan padanya. Tidak mungkin Taufan menjadi penjahat seperti yang dikabarkan di berita-berita saat ini.

TAUFAN?! : New Adventure [Tamat] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang