Bonchap 1 : About You

61 13 13
                                    

It's time to Blaze's pov

Aku duduk menyilangkan kaki ku melihat pesta ulang tahun kecil-kecilan yang Taufan buat untuk ulang tahun Gempa.

Melihat Taufan yang tertawa bahagia. Tanpa sadar aku begitu larut menatapnya. Ada segelintir perasaan senang saat melihat Taufan tersenyum bahagia. Sangking larutnya menatap wajah bahagianya, aku baru sadar kalau Taufan tersenyum pada ku. Sudut bibir ku terangkat melihatnya.

Taufan, orang yang sedari aku dan Ais berumur 7 tahun, dia yang mengajak ku besar bersama tanpa peran Ayah dan Ibu ku. Hingga kini, aku bisa berdiri sejajar di sampingnya. Melihat bagaimana dirinya menghadapi kerasnya dunia sendirian.

Walaupun begitu, dia masih mampu tersenyum pada ku padahal aku sudah menyakitinya berkali-kali.

Aku jadi mengalami nostalgia. Saat di mana kami menginjak umur 7 tahun. Aku baru saja berulang tahun. Tapi hari ulang tahun ku dan Ais tidak ada seorang pun yang merayakan. Ulang tahun kami dirayakan jika ada Kira'na di rumah. Tapi kali ini, Kira'na baru saja pergi dari rumah semalam dengan Ibu ku setelah paginya baru keluar dari pengadilan agama.

Kira'na adalah saudari kembar ku dan Ais. Setidaknya begitu yang Ibu ku katakan saat aku bertanya tentangnya. Tapi bukan berarti aku tidak mengerti dengan apa yang mereka—Ayah dan Ibuku—debatkan.

"Duri! Solar! Ayo ngomong errr!" seru ku mengajari mereka berdua berbicara. Duri memeletkan lidahnya susah payah untuk mengucapkan huruf R. Sedangkan Solar memuncratkan ludahnya saat mencoba mengucapkan huruf R.

"Ihh! Ayo coba lagi! Errr, gitu!" seru ku sembari terkekeh kecil melihat mereka. Ais sendiri tengah belajar menulis bahasa Thailand dengan Om Blizzard di kamarnya. Kasihan sekali anak itu sampai sekarang tidak bisa menulis dengan benar. Tulisannya seperti ular, meliuk-liuk tak tentu arah membuat Om Blizzard geram.

Aku terkikik mengelitik pinggang Duri dan Solar. Tawa mereka adalah hiburan ku. Sampai akhirnya suara teriakan Ayah terdengar di telinga ku. Kamar Duri dan juga Solar berhadap-hadapan dengan kamar Ayah dan Ibu. Di sebelah kamar mereka adalah kamar Kira'na yang setelahnya dijadikan kamar milik Solar saat Solar besar.

"Kau pikir aku tidak tahu Kira'na adalah anaknya Kul'dar? Jangan kira aku bisa dibodohi hanya karena Blaze, Ais dan Kira'na lahir bersamaan di rumah sakit itu?" bentak Ayah dibalik kamar. Aku menatap Duri dan Solar yang tengah terkikik senang itu lantas aku memberikan mereka susu yang sudah aku racik sebelum bermain dengan mereka.

Aku mendekat ke kamar Ayah dan Ibu ku untuk menguping. Baru kali ini perdebatan mereka mengagetkan ku. Baru kali ini Ayah membahas tentang Kira'na. Untung saja Kira'na tengah berada di dapur karena baru bangun untuk sarapan.

"Ya! Aku akui Kira'na bukan anak mu! Tapi dia bukan anak hasil perselingkuhan! Cukup Duri dan Solar yang kau anggap anak hasil perselingkuhan, jangan Kira juga! Anak itu adalah anak kandung Kakak ku dan istrinya!" Seruan Ibu terdengar. Setelahnya perdebatan terakhir itu mereka memilih untuk bercerai pagi itu juga.

Ayah dan Ibu ku baru saja cerai. Aku sangat-sangat sakit mengingatnya. Tapi di satu sisi aku merasa lega. Akhirnya rumah tangga serasa neraka yang ku rasakan sudah berakhir.

Namun kini, masalah lain muncul. Beberapa hari sejak Ayah dan Ibu ku cerai, aku mengusak rambut ku frustasi. Bahan makanan di rumah sudah habis. Aku tidak punya uang. Ayah dan Om Blizzard pergi meninggalkan kami tanpa sepersen pun uang sejak perceraiannya Ayah dengan Ibu.

"Ais," panggil ku pada saudara kembar ku yang berbeda beberapa menit itu. Ais menatap ku dengan tatapan bertanya. Aku menunjukkan setiap sisi rumah yang kosong tidak ada bahan pangan apapun. "Bagaimana ini?" tanya ku.

TAUFAN?! : New Adventure [Tamat] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang