Kulineran

70 11 6
                                    

Hal yang kulihat pertama kali saat membuka mata saat bangun tidur adalah sudut kamar hotel. Aku menggerakkan tubuh ku yang tidak bergerak semalaman akibat Blaze yang tidur sembari memelukku. Berbeda dengan Hali yang sekali tidur tidak bergerak ke kanan dan ke kiri.

Aku perlahan menyingkirkan tangan Blaze untuk pergi ke kemar mandi. Mencuci wajah serta sikat gigi. Setelah itu aku keluar dari kamar mandi. Berniat untuk melanjutkan mencari tau tentang Bunda lebih lanjut.

Dapat ku dengar suara Halilintar yang terdengar serak. "Pergilah ke keluar. Kau dan Blaze bisa berjalan-jalan hari ini," kata Hali menginterupsi pergerakan ku. Aku terdiam sejenak. Jalan-jalan?

"Tidak lanjut cari Bunda? Masih ada setengah negara lagi. Di bagian Chiang mai juga belum kita telusuri," tanya ku sembari menatap Hali yang masih dalam posisi tidurnya. Dia berdehem. "Hm, aku merubah rencana ku. Kita akan pulang ke Indonesia sore ini." Aku mengerjapkan mata ku. Yang benar saja?

"Kenapa?"

"Apa semua harus dipertanyakan, huh?" Hali membuka matanya. Ia menatap ku dengan tatapan orang baru bangun tidur. Tak lama ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Aku melihat Blaze yang tidur dengan tidak elit. Aku mengguncang tubuh anak itu dengan kuat berusaha membangunkannya. Seperti biasa dia malah bergumam kalau Ais yang membangunkannya.

"Lima menit lagi, Ais," katanya mengigau.

Aku berkacak pinggang melihatnya. Menarik tangan Blaze untuk duduk. Perlahan aku menariknya untuk berdiri, menuntunnya pergi ke kamar mandi. Pas sekali Halilintar sudah keluar dari sana. Aku menuntun Blaze sampai di Bathup.

Ya, kamar mandi di hotel ini terdapat bathupnya. Aku meletakkan Blaze di dalam sana. Lantas menghidupkan shower di dalam kamar mandi. Sebelum itu aku merenggangkan tubuh ku. Badan Blaze begitu berat.

Setelah shower dihidupkan, aku berlari kecil keluar kamar mandi. Menutupnya lalu tertawa sepelan mungkin. Dalam hitungan kelima aku dapat mendengar suara teriakan Blaze dari dalam.

"TAUFAN QAULLION BIN JAMET JALALUDIN! BWANGCAT! TELINGA KU KEMASUKAN AIR!" Teriak Blaze membuat ku tertawa terbahak-bahak. Dapat ku dengar Blaze sudah mengumpati ku dengan segala macam kata.

"Tidak boleh mengumpat ya, Adik-Adik! Dosaa!" ucap ku di sela-sela pintu yang terbuka membuat Blaze mencipratkan air pada ku. Untung aku sigap menutup pintu kamar mandi kembali.

Hali melihat itu menggeleng sembari bersidekap dada. "Anak orang itu, Fan," katanya membuat ku kembali terkekeh kecil.

Salah satu pelayan datang memberikan senampan makanan untuk sarapan kepada Hali. Membawanya menuju balkon hotel sembari duduk bersantai menikmati semilir angin sejuk yang menenangkan.

 Membawanya menuju balkon hotel sembari duduk bersantai menikmati semilir angin sejuk yang menenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menatapnya penuh binar. Sarapan pagi di hotel adalah yang terbaik. Halilintar sesekali menyuapi ku yang tampak menginginkan makanannya. Aku mendelik saat ia akan menyuapi ku. "Aku bukan anak bayi lagi!"

TAUFAN?! : New Adventure [Tamat] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang