2. Become a dream wife

19K 1.5K 21
                                    

•>•>•>•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•>•>•>•


Usapan lembut yang Ia rasakan di wajahnya membuat Pria itu terganggu dari tidur nyenyak nya, perlahan matanya mengerjab, menyesuaikan cahaya yang masuk pada retina matanya.

Sesaat pandangannya jelas, Ia mendapati Gadis bersurai kecoklatan indah memandanginya dengan sepasang netra hijau zamrud nya.

Gibson meringis, sepertinya Ia masih berada di alam mimpinya.

"Tuan, aku sudah menyiapkan sarapan pagi untukmu."

Suara lembut yang mengalun di telinganya menyadarkan Ia, Gibson reflek saja beranjak dari posisi berbaring nya.

Wajahnya seketika memerah mendapati pemandangan didepannya, Marie tersenyum lembut padanya dengan balutan Gaun berwarna peach segar dan riasan lembut yang semakin mempercantik parasnya.

Ia tau betul Marie pasti berniat membujuknya untuk mengizinkannya keluar dari kediaman Apollo untuk menemui Cedric di kediaman Dimitri.

Huh, memangnya kapan Marie mau berpenampilan menarik untuknya? Ingin sekali, Gibson menyerang membabi-buta Kediaman Dimitri terutama Cedric, Pria itu dengan mudah merampas hati Istrinya hanya dalam waktu beberapa Minggu saja tanpa bersusah-payah.

Ekspresi Gibson menjadi datar. "Aku tidak berselera."

Marie terkejut mendengar nya. Sontak saja punggung tangan nya menyentuh kening Gibson, membuat tubuh Pria itu menegang seketika.

Gibson memperhatikan bagaimana Marie menyentuh keningnya sendiri untuk membandingkan suhu tubuhnya sendiri dengan suhu tubuh Gibson.

"Tidak demam." Ujarnya begitu yakin suhu tubuh Gibson dalam keadaan normal.

"Apa maksudmu?"

Marie menurunkan tangannya. "Bukannya tadi Tuan bilang 'tidak berselera makan' jadi aku pikir, Tuan sedang sakit."

Gibson skeptis mendengarnya. Mendengus dingin, "Aku tidak sakit." Berniat beranjak dari sofa untuk membersikan diri, Marie buru-buru mencegahnya.

"Kalau begitu, Tuan harus makan." Marie menatapnya dengan ekspresi khawatir.

Tatapan tajam itu jatuh pada tangan Marie yang mencengkeram lengannya, jantungnya berpacu begitu sentuhan lembut Marie menyentuh lengannya yang kasar dan berurat akibat terlalu sering terkena sabetan pedang musuh.

Sadar akan perbuatannya, Marie melepaskan cengkeramannya dari lengan kokoh Gibson. "Em, maaf.."

Gibson menghela nafas. "Hm." Balas nya dengan gumaman seadanya.

Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Pria itu melangkah lebar menuju tempat pemandian yang dibuat khusus berada di kamar Utama.

Marie menunduk, sulit sekali membuat Gibson mempercayainya lagi. Mau bagaimana lagi, ini memang salahnya. Jika Marie yang berada di posisi Gibson pun mana mungkin Ia tetap mempertahankan Orang sepertinya.

A VILLAIN'S SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang