4. The naughty wife

18.6K 1.3K 2
                                    

•>•>•>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•>•>•>



Pintu kayu berkualitas tinggi itu di ketuk dengan sangat pelan. Karena tidak mendapat jawaban, Marie mulai mengetuk kembali dengan sedikit bertenaga tapi itu malah membuat pintu yang dalam kondisi tidak terkunci itu terbuka dengan sendirinya.

"Eh?" Gumam Marie kebingungan.

Aroma maskulin yang bercampur asap rokok tercium jelas dari ruangan itu. Perlahan, Marie membuka pintunya lebih lebar.

Hingga Ia dapat seisi ruangan itu dengan lebih jelas, kursi dan meja dengan banyaknya berkas-berkas berserakan dan kertas raksasa bergambar.

Rak kayu berisi banyaknya buku-buku tebal. Ruangan itu minim pencahayaan, hanya beberapa lilin kecil yang menjadi pencahayaannya serta cahaya bulan yang berasal dari jendela yang sengaja di buka.

Sepasang amerland nya berkedip beberapa kali menemukan sosok Pria tampan terlelap dengan posisi terduduk, bias cahaya rembulan yang lembut jatuh di wajah serta surai emasnya yang tidak kalah indah dari cahaya bulan itu sendiri.

"Bagaimana dia masih terlihat tampan saat tertidur?" Lirihnya yang hanya di dengar olehnya sendiri.

Perlahan Marie memberanikan diri untuk mendekat tanpa meninggalkan suara, bahkan Ia meninggalkan troli makanan yang di dorong nya begitu saja.

Marie kagum dengan setiap detail ketika sang Hyang menciptakan Pria di depannya ini. Dia bak Matahari yang menawan siapapun yang melihatnya, kehebatannya dalam berperang dan pengabdiannya pada Negeri tempat Ia dilahirkan.

Ia sekarang benar-benar mempertanyakan, kenapa Pria sesempurna Gibson bisa jatuh hati pada Gadis rendahan sepertinya?

Tangan Marie terangkat dengan sendirinya, menyentuh surai keemasan yang menjadi ciri khas dari seorang Apollo.

Halus. Seperti helaian sutra yang lembut tanpa celah, Marie secara tidak sadar membelainya. Seolah terpesona dengan keindahan yang ditawarkan, Marie menjadi senang berlama-lama bermain-main dengan surai pirang itu.

Ia sampai tidak sadar kalau kelopak mata yang awalnya terpejam itu perlahan terbuka menampilkan tatapan tajamnya yang khas.

Hap!

Pergelangan tangannya di tangkap, menghentikan gerakannya memainkan surai blonde itu.

"Sedang apa kau?" Suara berat itu menjadi semakin serak, hal wajar dimiliki seseorang ketika baru saja bangun dari tidur.

Mata bulat itu melebar, terkejut. Marie tersenyum canggung, merasa tertangkap basah. "T-tuan, sudah bangun?"

"Kau masih bertanya." Suara bernada sarkasme itu membuat Marie semakin merasa terpojok.

"Em.. Maaf, Tuan." Marie menunduk.

Gibson melepas cengkraman nya pada pergelangan tangan Marie. "Untuk apa?"

A VILLAIN'S SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang