•>•>•>•
Pria itu tersenyum di balik topengnya, menatap Wanita bersurai kecoklatan yang sibuk memilih berbagai jenis benang yang akan digunakannya untuk menyulam.
Wanita itu memang berada di dekatnya, namun Ia sadar kini dia terasa sangat jauh darinya. Gibson sadar kesalahannya terlalu fatal untuk di maafkan dan Ia tidak akan berharap lebih untuk bisa kembali bersamanya. Marie pantas mendapatkan Pria yang jauh lebih baik darinya.
Meski kenyataan itu membuatnya hancur, namun Gibson akan berusaha untuk tetap berada di sisinya dan menjaganya tanpa Wanita itu tahu.
"Lady, biar saya saja yang membawanya." Ujar Sergio yang sebenarnya Gibson, menghampiri Marie dan dengan cekatan mengambil alih semua belanjaannya.
"Tapi sepertinya itu banyak. Kau tidak kerepotan membawanya?" Tanya Marie menatap Sergio yang membawakan semuanya dengan ke dua tangan yang penuh.
"Tidak, Lady." Jawabnya cepat.
"Baiklah.. "
Marie berjalan terlebih dahulu diikuti Sergio di belakangnya. Wanita dengan payungnya itu tampak mengundang banyak tatapan dari sekitarnya, perutnya yang mulai terlihat membesar sama sekali tidak mengurangi pesonanya.
Sedangkan Pria besar dan kekar yang tidak lain adalah Sergio, dengan setia berjalan di belakangnya. Tubuh Marie jadi terlihat lebih mungil jika di bandingkan dengan postur tubuh Pria itu.
Mereka berjalan di sekitar jalanan Ibu Kota Forresaina yang damai dengan hiruk-pikuk rakyatnya yang sibuk berlalu lalang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
Netra kelamnya selalu mengawasi Wanita di depannya, seakan jika Ia berkedip sekali saja Wanita itu akan lenyap dari pandangannya.
Tiba-tiba saja sebuah Kereta Kuda berhenti tepat di hadapan mereka. Seorang Pria turun dari Kereta Kuda itu, tanpa di undang langsung saja menghampiri Marie.
"Your Highness, kita bertemu lagi." Ujar nya tanpa aba-aba mengecup punggung tangan Marie yang terbalut sarung tangan.
Melihat pemandangan menyakitkan itu, Sergio mengepalkan tangannya menahan diri. Pandangannya tidak teralihkan sedikit pun dari ke duanya, mengawasinya dengan pandangan tajam.
"Oh, Tuan Count Gerald. Senang bertemu dengan anda." Marie tersenyum paksa, menarik kembali tangannya dari jangkauan Pria itu.
Melirik sekilas Pria yang berdiri di belakang Marie lalu kembali menatap Wanita itu. "Anda baru saja berbelanja?"
Marie mengangguk. "Ya, saya membeli beberapa jenis benang dan alat sulam."
"Anda tidak membawa Kereta Kuda?" Tanya Gerald heran.
Marie tersenyum. "Saya ingin berjalan-jalan kaki, lagipula ini tidak jauh."
"Kalau begitu, maukah Lady naik ke Kereta Kuda saya? Kebetulan saya akan pergi ke Istana untuk memenuhi undangan King Louis." Ucap Gerald.
KAMU SEDANG MEMBACA
A VILLAIN'S SECRET
FantasyMarie Lucianne mati di tangan Suaminya sendiri, namun bukannya pergi ke alam baka Ia justru kembali terbangun di beberapa bulan setelah Pernikahan mereka. ~~~ Atas semua kejahatan yang telah Ia lakukan, Marie di vonis hukuman mati dengan Gibson yan...